Ferdi sudah
mendapatkan kembali pedang besar Elgrad dalam genggamannya. Kini, ia bersama
dengan Epsa, Knight, Stealth, dan Billy, hanya bisa menatap makhluk yang
semakin aneh di hadapan mereka. Knight menatap ke arah Stealth, dan Stealth
menatap balik, Knight kemudian berkata, “Kita harus menyelesaikannya segera.
Kau masih punya tenaga, bukan?”
“Ya. Tetapi kita
harus ingat… zirah itu… kita tidak bisa….” Ucap Stealth tak jelas.
“Ya, aku tahu.
Tetapi kita tidak bisa membiarkannya begitu saja. Mungkin sesuatu yang buruk
akan terjadi.”
“Kita lihat sebentar
lagi apa yang akan terjadi.”
Knight
mengangguk, kemudian mereka kembali menatap makhluk aneh itu dalam posisi
waspada.
Makhluk besar
yang semakin menjadi-jadi itu menatap kelima orang di hadapannya dengan pandangan
mata merah menyalak. Dalam sekejap makhluk itu bergerak cepat menuju kelima
orang yang berdiri waspada. Hantaman makhluk itu mengenai tanah kosong, ketika
kelima orang itu berhasil bergerak berpencar untuk menghindar. Ledakan akibat
pukulan makhluk itu cukup untuk membuat lubang berdiameter satu meter.
Knight dan
Stealth bergerak di kedua sisi makhluk itu. Belati milik Stealth melayang di
sebelahnya, kemudian bergerak menyergap ke sekeliling makhluk besar di sana
untuk kembali memerangkap. Tetapi kali ini, makhluk itu tidak mau terperangkap
untuk kedua kalinya. Makhluk itu menghantamkan tangannya ke tanah kosong,
ledakan keras dengan dipenuhi debu bertebaran di hadapan Stealth. Makhluk itu
tertutup oleh debu-debu yang bertebaran. Dan saat debu yang menghalangi
pandangan sudah berjatuhan, hanya tersisa sebuah lubang yang menganga.
Knight dan
Stealth mewaspadai sekitar, mencari keberadaan sosok besar itu. Tiba-tiba
Stealth terkejut, ada sebuah bayangan besar yang menutupi bayangannya. Stealth
mendongak ke atas, makhluk itu terjun hendak menindihinya. Stealth segera
melompat menghindar, tetapi makhluk itu cepat, sangat cepat. Saat Stealth
mencoba menghindar, sosok yang berada di atas telah menghilang, dan tiba-tiba
saja sebuah pukulan dari belakang memelantingkan tubuhnya. Stealth terpelanting
dan terpental di atas tanah, ia mengerang kesakitan, seakan sekujur tulang di
tubuhnya begitu rapuh. Ferdi dan Epsa berlari menghampiri Stealth untuk
berusaha menolongnya.
Saat makhluk itu
masih bergeming di tempat, Knight menebaskan pedangnya ke arah makhluk itu.
Tetapi, serangan itu mampu dihalau dengan mudah. Knight tidak menyerah begitu
saja, ia bergerak ke samping, dan berusaha berkelit. Knight menyerang makhluk
itu secara bertubi-tubi dari segala arah. Tetapi semua serangannya berhasil
dihalau dengan mudah.
Makhluk itu
berusaha menyerang balik, hampir mengenai Knight, tetapi Knight berhasil
melompat menghindar ke belakang. Makhluk itu menyergap maju dan melakukan berbagai
serangan. Beruntungnya, kecepatan dan kelincahan Knight mampu menyelamatkannya
dari luka fatal akibat serangan makhluk besar itu.
Knight beberapa
kali mampu menghindari serangan makhluk besar itu, tetapi ia menyadari bahwa
gerakan makhluk di hadapannya terlampau cepat, ia tidak bisa terus menghindar. Knight
menghembuskan angin kencang ke arah makhluk itu, tetapi angin kencang itu sama
sekali tidak berdampak pada makhluk itu. Tetapi setidaknya, dengan angin itu, Knight
berhasil terhempas mundur untuk menjauhi serangan amukan makhluk itu.
