Monday, 17 February 2014 - , 4 comments

CERMIN DUA MUARA part XL – Segel yang Terlepas

sebelumnya dalam CDM
Ferdi sudah mendapatkan kembali pedang besar Elgrad dalam genggamannya. Kini, ia bersama dengan Epsa, Knight, Stealth, dan Billy, hanya bisa menatap makhluk yang semakin aneh di hadapan mereka. Knight menatap ke arah Stealth, dan Stealth menatap balik, Knight kemudian berkata, “Kita harus menyelesaikannya segera. Kau masih punya tenaga, bukan?”
“Ya. Tetapi kita harus ingat… zirah itu… kita tidak bisa….” Ucap Stealth tak jelas.
“Ya, aku tahu. Tetapi kita tidak bisa membiarkannya begitu saja. Mungkin sesuatu yang buruk akan terjadi.”
“Kita lihat sebentar lagi apa yang akan terjadi.”
Knight mengangguk, kemudian mereka kembali menatap makhluk aneh itu dalam posisi waspada.
Makhluk besar yang semakin menjadi-jadi itu menatap kelima orang di hadapannya dengan pandangan mata merah menyalak. Dalam sekejap makhluk itu bergerak cepat menuju kelima orang yang berdiri waspada. Hantaman makhluk itu mengenai tanah kosong, ketika kelima orang itu berhasil bergerak berpencar untuk menghindar. Ledakan akibat pukulan makhluk itu cukup untuk membuat lubang berdiameter satu meter.
Knight dan Stealth bergerak di kedua sisi makhluk itu. Belati milik Stealth melayang di sebelahnya, kemudian bergerak menyergap ke sekeliling makhluk besar di sana untuk kembali memerangkap. Tetapi kali ini, makhluk itu tidak mau terperangkap untuk kedua kalinya. Makhluk itu menghantamkan tangannya ke tanah kosong, ledakan keras dengan dipenuhi debu bertebaran di hadapan Stealth. Makhluk itu tertutup oleh debu-debu yang bertebaran. Dan saat debu yang menghalangi pandangan sudah berjatuhan, hanya tersisa sebuah lubang yang menganga.
Knight dan Stealth mewaspadai sekitar, mencari keberadaan sosok besar itu. Tiba-tiba Stealth terkejut, ada sebuah bayangan besar yang menutupi bayangannya. Stealth mendongak ke atas, makhluk itu terjun hendak menindihinya. Stealth segera melompat menghindar, tetapi makhluk itu cepat, sangat cepat. Saat Stealth mencoba menghindar, sosok yang berada di atas telah menghilang, dan tiba-tiba saja sebuah pukulan dari belakang memelantingkan tubuhnya. Stealth terpelanting dan terpental di atas tanah, ia mengerang kesakitan, seakan sekujur tulang di tubuhnya begitu rapuh. Ferdi dan Epsa berlari menghampiri Stealth untuk berusaha menolongnya.
Saat makhluk itu masih bergeming di tempat, Knight menebaskan pedangnya ke arah makhluk itu. Tetapi, serangan itu mampu dihalau dengan mudah. Knight tidak menyerah begitu saja, ia bergerak ke samping, dan berusaha berkelit. Knight menyerang makhluk itu secara bertubi-tubi dari segala arah. Tetapi semua serangannya berhasil dihalau dengan mudah.
Makhluk itu berusaha menyerang balik, hampir mengenai Knight, tetapi Knight berhasil melompat menghindar ke belakang. Makhluk itu menyergap maju dan melakukan berbagai serangan. Beruntungnya, kecepatan dan kelincahan Knight mampu menyelamatkannya dari luka fatal akibat serangan makhluk besar itu.
Knight beberapa kali mampu menghindari serangan makhluk besar itu, tetapi ia menyadari bahwa gerakan makhluk di hadapannya terlampau cepat, ia tidak bisa terus menghindar. Knight menghembuskan angin kencang ke arah makhluk itu, tetapi angin kencang itu sama sekali tidak berdampak pada makhluk itu. Tetapi setidaknya, dengan angin itu, Knight berhasil terhempas mundur untuk menjauhi serangan amukan makhluk itu.
