Monday, 23 February 2015 - , 13 comments

SEBUNGKUS BENCANA

Di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya, cuaca mendung menjadi saksi bisu sebuah kejadian yang didramatisir oleh si penulis. Sebuah sepeda motor yang ditumpangi sepasang suami-istri melintas di keramaian kota. Disaat sepeda motor itu melaju kencang, tampak seorang anak kecil yang duduk di antara mereka merajuk meminta sesuatu. Anak kecil yang diduga merupakan anak pasangan tersebut segera terdiam setelah wanita yang berperan sebagai istri dari pengendara sekaligus ibu dari anak kecil tersebut membuka sebuah bungkusan kresek dan mengambil sebungkus permen lollipop. Ibu tersebut membuka bungkus permen tersebut dan memberikan permen lollipop di dalamnya kepada anak kecil tersebut. Kemudian, ketika sepeda motor itu mulai melambat karena si pengendara melihat lampu lalu lintas yang menyala merah, sang istri pengandara tersebut menjatuhkan bungkus permen lollipop ke tengah jalan, sementara sang anak hanya memandangi bungkus yang semakin menjauh di belakangnya.
Tidak lama berselang, seorang pengendara lain yang diduga merupakan seorang mahasiswa PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) –karena terlihat dari logo pada jaket yang dikenakan–, melaju mendekati pasangan suami-istri yang sedang menunggu pergantian warna lampu lalu lintas. Ketika mahasiswa tersebut sudah berada tepat di samping pasangan suami-istri tersebut, ia mengajak bicara seorang ibu yang duduk di belakang. Berikut ini adalah percakapan mereka, PENS untuk pengendara yang diduga mahasiswa PENS tersebut dan IBU untuk istri seorang pengendara yang membawa anak mereka.

PENS  : Selamat siang, bu!
IBU     : Ya. Ada apa, mas? Mau tanya alamat ya, mas?
PENS  : Oh, bukan, bu.
IBU     : Ohhh… pasti iri melihat kemesraan kami di tengah jalan ini.
PENS  : -_-    Eh, eh, bukan seperti itu, bu!
IBU     : Lah, terus ada apa, mas?
PENS  : Itu permen yang dimakan anaknya…
IBU     : (segera memotong pembicaraan) Owh, masnya mau permen lollipop juga toh? Waduh, mas, beli sendiri bisa, kan? Sebentar, saya tanyakan dulu ke bapak, apakah boleh diberikan ke orang lain.
PENS  : Eh, eh, bukan, bukan, bu! Bukan itu maksud saya.
IBU     : Loh, terus apa toh?
PENS  : Begini, bu. Tadi kan saya melihat ibu membuang bungkus permen itu ke jalanan.
IBU     : Emangnya ada apa dengan itu, mas? Kan sudah biasa.
PENS  : Ibunya pasti mau kan kalau Surabaya ini bisa bebas dari banjir, terutama dalam musim hujan seperti sekarang ini.
IBU     : Ya, jelas toh, mas. Surabaya sekarang ini gampang banget banjir kan gara-gara pemerintah yang tidak becus memberantas banjir.
PENS  : Tetapi, bu, masalah banjir itu bukan urusan pemerintah saja, melainkan urusan kita juga. Kita bisa kok ikut berpartisipasi untuk mencegah terjadinya banjir dengan cara membuang sampah ke tempatnya.
IBU     : (dengan nada berbicara sedikit lebih tinggi) Owh… jadi maksud masnya, saya ini melanggar, orang tidak bertanggungjawab yang menyebabkan banjir? Mas menghina saya ya? Cuma satu bungkus saja dipermasalahkan. Dasar anak muda gak tahu sopan-santun!
PENS  : Tidak ada maksud untuk tidak sopan, bu. Tetapi cuma mau mengingatkan. Mungkin memang kalau satu bungkus tidak masalah, tetapi kalau setiap warga dan pengunjung Surabaya membuang satu bungkus permen setiap harinya, bukanlah tidak mungkin akan menjadi sebuah bencana banjir.
IBU     : (dengan nada lebih tinggi) Dasar anak muda sok tahu. Pantas saja anak muda zaman sekarang sering tawuran. Lah, satu bungkus permen aja, cari-cari masalah. Lihat tuh, (ia menunjuk ke arah penyapu jalanan) saya tahu kok kalau di sini ada penyapu jalanan. Setelah ini, tuh penyapu pasti bakalan ke sini untuk mengambil hanya satu bungkus itu.
PENS  : Bukan begitu, bu. Ini bukan hanya masalah kepedulian pada kebersihan lingkungan, melainkan juga masalah terhadap moral kita. Terlebih ibu juga membawa seorang anak, secara tidak langsung, ibu juga mengajarkan kepada sang anak tentang moral yang tidak baik. Membuang sampah sembarangan mungkin memang terlihat masalah sepele, tetapi yang perlu diketahui…

Belum sampai mahasiswa tersebut memberikan penjelasannya lebih lanjut, sang bapak yang mengendarai sepeda motor lekas menancap gas dan mengendarai sepeda motornya untuk menembus lampu lalu lintas yang masih menyala merah. Melihat kejadian tragis itu, mahasiswa tersebut hanya dapat menghembuskan nafas pendek untuk mengungkapkan perasaan kecewa yang mewakili perasaan kecewanya penulis ketika melihat tingkah laku warga Indonesia yang hanya bisa menuntut, namun kurang peduli dengan lingkungan sekitar.

13 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

13 comments:

  1. Laporan Bu Risma aja tuh Ibu2 bawelnya biar kapok :)

    ReplyDelete
  2. Oh ya gan, itu ilustrasinya kuk kayak ninja lagi ngelempar Shuriken ya? hehe, penggemar naruto pasti :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha.
      wah, kalau begitu saya gagal memberikan ilustrasi nih.

      Delete
  3. @JIM, buat mahasiswanya......tetap semangat ya !!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, sob.
      nanti ane sampaikan mahasiswanya bahwa ada ucapan semangat dari anda :)

      Delete
  4. Kamu kok bisa jelas banget denger percakapannya, dek -_-b jangan2 itu kamu ya :3
    Miris bacanya :" Susah juga kalau masy terus2an mencari2 kesalahan pemerintah, tapi blm tumbuh kesadaran diri #IntropeksiDiri :"

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, bukan! bukan saya, ampun, mbak! :p
      (apaan coba)

      ini fiksi, mbak. ^_^

      Delete
  5. Inilah rakyat Indonesia

    apa-apa pemerintah yang salah, tapi gk pernah nyadar sama perbuatannya sendiri yang bisa saja memicu bencana

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, begitulah sob, saya hanya mengingatkan, jangan asal main menuduh dan menyalahkan.
      akan lah lebih baik dan bijak bila kita mengoreksi diri sendiri terlebih dahulu sebelum orang lain.

      Delete
  6. BROKER TERPERCAYA
    TRADING ONLINE INDONESIA
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    ReplyDelete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^