Knight melirik
sesaat ke arah Stealth yang sibuk dirawat, ia sadar bahwa serangan makhluk itu
sangat fatal, kekuatan makhluk itu pastinya sungguh luar biasa. Sungguh, akan
terlalu bodoh dan ceroboh baginya jika harus menyerang pada jarak dekat. Knight
berlari mengitari, mencoba untuk menjaga jarak dari makhluk ganas itu. Tetapi
makhluk itu hanya melirik ke arah lari Knight. Knight mencoba beberapa kali
mengirim tebasan bilah anginnya melesat menuju makhluk itu. Tetapi semua
serangan Knight itu tak berarti apapun, makhluk itu hanya berkelit sedikit
untuk menghindar dari setiap angin tajam yang melesat.
Knight berusaha
sebaik mungkin untuk menjaga jarak, tetapi makhluk itu tak memberi kesempatan
lebih baginya. Tiba-tiba makhluk itu melesat cepat menghampiri Knight, sebuah
hantaman dengan kuku-kuku tajam datang dengan cepat, Knight tak dapat
mengelaknya. Angin yang ia manipulasi untuk melindunginya tidak mampu
menghentikan aksi ganas makhluk kejam itu.
Sebuah pukulan
menghantam dengan keras. Knight memejamkan matanya, tetapi tak terasa sebuah
hentakan keras mengenai tubuhnya. Knight pun kemudian membuka matanya perlahan.
Pukulan itu menghantam keras sebuah pedang besar. Pedang itu berdentang akibat
pukulan, pedang itu cukup kuat untuk menahan serangan berkekuatan tinggi itu.
Tetapi makhluk itu tak mau mengalah, ia terus mendorongkan pukulannya. Ferdi
sekuat tenaga menahan pedang besar yang menutupi tubuhnya, ia mencoba menahan
serangan makhluk besar itu dan menolong Knight yang tak sanggup menghindar.
Kedua tangan Ferdi menggenggam dengan kuat, air keringat bercucuran di sekitar
telapak tangannya. Makhluk itu terlalu kuat, Ferdi tak bisa menahan lebih lama.
Tetapi, ia tidak harus menahannya bukan? Pikir Ferdi.
Ferdi berkelit ke
samping dan mencoba melakukan serangan balik. Ia mengerahkan segenap tenaganya.
Dengan pedang itu, dengan pedang legendaris yang ia genggam, ia yakin mampu
mengeluarkan kekuatan yang bersemayam dalam pedang itu.
“Cih… aku tak mau
berhutang lagi padamu. Kau tidak perlu menyelematkanku.” Ucap Knight yang
segera bangkit, kemudian melompat tinggi ke udara. Knight dapat melihat Ferdi
dan makhluk itu sedang beradu kekuatan dari atas mereka, ia segera melemparkan
beberapa bilah pisau sekaligus ke arah makhluk itu. Tetapi, makhluk itu hanya
menatap ke atas ke arah bilah-bilah yang menjurus padanya, dan tiba-tiba seakan
bilah-bilah itu terkena sebuah hentakan kuat yang membuat bilah-bilah terdorong
dan tersebar ke segala arah.
Sebelum
bilah-bilah pisau yang Knight lemparkan terjatuh dan terpental di atas tanah, Knight
merapatkan tangannya, kemudian bilah-bilah itu tiba-tiba melayang di sekitar
tempat Ferdi dan makhluk itu beradu. Lalu Knight menghunuskan kedua pedangnya
dan melesat cepat ke bawah ke arah makhluk itu, disertai dengan bilah-bilah
pisau yang juga ikut melesat.
Knight melesat
dengan posisi terbalik ke bawah dan merentangkan kedua tangannya yang
menggenggam pedang lurus ke bawah. Lalu Knight memutarkan tubuhnya, cepat, dan
semakin cepat. Tubuh Knight yang memutar menciptakan sebuah pusaran angin yang
kencang.
Makhluk itu
menatap ke sekitar, seluruh pisau yang melesat menujunya tiba-tiba terpental
begitu saja. Kemudian menatap ke atas, ke arah pusaran kuat yang hendak
menghantamnya. Sementara tangan kanan makhluk itu masih sibuk beradu dengan
kekuatan besar Elgrad, tangan kirinya berusaha menghentikan pusaran angin
bertenaga besar itu. Kini, kedua tangan makhluk itu beradu dengan dua kekuatan
besar.