Knight melirik sesaat ke arah Stealth yang sibuk dirawat, ia sadar bahwa serangan makhluk itu sangat fatal, kekuatan makhluk itu pastinya sungguh luar biasa. Sungguh, akan terlalu bodoh dan ceroboh baginya jika harus menyerang pada jarak dekat. Knight berlari mengitari, mencoba untuk menjaga jarak dari makhluk ganas itu. Tetapi makhluk itu hanya melirik ke arah lari Knight. Knight mencoba beberapa kali mengirim tebasan bilah anginnya melesat menuju makhluk itu. Tetapi semua serangan Knight itu tak berarti apapun, makhluk itu hanya berkelit sedikit untuk menghindar dari setiap angin tajam yang melesat.
Knight berusaha sebaik mungkin untuk menjaga jarak, tetapi makhluk itu tak memberi kesempatan lebih baginya. Tiba-tiba makhluk itu melesat cepat menghampiri Knight, sebuah hantaman dengan kuku-kuku tajam datang dengan cepat, Knight tak dapat mengelaknya. Angin yang ia manipulasi untuk melindunginya tidak mampu menghentikan aksi ganas makhluk kejam itu.
Sebuah pukulan menghantam dengan keras. Knight memejamkan matanya, tetapi tak terasa sebuah hentakan keras mengenai tubuhnya. Knight pun kemudian membuka matanya perlahan. Pukulan itu menghantam keras sebuah pedang besar. Pedang itu berdentang akibat pukulan, pedang itu cukup kuat untuk menahan serangan berkekuatan tinggi itu. Tetapi makhluk itu tak mau mengalah, ia terus mendorongkan pukulannya. Ferdi sekuat tenaga menahan pedang besar yang menutupi tubuhnya, ia mencoba menahan serangan makhluk besar itu dan menolong Knight yang tak sanggup menghindar. Kedua tangan Ferdi menggenggam dengan kuat, air keringat bercucuran di sekitar telapak tangannya. Makhluk itu terlalu kuat, Ferdi tak bisa menahan lebih lama. Tetapi, ia tidak harus menahannya bukan? Pikir Ferdi.
Ferdi berkelit ke samping dan mencoba melakukan serangan balik. Ia mengerahkan segenap tenaganya. Dengan pedang itu, dengan pedang legendaris yang ia genggam, ia yakin mampu mengeluarkan kekuatan yang bersemayam dalam pedang itu.
“Cih… aku tak mau berhutang lagi padamu. Kau tidak perlu menyelematkanku.” Ucap Knight yang segera bangkit, kemudian melompat tinggi ke udara. Knight dapat melihat Ferdi dan makhluk itu sedang beradu kekuatan dari atas mereka, ia segera melemparkan beberapa bilah pisau sekaligus ke arah makhluk itu. Tetapi, makhluk itu hanya menatap ke atas ke arah bilah-bilah yang menjurus padanya, dan tiba-tiba seakan bilah-bilah itu terkena sebuah hentakan kuat yang membuat bilah-bilah terdorong dan tersebar ke segala arah.
Sebelum bilah-bilah pisau yang Knight lemparkan terjatuh dan terpental di atas tanah, Knight merapatkan tangannya, kemudian bilah-bilah itu tiba-tiba melayang di sekitar tempat Ferdi dan makhluk itu beradu. Lalu Knight menghunuskan kedua pedangnya dan melesat cepat ke bawah ke arah makhluk itu, disertai dengan bilah-bilah pisau yang juga ikut melesat.
Knight melesat dengan posisi terbalik ke bawah dan merentangkan kedua tangannya yang menggenggam pedang lurus ke bawah. Lalu Knight memutarkan tubuhnya, cepat, dan semakin cepat. Tubuh Knight yang memutar menciptakan sebuah pusaran angin yang kencang.
Makhluk itu menatap ke sekitar, seluruh pisau yang melesat menujunya tiba-tiba terpental begitu saja. Kemudian menatap ke atas, ke arah pusaran kuat yang hendak menghantamnya. Sementara tangan kanan makhluk itu masih sibuk beradu dengan kekuatan besar Elgrad, tangan kirinya berusaha menghentikan pusaran angin bertenaga besar itu. Kini, kedua tangan makhluk itu beradu dengan dua kekuatan besar.
