Saturday, 8 March 2014 - , 6 comments

CERMIN DUA MUARA part XLI – Iblis-Iblis yang Terbebas


“Ada apa?” Tanya Ferdi heran, menatap ke belakang, ke arah Knight dan Stealth. Kemudian kembali memandangi sesosok tubuh tragis yang terkapar. Beberapa detik kemudian, Ferdi tersadar. Armornya, armor yang dikenakan Robert sebelum menjadi monster, kini sudah menghilang dari tubuh itu saat Ferdi baru saja menyadarinya. “Apa yang terjadi?” Ferdi kembali bertanya.
Tetapi, sebelum sempat ada jawaban, tiba-tiba sebuah kepulan asap berwarna hitam pekat membubung tinggi ke udara dan kemudian menyebar dalam kegelapan. Ferdi menatap kepulan asap itu dengan perasaan merinding di sekujur tubuh. Terasa sebuah hawa menakutkan yang mencekam sedang mengaliri tubuhnya. Dan juga terdengar suara-suara mendesis yang mengerikan dari segala arah. Ferdi terkejut dan ketakutan, ia menatap ke segala penjuru. “Apa? Apa itu? A… aapaa?” Ferdi hanya mampu bertanya dalam hati tanpa ada sepatah kata yang keluar. Tubuh Ferdi merinding, perasaan ketakutan luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, kini merasuk dalam aliran darahnya. Apakah yang lainnya merasakan hal yang sama? Ferdi hanya mampu membatin.
Suara-suara desisan menakutkan yang saling sahut-menyahut tak jelas di udara, tiba-tiba secara hampir bersamaan terdengar menyebutkan sebuah kalimat menggema pasti dengan menakutkan, “We are free!!!!”
“Sial!” dengan tubuh kesakitan, Stealth bergerak mendekati Knight untuk menyaksikan bersama pemandangan menakutkan di depan sana.
Tiba-tiba, seluruh isi lembah dimensi berguncang dengan hebat. Epsa pun terkejut dan bertanya, “Apa yang terjadi?”
“Segelnya telah terlepas,” Stealth dengan cepat menjawabnya, tetapi segera terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “armor itu telah hancur, artinya tempat ini juga akan hancur.”
“Apa! Apa maksudnya?” Tanya Epsa.
“Aku pernah mengatakannya, bukan? Bahwa sumber inti kekuatan dari dimensi yang diciptakan Gerald ini kemungkinan berasal dari armor itu. Dan sepertinya itu benar. Dan jika begitu, jika sumbernya hancur…”
Knight segera menyahut cepat dengan terkejut, memotong perkataan Stealth, “Tempat ini juga akan hancur!?!?”
Stealth tidak membalas perkataan itu, ia segera mengambil sebuah keris dari balik pakaiannya, kemudian menancapkannya ke lubang di tanah. Stealth menggerak-gerakkan tangannya sambil mengucapkan suatu mantra tak jelas. Tiba-tiba sebuah gerbang cahaya seperti sebelumnya muncul di hadapan Stealth. Kemudian Stealth segera berkata, “Kita harus segera kembali, sebelum tempat ini benar-benar hancur.”
Knight segera mengangguk tanda mengerti, ia segera menyuruh Epsa dan Billy agar segera memasuki gerbang itu. Epsa dan Billy pun berlari mendekat. Epsa menatap sesaat pada Stealth dan mengangguk, kemudian segera memasuki gerbang itu, diikuti oleh Billy.
“Ayo, Knight!” ajak Stealth, tetapi Knight menatap Ferdi yang terdiam mematung. Knight kemudian segera menepuk bahu Ferdi. Dan Ferdi pun segera tersadar dari rasa ketakutannya. Ferdi menatap ke arah Knight dan Stealth, kemudian mengangguk. Stealth memasuki gerbang mendahului mereka.
“Ayo!” ajak Knight. Ferdi mengangguk, kemudian terlebih dahulu mengembalikan wujud Elgrad ke bentuk orb. Ferdi berusaha bergerak, tetapi tiba-tiba terasa sebuah genggaman kasar di pergelangan kakinya. Ferdi melihat ke bawah, tampak sosok kering Robert dengan bersusah-payah bergerak untuk berusaha menghentikan langkahnya.
“Tak…kan ku.. biark..an be..gitu sa..ja..” suara rintihan Robert terdengar begitu memelas.
Ferdi berusaha menggerak-gerakkan kakinya untuk terlepas dari genggaman itu. Tetapi ternyata, genggaman rapuh dari tubuh yang tak berisi itu cukup kuat. Knight segera menendang tangan kering-kerontang itu untuk membantu Ferdi.
Pergelangan kaki Ferdi terlepas. Tetapi, saat Ferdi dan Knight berusaha keluar dari lembah dimensi itu, tiba-tiba guncangan di dalam lembah itu semakin kuat. Sebidang tanah di belakang Ferdi merekah, dan tiba-tiba menganga lebar menciptakan sebuah jurang. Ferdi terkejut dan terguncang akibat retakan itu, sehingga Ferdi tergelincir ke dalam lubang jurang. Ferdi hampir saja tertelan masuk ke dalam lubang, jikalau saja Knight tidak dengan sigap menangkap telapak tangan kanan Ferdi. Tangan kanan Knight menggenggam telapak tangan Ferdi, sementara tangan kirinya menggenggam sebuah pedang yang ia tancapkan ke dalam tanah.
Guncangan di dalam lembah dimensi semakin kuat, tubuh Ferdi yang menggantung di tepi jurang ikut terguncang. Knight segera mengerahkan tenaganya, dan ia menarik tangan Ferdi ke atas, lalu melemparkan Ferdi hingga terpelanting masuk ke dalam gerbang.
Dari dimensi lain di balik gerbang itu, terdengar suara Stealth berteriak, “Cepatlah, Knight! Aku tidak bisa menahan untuk membuka gerbang ini terlalu lama.”
Knight segera bangkit dan mencoba untuk langsung melompat ke gerbang itu. Tetapi, gempa, guncangan, hembusan, dan riuh-pikuk apapun yang ada di dalam lembah dimensi itu semakin menjadi-jadi. Tubuh Knight yang melompat, tiba-tiba terombang-ambing di udara, lalu terperosok jatuh.
Sebuah sambaran dari balik gerbang dimensi tiba-tiba meraih lengan Knight. Tampak sosok Billy muncul dari balik sana, seraya berucap, “Cih… sepertinya kakakmu itu tidak sabar menantikan kehadiranmu.”
“Enak saja, dia bukan kakakku.” Jawab Knight.
Knight tidak mau membuang waktu lagi, ia dengan sigap mendorong angin ke belakang dan tubuhnya pun melesat menuju gerbang. Billy pun melepaskan genggamannya dan Knight berhasil melesat ke arah gerbang.
Tetapi tiba-tiba, sebuah tangan lain ikut bergabung, tangan kering yang tak lain milik Robert yang telah kehilangan jiwa, lekas menyambar pergelangan kaki Knight. Dan tubuh Robert pun ikut melesat masuk menuju gerbang. Billy yang menyadari itu, segera menyarangkan tendangannya ke wajah Robert. Genggaman Robert terlepas, dan tubuhnya pun terpelanting kembali.
Billy tersenyum sinis, kemudian hendak kembali bangkit memasuki gerbang. Tetapi tiba-tiba….
DoR!
Harled, dengan tubuh dipenuhi darah di sekujur tubuh, tampak datang mendekat dari kejauhan dengan membawa sebuah senapan.
“Kau… bagaimana bisa?!” ucap Billy sambil memegangi perutnya yang tertembus peluru.
“Cih… mana mungkin aku mati begitu saja hanya dengan sebuah anak panah.” Jawab Harled sambil melangkah terhuyung, karena guncangan di dalam lembah dimensi itu. Kemudian ia mengokang senapannya dan berusaha melancarkan serangan kedua.
“Sepertinya ini akan menjadi pertarungan terakhir yang seru.” Ucap Billy tersenyum, lalu menembakkan pistol yang ia ambil dari balik saku ke arah Harled, sebelum Harled menembaknya untuk kedua kalinya.
Di balik sisi lain dari gerbang itu, tepatnya di dunia dimensi manusia, Ferdi, Epsa, Knight, dan Stealth terkejut mendengar letusan-letusan tembakan dari balik gerbang.
“Apa yang terjadi?” Tanya Ferdi. Tetapi Stealth hanya mengangkat kedua bahunya. Ferdi bergegas bergerak untuk kembali, “Aku akan memeriksanya.”
“Jangan!!!” Teriak Stealth menghentikan. “Aku sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi.”
Ferdi terkejut mendengar jawaban Stealth. Dan tiba-tiba cahaya gerbang dimensi itu memudar, lalu….
*****