Tiba-tiba sesuatu
muncul dari dalam tanah. Sebuah bilah belati dengan disertai rantai muncul dari
sana. Ferdi terkejut, ia melirik ke belakang, ke arah Stealth dirawat. Ia
melihat Stealth terbaring di sana, tetapi ia juga melihat tangan kiri Stealth
menggerak-gerakkan sesuatu. Tampak sebuah rantai yang terikat pada tangan
kirinya menjulur masuk ke dalam tanah. Stealth tersenyum saat menyadari Ferdi
melirik ke arahnya. Kemudian Ferdi kembali menatap ke depan, berusaha fokus
kepada kekuatan serangannya.
Belati yang
diikuti oleh ikatan rantai itu melilit ke sekitar kaki makhluk itu, dan terus
bergerak melilit ke atas. Makhluk itu meraung, tampak seakan marah, tak terima.
Dan tiba-tiba, pisau yang sebelumnya telah dilemparkan oleh Knight dan terjatuh
di atas tanah, kembali melayang ke udara, lalu melesat ke arah makhluk itu.
Makhluk itu marah, ia berusaha menggerakkan tubuhnya, tetapi kini sekujur
tubuhnya telah dililit oleh rantai. Bilah-bilah pisau yang melesat cepat itu
hampir menusuk tubuh makhluk itu, tetapi hanya dengan raungan makhluk itu,
belati itu kembali tercecer di atas tanah. Dan di saat itu, pusaran angin dari
Knight tiba-tiba meletup. Makhluk itu terkejut dengan letupan angin itu, dan
lebih terkejut lagi ketika Knight telah berada di hadapannya. Knight dengan
sigap menusukkan kedua pedangnya ke leher besar makhluk itu, kemudian melompat
mundur. Makhluk itu mengerang kesakitan.
“Ferdi,
sekarang!” perintah Knight.
Ferdi mengangguk,
kemudian mendorong kuat pedang besarnya dan mengayunkan ke tubuh makhluk itu.
Sebuah serangan kuat mengiris tubuh makhluk itu. Makhluk itu tersentak mundur
dan mengerang kesakitan. Ferdi melompat ke udara sambil mengayunkan pedangnya
dengan kuat, ia juga mencoba untuk memanipulasi angin untuk membangkitkan
kekuatan Elgrad yang terpendam, sekaligus memberikan tenaga ekstra pada serangannya.
Ferdi berayun dan
berputar, kemudian melesat dengan cepat ke arah makhluk itu. Tampak Elgrad
berpendar dengan dibungkus oleh aura kuat yang terpancar, pedang besar
berkekuatan penghancur itu melesat dengan cepat.
Makhluk
mengerikan itu tidak tinggal diam, ia merentangkan kedua tangannya ke depan,
dan tiba-tiba sebuah aura kegelapan bergelung di depan kedua telapak tangannya.
Serangan Elgrad menghantam aura kegelapan itu. Kini, dua kekuatan besar kembali
beradu. Kilatan dan gesekan yang dihasilkan oleh dua kekuatan besar yang seakan
mengamuk itu membahana ke segala penjuru di lembah dimensi.
Knight, Stealth,
Epsa, dan Billy hanya mampu terpaku melihatnya. Knight dan Stealth terkesima
melihat tabrakan dari dua kekuatan yang membuat seluruh isi lembah dimensi
berguncang tak beraturan. Letupan demi letupan yang terpancar dari dua kekuatan
yang saling beradu itu semakin memorak-porandakan sekelilingnya.
Monster itu tidak
mau mengalah, ia mengerahkan kekuatannya dengan segenap tenaga. Aura kegelapan
yang bergelung di sekeliling telapak tangannya semakin besar, kuat, dan
menjadi-jadi, membuat kekuatan Elgrad terdorong mundur.
Ferdi tidak mampu
menahannya lebih lama lagi. Ia telah kehabisan banyak tenaga. Tetapi ia tidak
mau menyerah, Ferdi tetap berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya. Ferdi
mengaliri Elgrad dengan sisa aura yang ia miliki, tetapi tubuhnya tak mampu
bertahan lebih lama lagi. Tubuhnya terlihat semakin melemas.