Tiba-tiba sesuatu muncul dari dalam tanah. Sebuah bilah belati dengan disertai rantai muncul dari sana. Ferdi terkejut, ia melirik ke belakang, ke arah Stealth dirawat. Ia melihat Stealth terbaring di sana, tetapi ia juga melihat tangan kiri Stealth menggerak-gerakkan sesuatu. Tampak sebuah rantai yang terikat pada tangan kirinya menjulur masuk ke dalam tanah. Stealth tersenyum saat menyadari Ferdi melirik ke arahnya. Kemudian Ferdi kembali menatap ke depan, berusaha fokus kepada kekuatan serangannya.
Belati yang diikuti oleh ikatan rantai itu melilit ke sekitar kaki makhluk itu, dan terus bergerak melilit ke atas. Makhluk itu meraung, tampak seakan marah, tak terima. Dan tiba-tiba, pisau yang sebelumnya telah dilemparkan oleh Knight dan terjatuh di atas tanah, kembali melayang ke udara, lalu melesat ke arah makhluk itu. Makhluk itu marah, ia berusaha menggerakkan tubuhnya, tetapi kini sekujur tubuhnya telah dililit oleh rantai. Bilah-bilah pisau yang melesat cepat itu hampir menusuk tubuh makhluk itu, tetapi hanya dengan raungan makhluk itu, belati itu kembali tercecer di atas tanah. Dan di saat itu, pusaran angin dari Knight tiba-tiba meletup. Makhluk itu terkejut dengan letupan angin itu, dan lebih terkejut lagi ketika Knight telah berada di hadapannya. Knight dengan sigap menusukkan kedua pedangnya ke leher besar makhluk itu, kemudian melompat mundur. Makhluk itu mengerang kesakitan.
“Ferdi, sekarang!” perintah Knight.
Ferdi mengangguk, kemudian mendorong kuat pedang besarnya dan mengayunkan ke tubuh makhluk itu. Sebuah serangan kuat mengiris tubuh makhluk itu. Makhluk itu tersentak mundur dan mengerang kesakitan. Ferdi melompat ke udara sambil mengayunkan pedangnya dengan kuat, ia juga mencoba untuk memanipulasi angin untuk membangkitkan kekuatan Elgrad yang terpendam, sekaligus memberikan tenaga ekstra pada serangannya.
Ferdi berayun dan berputar, kemudian melesat dengan cepat ke arah makhluk itu. Tampak Elgrad berpendar dengan dibungkus oleh aura kuat yang terpancar, pedang besar berkekuatan penghancur itu melesat dengan cepat.
Makhluk mengerikan itu tidak tinggal diam, ia merentangkan kedua tangannya ke depan, dan tiba-tiba sebuah aura kegelapan bergelung di depan kedua telapak tangannya. Serangan Elgrad menghantam aura kegelapan itu. Kini, dua kekuatan besar kembali beradu. Kilatan dan gesekan yang dihasilkan oleh dua kekuatan besar yang seakan mengamuk itu membahana ke segala penjuru di lembah dimensi.
Knight, Stealth, Epsa, dan Billy hanya mampu terpaku melihatnya. Knight dan Stealth terkesima melihat tabrakan dari dua kekuatan yang membuat seluruh isi lembah dimensi berguncang tak beraturan. Letupan demi letupan yang terpancar dari dua kekuatan yang saling beradu itu semakin memorak-porandakan sekelilingnya.
Monster itu tidak mau mengalah, ia mengerahkan kekuatannya dengan segenap tenaga. Aura kegelapan yang bergelung di sekeliling telapak tangannya semakin besar, kuat, dan menjadi-jadi, membuat kekuatan Elgrad terdorong mundur.
Ferdi tidak mampu menahannya lebih lama lagi. Ia telah kehabisan banyak tenaga. Tetapi ia tidak mau menyerah, Ferdi tetap berusaha mengerahkan seluruh kekuatannya. Ferdi mengaliri Elgrad dengan sisa aura yang ia miliki, tetapi tubuhnya tak mampu bertahan lebih lama lagi. Tubuhnya terlihat semakin melemas.
