![]() |
| Click it! |
Siang ini,
berbeda dari biasanya, Reno berjalan-jalan berkeliling sepulang sekolah. Tetapi
seperti biasa, tetap dengan ditemani oleh kamera usangnya. Dan seperti biasanya
juga, jepret sana jepret sini, tak tahu untuk apa. Tetapi di sini, sesuatu yang
akan menjadi hal serius dalam cerita ini akan terjadi.
Tanpa Reno
sadari, ketika ia memotret pemandangan-pemandangan yang ia lalui, Alfin sedang
asyiknya nongkrong di warung di pinggir jalan. Beberapa jepretan mungkin juga
telah mengenai posisi di sekitar Alfin berada. Dan tentu Alfin juga tak
menyadari itu, Reno hanya berjalan berlalu tanpa mengamati dengan seksama apa
yang berada di sekitarnya.
Reno berjalan
dan berbelok menuju gang di kiri jalan, menjauh dari jalanan. Namun, ia
terkejut, berselang beberapa saat ia menjauh dari jalanan, ia mendengar sebuah
ledakan kecil terdengar dari sana. Ia sempat berbalik dan penasaran dengan apa
yang terjadi di sana. Tetapi, pikirnya, mungkin itu hanya suara dari
segerobolan anak yang sedang heboh bermain petasan. Reno pun berlalu pergi
meninggalkan tempat itu, tanpa menghiraukan apa yang terjadi.
*****
Keesokan
harinya, di tempat di mana Reno bersekolah, telah terjadi sebuah isu peristiwa
yang menggemparkan satu sekolahan. Apa yang terjadi? Reno sendiri hanya
tolah-toleh kebingungan, ia bingung
harus bertanya pada siapa, yang mau menceritakan padanya apa yang sebenarnya
terjadi. Tetapi mau tidak mau, ia harus membungkam rasa penasaran di benaknya,
karena tentu, tidak ada yang mau bercerita padanya. Ia hanya bisa mendengar
desas-desus yang terdengar dari percakapan murid lain.
Sebenarnya,
Reno sendiri sudah curiga, kenapa jarang-jarang Alfin tidak masuk sekolah.
Tetapi, bagaimanapun, kesabaran rasa penasarannya harus menunggu hingga akhir
jam pelajaran sekolah. Karena saat itu, sebelum anak-anak satu kelas
meninggalkan kelas mereka, si Fika telah mencegah para murid di depan pintu
kelas.
Fika berkata,
“Eh, kalian, memang kalian percaya begitu saja dengan apa yang terjadi pada
Alfin dan Heri?” Tetapi, tak ada jawaban yang ia terima, selain keheningan satu
kelas, kemudian ia melanjutkan, “Masak sih Alfin atau mungkin Heri melakukan
pengeboman di warung di pinggiran jalan, enggak masuk akal banget, kan? Enggak
mungkin donk.”
Reno yang mendengarnya
terkejut heran tanpa kata, apa maksudnya? Apa yang sebenarnya terjadi. Sebelum
Reno sempat berpikir lebih jauh, Fika segera menawarkan, “Baiklah, begini saja,
siapa yang mau ikut saya ke kantor polisi untuk meminta penjelasan dan
penuntutan dengan isu tidak benar ini?”
Murid-murid
satu kelas hanya mampu bertatapan satu sama lain, tanpa kata. Di saat seperti
itu, Reno segera mengangkat tangan untuk menawarkan diri ikut serta bersama.
“Oh, Reno.
Baiklah, terima kasih. Ada yang lain?”
Suasana hening
untuk beberapa lama. Hingga akhirnya, keputusan pun sudah diambil. Fika beserta
Reno dan Mila akhirnya berangkat menuju kantor polisi di mana Alfin dan Heri di
tahan.
Sesampainya di
kantor polisi, Fika dengan panjang lebarnya mengucapkan sana-sini untuk meminta
penjelasan. Seorang polisi yang mendapat cacian dari Fika segera memberi
penjelasan.