“Knight!” teriak
Stealth dari belakang. Knight yang mendengarnya hanya menatap sesaat dan
mengangguk, kemudian bergerak maju. Knight berlari menuju Ferdi sambil
memainkan tangannya, ia memutar-mutar tangannya ke depan. Dan tepat saat berada
di belakang Ferdi, Knight menghentakkan telapak tangannya ke punggung Ferdi.
Ferdi terkejut
bagai baru saja terkena sebuah sengatan, tubuhnya seakan teraliri sesuatu.
Urat-urat tubuhnya seakan kembali mengencang dan seperti mulai bekerja ekstra.
Ferdi melirik ke belakang.
“Aku akan
menolongmu. Aura kita sama-sama angin, aku menyalurkan aura yang ku miliki padamu.
Mungkin akan ada sedikit sentakan, tetapi bertahanlah.” Knight memejamkan mata
sejenak, kemudian berteriak, “Terimalah!!!”
Tiba-tiba,
seperti terdapat sebuah letusan di sekujur bilah Elgrad. Dan Ferdi pun kembali
mengencangkan genggamannya. Elgrad mulai berpancar kuat dan Ferdi juga mulai
mengerahkan kekuatannya untuk memukul mundur monster besar di hadapannya.
BLAAARRR!!!
Ledakan yang
dihasilkan antara dua kekuatan besar tak mampu terelakkan. Sebidang tanah di
depan Ferdi menganga dalam dan jauh lurus ke depan. Di ujung seberang lubang itu,
tampak seekor monster dengan tubuh tercabik-cabik tak karuan.
Makhluk itu
mengerang kesakitan dan berteriak-teriak tak jelas. Suara makhluk itu
menggelegar ke segala penjuru. Gema yang dihasilkan mengguncangkan riak udara
di sekelilingnya. Dari dalam teriakan itu, samar-samar terdengar suara gema
Robert yang berteriak, “Berikan aku lebih, lebih, dan lebih sempurna. Berikan
aku kekuatan sesungguhnya!”
Berselang
beberapa saat, suara rintihan memelas Robert berubah menjadi sebuah teriakan
kesengsaraan. Tubuh Robert, atau yang kini berwujud monster, berkecamuk tidak
karuan. Tubuh itu menghantam-hantam tanah tidak jelas, berguling-guling, dan
bagaikan menguap. Sebuah asap muncul dari balik tubuh monster itu, dan tubuh itu
semakin mengerut. disertai dengan sebuah rintihan kesakitan.
Ferdi, Knight,
Stealth, Epsa, dan Billy hanya mampu melihatnya dengan rasa heran. Rintihan
demi rintihan, perlahan, wujud monster itu kian menyusut, hingga pada akhirnya
tubuh monster itu kembali ke sosok manusia yang tergeletak di atas tanah, sembari
disertai dengan seratus suara yang menggema, “Cukup, kami sudah cukup!!!”
Tubuh Robert
kembali seperti sedia kala. Bukan, bukan seperti sedia kala, tetapi tubuhnya
kali ini sudah tidak pantas dikatakan sebagai tubuh. Karena tubuh itu kini
hanya bagai mayat mengerut yang tak berisi. Tubuh itu kering-kerontang, sama
sekali tak berisi, bahkan sudah bagaikan tak berisi sebuah roh sekalipun.
Knight dan
Stealth terkejut. Knight dengan cepat menoleh ke belakang dan menatap Stealth
dengan tajam. Kedua mata mereka saling beradu dengan rasa keterkejutan. Dan
dalam waktu hampir bersamaan, mereka berucap, “Segelnya terlepas!!!”
Bersambung...
saya langsung baca
ReplyDeleteseru seru..dialognya di tambah dong ^_^
Alhamdulillah ada yang baca.. ^_^
Deletewah, kayaknya kisahnya menarik nih. tapi bookmark dulu ya, dibaca nanti kalo istirahat. hehe
ReplyDeleteya, ya.. kalau suka baca fantasy sih... :D
Delete