“Ada apa?” Tanya Ferdi heran, menatap ke belakang, ke arah Knight dan
Stealth. Kemudian kembali memandangi sesosok tubuh tragis yang terkapar.
Beberapa detik kemudian, Ferdi tersadar. Armornya, armor yang dikenakan Robert
sebelum menjadi monster, kini sudah menghilang dari tubuh itu saat Ferdi baru
saja menyadarinya. “Apa yang terjadi?” Ferdi kembali bertanya.
Tetapi, sebelum sempat ada jawaban, tiba-tiba sebuah kepulan asap
berwarna hitam pekat membubung tinggi ke udara dan kemudian menyebar dalam
kegelapan. Ferdi menatap kepulan asap itu dengan perasaan merinding di sekujur
tubuh. Terasa sebuah hawa menakutkan yang mencekam sedang mengaliri tubuhnya.
Dan juga terdengar suara-suara mendesis yang mengerikan dari segala arah. Ferdi
terkejut dan ketakutan, ia menatap ke segala penjuru. “Apa? Apa itu? A…
aapaa?” Ferdi hanya mampu bertanya dalam hati tanpa ada sepatah kata yang
keluar. Tubuh Ferdi merinding, perasaan ketakutan luar biasa yang belum pernah
ia rasakan sebelumnya, kini merasuk dalam aliran darahnya. Apakah yang lainnya
merasakan hal yang sama? Ferdi hanya mampu membatin.
Suara-suara desisan menakutkan yang saling sahut-menyahut tak jelas di
udara, tiba-tiba secara hampir bersamaan terdengar menyebutkan sebuah kalimat
menggema pasti dengan menakutkan, “We are free!!!!”
“Sial!” dengan
tubuh kesakitan, Stealth bergerak mendekati Knight untuk menyaksikan bersama
pemandangan menakutkan di depan sana.
Tiba-tiba,
seluruh isi lembah dimensi berguncang dengan hebat. Epsa pun terkejut dan
bertanya, “Apa yang terjadi?”
“Segelnya telah
terlepas,” Stealth dengan cepat menjawabnya, tetapi segera terdiam sejenak,
lalu melanjutkan, “armor itu telah hancur, artinya tempat ini juga akan
hancur.”
“Apa! Apa maksudnya?”
Tanya Epsa.
“Aku pernah
mengatakannya, bukan? Bahwa sumber inti kekuatan dari dimensi yang diciptakan
Gerald ini kemungkinan berasal dari armor itu. Dan sepertinya itu benar. Dan
jika begitu, jika sumbernya hancur…”
Knight segera
menyahut cepat dengan terkejut, memotong perkataan Stealth, “Tempat ini juga
akan hancur!?!?”
Stealth tidak membalas
perkataan itu, ia segera mengambil sebuah keris dari balik pakaiannya, kemudian
menancapkannya ke lubang di tanah. Stealth menggerak-gerakkan tangannya sambil
mengucapkan suatu mantra tak jelas. Tiba-tiba sebuah gerbang cahaya seperti
sebelumnya muncul di hadapan Stealth. Kemudian Stealth segera berkata, “Kita
harus segera kembali, sebelum tempat ini benar-benar hancur.”
Knight segera
mengangguk tanda mengerti, ia segera menyuruh Epsa dan Billy agar segera
memasuki gerbang itu. Epsa dan Billy pun berlari mendekat. Epsa menatap sesaat
pada Stealth dan mengangguk, kemudian segera memasuki gerbang itu, diikuti oleh
Billy.
“Ayo, Knight!”
ajak Stealth, tetapi Knight menatap Ferdi yang terdiam mematung. Knight
kemudian segera menepuk bahu Ferdi. Dan Ferdi pun segera tersadar dari rasa
ketakutannya. Ferdi menatap ke arah Knight dan Stealth, kemudian mengangguk.
Stealth memasuki gerbang mendahului mereka.
“Ayo!” ajak Knight.
Ferdi mengangguk, kemudian terlebih dahulu mengembalikan wujud Elgrad ke bentuk
orb. Ferdi berusaha bergerak, tetapi tiba-tiba terasa sebuah genggaman kasar di
pergelangan kakinya. Ferdi melihat ke bawah, tampak sosok kering Robert dengan
bersusah-payah bergerak untuk berusaha menghentikan langkahnya.
“Tak…kan ku..
biark..an be..gitu sa..ja..” suara rintihan Robert terdengar begitu memelas.
Ferdi berusaha
menggerak-gerakkan kakinya untuk terlepas dari genggaman itu. Tetapi ternyata,
genggaman rapuh dari tubuh yang tak berisi itu cukup kuat. Knight segera
menendang tangan kering-kerontang itu untuk membantu Ferdi.