Setengah jam berlalu, Ferdi merebahkan tubuhnya di antara puing-puing bangunan yang dahulu pernah menjadi tempat kediamannya. Dan yang lainnya pun mengistirahatkan sejenak tubuh mereka sembari menatap indah fajar yang menyingsing untuk menghilangkan rasa lelah di sekujur tubuh.
Ferdi masih seakan tidak percaya, di akhir pertarungan yang ia lalui ini, tiba-tiba ia dikejutkan bahwa pertarungan itu memakan seorang korban yang baru saja ia kenal, seorang bernama Billy. Padahal seharusnya, Billy tidak ada keterkaitan apapun dalam pertarungan itu. Billy hanyalah seseorang yang secara kebetulan ditemui oleh Ferdi. Kebetulan? Pikir Ferdi. Tidak ada kebetulan di dunia ini. Mungkin inilah takdir.
“Sebenarnya apa yang kalian maksud dengan segelnya terlepas?” Tanya Epsa pada Knight dan Stealth, yang membuyarkan lamunan Ferdi.
“Aku pernah mengatakannya, bukan? Jika armor itu merupakan sebuah zirah yang mempunyai seratus kekuatan iblis yang tersegel di dalamnya?” jawab Stealth.
Epsa hanya mengangguk pelan, kemudian Stealth melanjutkan, “Dahulu, ada seorang manusia, yang bahkan tidak kami, para liteirin ketahui, yang telah berhasil menyegel seratus iblis kejam dan menakutkan ke dalam zirah itu. Konon, menurut cerita, seratus iblis itu adalah iblis penghancur. Kami tidak bisa menghancurkan zirah itu, atau segel di dalam zirah itu akan terlepas, dan keseratus iblis penghancur itu akan terbebas.”
“Dan konon ceritanya,” Knight menambahkan, “jika iblis-iblis ini terlepas, maka hancurlah dunia ini. Dunia ini akan berakhir. Dunia ini, kedua dunia, baik dunia liteirin maupun manusia.”
Ferdi dan Epsa terkejut mendengarnya. Kemudian Stealth menatap ke angkasa, dan berkata, “Tetapi sepertinya, dunia ini belum akan berakhir, kekuatan seratus iblis itupun tak terasa akan mengirimkan kehancuran.”
Ferdi tersadar. Benar juga, rasa ketakutan yang luar biasa dirasakannya ketika berada di dalam lembah dimensi tadi, sekarang sudah tidak ia rasakan. Ferdi pun bertanya, “Apakah itu artinya para iblis itu juga ikut lenyap bersamaan lembah dimensi?”
“Mungkin.” Jawab Stealth ragu, yang kemudian segera menggantinya, “Ku harap.”
Knight ikut menimpali, “Ya, semoga saja iblis-iblis itu tidak terbebas ke dunia ini.”
*****

