Thursday 23 July 2015 - , 2 comments

MELIHAT DUNIA BARU

ilustrasi, sumber gambar

Aku tak pernah mengerti mengapa banyak orang yang berusaha memburu waktu untuk dapat melihat sun set, sun rise, atau apapun itu namanya. Aku juga tak mengerti mengapa banyak orang yang menghabiskan tenaganya untuk menghadapi rintangan pendakian gunung, kemudian menatap takjub akan keindahannya. Jangankan dengan melakukan petualangan jauh, bahkan kupu-kupu yang ada di sekeliling lingkungan tempat tinggalku pun, aku tak tahu mengapa orang bisa takjub dengan keindahan warna-warnanya. Aku tak pernah tahu mengapa, karena aku tak pernah melihat bagaimana keindahan-keindahan tersebut.
Aku adalah seorang pemuda yang terlahir buta semenjak lahir. Semenjak kecil, aku sudah dididik untuk menjadi seorang yang mandiri walau di tengah kebutaanku. Dan semenjak kecil pula, aku telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupku, sekaligus sebagai tabungan untuk biaya operasi mata. Karena telah semenjak kecil, aku sangat menginginkan memiliki mata normal seperti orang pada umumnya, sehingga aku bisa melihat dan menikmati keindahan pemandangan yang sering diceritakan orang padaku. Dan pastinya, aku juga akan bisa memahami alasan dari pengorbanan yang dilakukan orang-orang untuk dapat mengagumi keindahan alam.
Di usiaku yang ke 26 tahun, akhirnya aku memiliki sejumlah uang yang cukup untuk membiayai operasi mata. Dengan sejumlah uang yang aku kumpulkan tersebut, aku menyerahkannya kepada Dokter Rudi dan meminta beliau untuk mengurusi semua urusan yang bersangkutan dengan operasi mataku. Beliau, Dokter Rudi, adalah seorang dokter konsultasiku mengenai seputar operasi mata selama lebih dari setahun ini. Aku telah mengatakan kepada beliau mengenai keniatanku untuk menjalankan operasi mata. Dan beliau sebelumnya telah memperingatiku akan resiko dan kemungkinan sukses yang begitu kecil dari operasi ini. Namun, aku bersikeras untuk tetap akan menjalani operasi mata tersebut.
Setelah aku menyerahkan uang ke Dokter Rudi, dia memberikanku waktu seminggu untuk memikirkan ulang tentang rencanaku dan untuk meminta izin serta restu kepada sanak keluarganya. Sekaligus, selama waktu itu pula, Dokter Rudi akan mengurus segala administrasi dan kebutuhanku untuk operasi. Waktu seminggu ini, menjadi waktu penantian yang terasa begitu lama, harap-cemas pun menyertaiku dan membuatku menjadi rajin ibadah serta terus berdoa agar operasi dapat berjalan lancar dan aku mendapatkan yang terbaik.
Seminggu berlalu, beberapa orang keluarga ikut menyertaiku untuk memberikan semangat dan doa padaku. Mereka menunggu di depan ruang operasi, sementara aku sudah berada di dalam ruang dan bersiap untuk menjalankan operasi. Beberapa orang dokter di sana terlihat sibuk melakukan persiapan operasi. Beberapa selang kemudian, seorang dokter berkata, “Kami akan memberikan bius padamu. Berdoalah semoga operasi berjalan lancar.” Dan itu sekaligus menjadi kalimat terakhir yang ku dengar sebelum akhirnya aku kehilangan kesadaranku.
………………….
………………….
………………….

Aku mulai merasakan bahwa kesadaranku telah kembali. Entah, telah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Tetapi, berapa lamapun itu, aku tidak peduli, yang pasti, kini aku akan memasuki duniaku yang baru, dunia di mana aku dapat melihat keindahan di sekeliling. Secara perlahan, aku membuka kelopak mata yang mulai dapat dirasakan hadirnya, dan seketika butiran cahaya menyeruak masuk ke dalam bola mataku. Tetapi alangkah terkejutnya, ketika aku sudah dapat melihat dengan jelas dan menyadari apa yang telah terjadi. Kebahagian dan keindahan yang ku harap dan dambakan, seketika lenyap begitu saja. Tangis air mata seakan berjatuhan membasahi wajahku, tetapi air mata itu tak jua kunjung turun. Kini, semua kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan yang menyelimuti, bersama dengan tanah-tanah kubur yang juga mulai menyelimuti sebatang tubuhku yang terkapar.

2 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

2 comments:

  1. Cool! Hehehehe... Emang iya, kalau jadi roh ya ga buta lagi... Twisted!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, iya, jadi bisa melihat dengan jelas deh.

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^