Sunday, 4 November 2012 - , , 0 comments

PELANGI DI WAJAHMU (bagian penyelesaian)


Click it!
Reno termenung di dalam kamarnya seorang diri, mengingat apa yang terjadi, sesuatu yang mengganjal di hatinya, sesuatu yang ia rasa telah ia kenal sebelumnya. Hal yang sepertinya ia tahu jelas. Ia berbaring dan berguling, kemudian berputar, jungkir-balik, salto (enggak segitunya juga kali) di atas tempat tidurnya. Sesaat kemudian, ia menatap kamera usang yang tergeletak di atas meja di sebelah tempat tidurnya. Ia teringat, benar juga, ternyata, saat kejadian itu ia sempat melalui TKP dan menjeprat-jepret di sekitar lokasi.

Reno bangkit dari tempat tidurnya dan segera mengambil kameranya. Ia berlari keluar meninggalkan rumahnya, menuju percetakan terdekat.
*****

Menjelang sang mentari terbenam, Reno sibuk mengusik foto-foto yang baru saja ia cetak. Ia mengecek satu per satu foto-foto yang terasa ada suatu kejanggalan. Ia memperhatikan foto-foto yang terambil di tempat sekitar sepeda motor Alfin berada.
Putung rokok, batin Reno. Dalam foto sekilat itu, ia melihat ada seseorang yang membuang putung rokok tak jauh dari sepeda motor Alfin. Putung rokok? Batin Reno lagi. Pasti ada kaitan dengan semua itu. Reno kembali mengamati foto-foto yang lain. Ia memeriksa, memeriksa, dan memeriksa kembali foto-foto yang tercecer di lantai ruang tamunya.
Warung itu, ia mengamati foto warung itu baik-baik, warung yang menjual gorengan dengan perlengkapan penggorengan yang berada di depan warung. Reno dapat melihat dua tabung bekas elpiji 3 kg di depan warung. Dan sebuah tabung lagi di depan warung itu yang sepertinya masih digunakan, karena masih terhubung dengan kompor untuk penggorengan. Sedangkan, salah satu dari dua tabung bekas terlihat berada di dekat tabung yang berisi, dan yang lainnya… Fotonya terpotong, Reno hanya dapat melihat sebagian kecil tabung itu. Reno kembali mengusik foto-foto itu, mencoba mencari foto-foto yang terkait antara satu dengan lain.
Di foto yang lain, tabung elpiji yang terlihat sebagian di foto sebelumnya, ternyata di foto yang baru saja Reno lihat, bekas tabung itu terguling dan… berada tak jauh dari posisi sepeda motor Alfin berada.
Reno mengamati kembali foto-foto yang tercecer dengan seksama. Ia melihat sesuatu di halaman jalan di sebelah gerobak penggorengan, sesuatu yang seperti cairan buangan. Itu… batinnya, minyak jelantah? Ia mengamati foto-foto yang menunjukkan jelas bahwa si pemilik warung kemungkinan besar membuang minyak goreng bekas penggorengan ke halaman jalan di sebelah gerobak itu.
Perlahan, Reno semakin mengerti akar permasalahannya. Ya, benar juga, Reno tersenyum puas dengan semuanya. Akhirnya dia mengerti. Hari itu sudah larut senja, besok semuanya akan menjadi jelas. Ya..
“Nak!” tiba-tiba suara tua renta yang lemas terdengar memanggilnya dari balik kamar.
“Ya, bu. Sebentar.” Sahut Reno.
*****

Sabtu siangnya, jam pelajaran sekolah berakhir lebih cepat dari biasanya. Reno bergegas berlari meninggalkan sekolah. Tetapi kali ini, ia tidak segera menuju rumahnya, tidak seperti biasanya. Ia menuju ke tempat lain, ke lokasi yang menjadi isu sebagai sasaran pengeboman teroris. Suatu hal yang dipikir Reno terlalu dilebih-lebihkan oleh si pengadu.
Reno memeriksa puing-puing lokasi kebakaran. Ia mengamati dan mencari-cari sesuatu yang dapat memperkuat dugaannya. Dan seperti biasa, ia ditemani dengan kamera usangnya. Ia memotret sana-sini di lokasi itu, berharap akan menemukan kamera pengganti yang lebih bagus yang tertinggal di sana, eh maksudnya, dengan menggunakan kameranya dapat menemukan suatu bukti dari hasil jepretannya. Untuk beberapa saat, Reno berusaha meyakinkan diri untuk sejenak. Dan kemudian, ia pergi meninggalkan tempat itu.
*****

Reno memberi beberapa penjelasan dan analisisnya kepada pak polisi yang berjaga saat itu, ia juga menunjukkan beberapa bukti berupa foto sebelum kejadian dan sesudah kejadian. Dugaan atau lebih tepatnya analisis Reno berhasil memikat perhatian para polisi, beberapa polisi lain yang kebetulan mendengarnya ikut menantikan hasil analisis finalnya.


0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^