Awal ceritanya,
ternyata terjadi kebakaran akibat ledakan kecil di sebuah warung di pinggiran
jalan yang dijadikan Alfin dan Heri sebagai tempat untuk nongkrong. Ledakan itu
diduga berasal dari sebuah sepeda motor yang terparkir di sebelah warung itu,
yang di mana sepeda motor yang dikendarai oleh Alfin beserta Heri. Beruntungnya,
ledakan itu tidak memakan korban jiwa, karena saat ledakan kecil itu terjadi,
pemilik warung, Alfin, dan Heri, berada pada jarak yang cukup terhindar dari
ledakan itu. Saat ledakan kecil pertama terjadi, yang kebetulan hanya ada mereka
bertiga, segera berlari menjauh menyelamatkan diri. Tetapi kemudian, diikuti
ledakan kedua yang membuat seluruh warung itu terbakar.
Memang tidak
ada korban jiwa dan luka serius dari ketiga orang itu, tetapi berkat itu, si
pemilik warung segera melaporkan kedua pembelinya itu ke kantor polisi
terdekat.
Oleh karenanya,
berdasarkan penyelidikan olah TKP, untuk sementara diduga bahwa sepeda motor
itu menyimpan sebuah bom rakitan kecil, yang dimungkinkan tersimpan dalam bagasi.
Ditambah karena akhir-akhir ini maraknya kasus pengeboman oleh teroris, untuk
sementara waktu ini, Alfin dan Heri diduga sebagai tersangka teroris.
Tak puas dengan
penjelasan dari pak polisi itu, Fika berkata, “Apa-apaan anda ini pak polisi.
Masak ya ada teroris mengebom warung di pinggiran jalan. Kurang kerjaan sekali.
Enggak masuk akal. Enggak ada untungnya, kan? Terlebih lagi, masak ya tersangka
terorisnya masih ada di TKP, tanpa kabur ataupun mengatur siasat apapun. Ini
pasti sebuah kesalahan.”
Pak polisi hanya
mampu berkata, “Tapi maaf mbak, ini berdasarkan penuntutan pemilik warung yang
tidak terima, dan kami tidak mempunyai bukti TKP lain selain mengarahkan bahwa
sumber ledakan berasal dari sepeda motor milik saudara Alfin dan Heri.”
Tak lama
kemudian, cek-cok antara pak polisi dengan Fika pun berlangsung dengan
sengitnya. Reno dan Mila hanya bisa bengong melihat perdebatan dua orang di
hadapan mereka. Mereka berdua tak mengerti harus melakukan apa.
Reno juga
sebenarnya sedang memikirkan sesuatu untuk bagaimana atau apa yang harus ia
lakukan. Detik demi detik, di tengah penantian panjang mereka di dalam suasana
pengap khas kantor polisi, tiba-tiba Reno teringat sesuatu. Ia seperti mengenal
lokasi TKP yang disebutkan oleh pak polisi itu, tempat yang tak begitu asing
baginya, seperti ia mengetahui sesuatu.
Reno berusaha
mengingat-ingat kembali hal-hal berkaitan dengan kejadian-kejadian yang
sepertinya ia mengenalnya. Tetapi waktu tidak memberi kesempatan lebih jauh
bagi Reno untuk berpikir lebih lanjut. Akhirnya, dengan pasrah, Fika mengajak
kedua kawannya untuk meninggalkan kantor polisi itu.

ceritanya bikin greget sob ,, tp agak aneh dibagian polisi cek cok ama fika ...
ReplyDeletemasak iya dikantor polisi, ada polisi cek cok alias ribut2 sama masyarakat :D
hehe.... iya sob...
Deletecerita mungkin emank aneh bin GJ..
sama kayak yg nulis >,<
harap dimaklumi, yg nulis masih rada2...
aaiiihhhh mulai suram ceritone
ReplyDeletekhukhu.... ancen...
Delete