Pergelangan kaki
Ferdi terlepas. Tetapi, saat Ferdi dan Knight berusaha keluar dari lembah
dimensi itu, tiba-tiba guncangan di dalam lembah itu semakin kuat. Sebidang
tanah di belakang Ferdi merekah, dan tiba-tiba menganga lebar menciptakan
sebuah jurang. Ferdi terkejut dan terguncang akibat retakan itu, sehingga Ferdi
tergelincir ke dalam lubang jurang. Ferdi hampir saja tertelan masuk ke dalam
lubang, jikalau saja Knight tidak dengan sigap menangkap telapak tangan kanan
Ferdi. Tangan kanan Knight menggenggam telapak tangan Ferdi, sementara tangan
kirinya menggenggam sebuah pedang yang ia tancapkan ke dalam tanah.
Guncangan di
dalam lembah dimensi semakin kuat, tubuh Ferdi yang menggantung di tepi jurang
ikut terguncang. Knight segera mengerahkan tenaganya, dan ia menarik tangan
Ferdi ke atas, lalu melemparkan Ferdi hingga terpelanting masuk ke dalam
gerbang.
Dari dimensi lain
di balik gerbang itu, terdengar suara Stealth berteriak, “Cepatlah, Knight! Aku
tidak bisa menahan untuk membuka gerbang ini terlalu lama.”
Knight segera
bangkit dan mencoba untuk langsung melompat ke gerbang itu. Tetapi, gempa,
guncangan, hembusan, dan riuh-pikuk apapun yang ada di dalam lembah dimensi itu
semakin menjadi-jadi. Tubuh Knight yang melompat, tiba-tiba terombang-ambing di
udara, lalu terperosok jatuh.
Sebuah sambaran
dari balik gerbang dimensi tiba-tiba meraih lengan Knight. Tampak sosok Billy
muncul dari balik sana, seraya berucap, “Cih… sepertinya kakakmu itu tidak
sabar menantikan kehadiranmu.”
“Enak saja, dia
bukan kakakku.” Jawab Knight.
Knight tidak mau
membuang waktu lagi, ia dengan sigap mendorong angin ke belakang dan tubuhnya
pun melesat menuju gerbang. Billy pun melepaskan genggamannya dan Knight
berhasil melesat ke arah gerbang.
Tetapi tiba-tiba,
sebuah tangan lain ikut bergabung, tangan kering yang tak lain milik Robert
yang telah kehilangan jiwa, lekas menyambar pergelangan kaki Knight. Dan tubuh
Robert pun ikut melesat masuk menuju gerbang. Billy yang menyadari itu, segera
menyarangkan tendangannya ke wajah Robert. Genggaman Robert terlepas, dan
tubuhnya pun terpelanting kembali.
Billy tersenyum
sinis, kemudian hendak kembali bangkit memasuki gerbang. Tetapi tiba-tiba….
DoR!
Harled, dengan
tubuh dipenuhi darah di sekujur tubuh, tampak datang mendekat dari kejauhan
dengan membawa sebuah senapan.
“Kau… bagaimana
bisa?!” ucap Billy sambil memegangi perutnya yang tertembus peluru.
“Cih… mana
mungkin aku mati begitu saja hanya dengan sebuah anak panah.” Jawab Harled sambil
melangkah terhuyung, karena guncangan di dalam lembah dimensi itu. Kemudian ia
mengokang senapannya dan berusaha melancarkan serangan kedua.
“Sepertinya ini
akan menjadi pertarungan terakhir yang seru.” Ucap Billy tersenyum, lalu
menembakkan pistol yang ia ambil dari balik saku ke arah Harled, sebelum Harled
menembaknya untuk kedua kalinya.
Di balik sisi
lain dari gerbang itu, tepatnya di dunia dimensi manusia, Ferdi, Epsa, Knight,
dan Stealth terkejut mendengar letusan-letusan tembakan dari balik gerbang.
“Apa yang
terjadi?” Tanya Ferdi. Tetapi Stealth hanya mengangkat kedua bahunya. Ferdi
bergegas bergerak untuk kembali, “Aku akan memeriksanya.”
“Jangan!!!”
Teriak Stealth menghentikan. “Aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.”
Ferdi terkejut
mendengar jawaban Stealth. Dan tiba-tiba cahaya gerbang dimensi itu memudar,
lalu….
*****
Setengah jam
berlalu, Ferdi merebahkan tubuhnya di antara puing-puing bangunan yang dahulu
pernah menjadi tempat kediamannya. Dan yang lainnya pun mengistirahatkan
sejenak tubuh mereka sembari menatap indah fajar yang menyingsing untuk
menghilangkan rasa lelah di sekujur tubuh.