Di dimensi lain, di dunia dimensi liteirin, tepatnya di Eltern, seseorang bertubuh jangkung melangkah di dalam kegelapan gedung kuno yang sudah usang.
“Ah, sial tanganku!” ujar Lietro mendesis.
“Cih… lagi-lagi kau datang ke sini untuk mengharapkan bantuanku.” Ucap Dr. Gouse dengan nada tidak senang akan kehadiran pria itu.
“Baiklah, ini yang terakhir.” Lietro menyunggingkan senyum sinisnya. “Lagipula, rencanaku berjalan lancar. Robert sudah melakukannya sampai sejauh itu. Seharusnya aku berterima kasih padanya. Haha…. Tetapi sepertinya itu tidak perlu, lagipula sejak awal dia sudah mati.”
“Cih… apa yang kau katakan.” Potong Dr. Gouse. “Sebaiknya kau jangan membuat keributan di tempatku.”
Lietro tertawa dan berkata, “Baiklah, tidak ada apa-apa. Haha…. Sebentar lagi, sebentar lagi para penghancur akan benar-benar terbebas dan bangkit.”

Bersambung...

6 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

6 comments:

  1. cerpen yg mnrik ni gan

    klu ad wktu kunjungi blog ane ya gan

    http://maszhiday.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayangnya ini bukan cerpen, mas...
      ini cerbung...

      Delete
  2. ini cerita indonesia apa jepang om....hehe
    panjang jalan ceritanya,masih bersambung lagi....huh sabar dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. cerita indonesia om.. :)
      ya, masih panjang, dan ini juga lagi males ngepost lanjutannya...

      Delete
  3. Kunjungan pertama. Tak menyangka akan disodori cerbung yg bagus.
    Keep sharing ya.... share separuh, sisanya dibuat buku... kan nanti banyak yg penasaran dan beli. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ini sih bukan separuh...
      ini udah mau selesai, tapi males mempostingkan yg terakhir...

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^