“Knight!” teriak Stealth dari belakang. Knight yang mendengarnya hanya menatap sesaat dan mengangguk, kemudian bergerak maju. Knight berlari menuju Ferdi sambil memainkan tangannya, ia memutar-mutar tangannya ke depan. Dan tepat saat berada di belakang Ferdi, Knight menghentakkan telapak tangannya ke punggung Ferdi.
Ferdi terkejut bagai baru saja terkena sebuah sengatan, tubuhnya seakan teraliri sesuatu. Urat-urat tubuhnya seakan kembali mengencang dan seperti mulai bekerja ekstra. Ferdi melirik ke belakang.
“Aku akan menolongmu. Aura kita sama-sama angin, aku menyalurkan aura yang ku miliki padamu. Mungkin akan ada sedikit sentakan, tetapi bertahanlah.” Knight memejamkan mata sejenak, kemudian berteriak, “Terimalah!!!”
Tiba-tiba, seperti terdapat sebuah letusan di sekujur bilah Elgrad. Dan Ferdi pun kembali mengencangkan genggamannya. Elgrad mulai berpancar kuat dan Ferdi juga mulai mengerahkan kekuatannya untuk memukul mundur monster besar di hadapannya.
BLAAARRR!!!
Ledakan yang dihasilkan antara dua kekuatan besar tak mampu terelakkan. Sebidang tanah di depan Ferdi menganga dalam dan jauh lurus ke depan. Di ujung seberang lubang itu, tampak seekor monster dengan tubuh tercabik-cabik tak karuan.
Makhluk itu mengerang kesakitan dan berteriak-teriak tak jelas. Suara makhluk itu menggelegar ke segala penjuru. Gema yang dihasilkan mengguncangkan riak udara di sekelilingnya. Dari dalam teriakan itu, samar-samar terdengar suara gema Robert yang berteriak, “Berikan aku lebih, lebih, dan lebih sempurna. Berikan aku kekuatan sesungguhnya!”
Berselang beberapa saat, suara rintihan memelas Robert berubah menjadi sebuah teriakan kesengsaraan. Tubuh Robert, atau yang kini berwujud monster, berkecamuk tidak karuan. Tubuh itu menghantam-hantam tanah tidak jelas, berguling-guling, dan bagaikan menguap. Sebuah asap muncul dari balik tubuh monster itu, dan tubuh itu semakin mengerut. disertai dengan sebuah rintihan kesakitan.
Ferdi, Knight, Stealth, Epsa, dan Billy hanya mampu melihatnya dengan rasa heran. Rintihan demi rintihan, perlahan, wujud monster itu kian menyusut, hingga pada akhirnya tubuh monster itu kembali ke sosok manusia yang tergeletak di atas tanah, sembari disertai dengan seratus suara yang menggema, “Cukup, kami sudah cukup!!!
Tubuh Robert kembali seperti sedia kala. Bukan, bukan seperti sedia kala, tetapi tubuhnya kali ini sudah tidak pantas dikatakan sebagai tubuh. Karena tubuh itu kini hanya bagai mayat mengerut yang tak berisi. Tubuh itu kering-kerontang, sama sekali tak berisi, bahkan sudah bagaikan tak berisi sebuah roh sekalipun.
Knight dan Stealth terkejut. Knight dengan cepat menoleh ke belakang dan menatap Stealth dengan tajam. Kedua mata mereka saling beradu dengan rasa keterkejutan. Dan dalam waktu hampir bersamaan, mereka berucap, “Segelnya terlepas!!!”

Bersambung...

4 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

4 comments:

  1. saya langsung baca
    seru seru..dialognya di tambah dong ^_^


    ReplyDelete
  2. wah, kayaknya kisahnya menarik nih. tapi bookmark dulu ya, dibaca nanti kalo istirahat. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya, ya.. kalau suka baca fantasy sih... :D

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^