Ferdi masih
seakan tidak percaya, di akhir pertarungan yang ia lalui ini, tiba-tiba ia
dikejutkan bahwa pertarungan itu memakan seorang korban yang baru saja ia
kenal, seorang bernama Billy. Padahal seharusnya, Billy tidak ada keterkaitan
apapun dalam pertarungan itu. Billy hanyalah seseorang yang secara kebetulan
ditemui oleh Ferdi. Kebetulan? Pikir Ferdi. Tidak ada kebetulan di dunia ini.
Mungkin inilah takdir.
“Sebenarnya apa
yang kalian maksud dengan segelnya terlepas?” Tanya Epsa pada Knight dan
Stealth, yang membuyarkan lamunan Ferdi.
“Aku pernah
mengatakannya, bukan? Jika armor itu merupakan sebuah zirah yang mempunyai
seratus kekuatan iblis yang tersegel di dalamnya?” jawab Stealth.
Epsa hanya
mengangguk pelan, kemudian Stealth melanjutkan, “Dahulu, ada seorang manusia,
yang bahkan tidak kami, para liteirin ketahui, yang telah berhasil menyegel
seratus iblis kejam dan menakutkan ke dalam zirah itu. Konon, menurut cerita,
seratus iblis itu adalah iblis penghancur. Kami tidak bisa menghancurkan zirah
itu, atau segel di dalam zirah itu akan terlepas, dan keseratus iblis
penghancur itu akan terbebas.”
“Dan konon
ceritanya,” Knight menambahkan, “jika iblis-iblis ini terlepas, maka hancurlah
dunia ini. Dunia ini akan berakhir. Dunia ini, kedua dunia, baik dunia liteirin
maupun manusia.”
Ferdi dan Epsa
terkejut mendengarnya. Kemudian Stealth menatap ke angkasa, dan berkata,
“Tetapi sepertinya, dunia ini belum akan berakhir, kekuatan seratus iblis
itupun tak terasa akan mengirimkan kehancuran.”
Ferdi tersadar.
Benar juga, rasa ketakutan yang luar biasa dirasakannya ketika berada di dalam
lembah dimensi tadi, sekarang sudah tidak ia rasakan. Ferdi pun bertanya,
“Apakah itu artinya para iblis itu juga ikut lenyap bersamaan lembah dimensi?”
“Mungkin.” Jawab
Stealth ragu, yang kemudian segera menggantinya, “Ku harap.”
Knight ikut
menimpali, “Ya, semoga saja iblis-iblis itu tidak terbebas ke dunia ini.”
*****
Di dimensi lain,
di dunia dimensi liteirin, tepatnya di Eltern, seseorang bertubuh jangkung
melangkah di dalam kegelapan gedung kuno yang sudah usang.
“Ah, sial
tanganku!” ujar Lietro mendesis.
“Cih… lagi-lagi
kau datang ke sini untuk mengharapkan bantuanku.” Ucap Dr. Gouse dengan nada
tidak senang akan kehadiran pria itu.
“Baiklah, ini
yang terakhir.” Lietro menyunggingkan senyum sinisnya. “Lagipula, rencanaku
berjalan lancar. Robert sudah melakukannya sampai sejauh itu. Seharusnya aku
berterima kasih padanya. Haha…. Tetapi sepertinya itu tidak perlu, lagipula
sejak awal dia sudah mati.”
“Cih… apa yang
kau katakan.” Potong Dr. Gouse. “Sebaiknya kau jangan membuat keributan di
tempatku.”
Lietro tertawa
dan berkata, “Baiklah, tidak ada apa-apa. Haha…. Sebentar lagi, sebentar lagi
para penghancur akan benar-benar terbebas dan bangkit.”
Bersambung...
cerpen yg mnrik ni gan
ReplyDeleteklu ad wktu kunjungi blog ane ya gan
http://maszhiday.blogspot.com/
sayangnya ini bukan cerpen, mas...
Deleteini cerbung...
ini cerita indonesia apa jepang om....hehe
ReplyDeletepanjang jalan ceritanya,masih bersambung lagi....huh sabar dah
cerita indonesia om.. :)
Deleteya, masih panjang, dan ini juga lagi males ngepost lanjutannya...
Kunjungan pertama. Tak menyangka akan disodori cerbung yg bagus.
ReplyDeleteKeep sharing ya.... share separuh, sisanya dibuat buku... kan nanti banyak yg penasaran dan beli. :)
ini sih bukan separuh...
Deleteini udah mau selesai, tapi males mempostingkan yg terakhir...