Dor! Sebuah letusan
tembakan terdengar kembali di salah satu bagian lembah dimensi yang menjadi
area pertarungan antara Ferdi dan Knight dengan sesosok makhluk berupa monster
buruk rupa, serta tiga pertarungan lain yang tidak lama ini sudah berakhir,
setidaknya begitulah cerita pada episode sebelumnya. Tetapi, tembakan itu? Apa
yang terjadi?
Ternyata masih tersisa sebuah pertarungan baku tembak yang belum
terselesaikan. Sebuah timah panas melesat menembus hingga bagian dahi Firlett
dari belakang. Darah mengalir membanjiri wajah Firlett, ia terkejut bukan main,
kemudian melirikkan matanya ke belakang untuk melihat apa yang sebenarnya
terjadi dari belakang sana. Terlihat sosok Billy menodongkan sebuah pistol tepat
ke arah kepalanya. Firlett tak mampu berucap apapun.
“Jika kau ingin menyelesaikan suatu hal, sebaiknya lakukanlah secara
penuh dengan utuh dan bersih.” Billy berkata dari balik tubuh Firlett, kemudian
ia menjatuhkan pistol yang ia genggam, dan tangan kanan yang menggenggam pistol
itupun ikut terjatuh. Billy merobek baju luar yang ia kenakan dan
memperlihatkan apa yang ada di balik bajunya, tampak sebuah rompi yang telah bersarang
sebuah peluru di bagian depan dadanya.
“Sial!” Firlett hanya mampu mendesis, dan kemudian tubuhnya pun roboh ke
atas tanah.
Di sisi lain, sesosok makhluk besar dengan dipenuhi bulu lebat berwarna
abu-abu gelap yang menyeramkan, muncul di hadapan Ferdi dan Knight. Mereka
berdua hanya mampu terdiam tak berkutik. Di dalam hati mereka hanya ada sebuah
tanda tanya besar. Makhluk apa itu sebenarnya?
Makhluk berbulu menyeramkan itu meraung keras menggemparkan. Ferdi dan Knight
bergeming ngeri menatapnya. Tetapi tiba-tiba mereka dikejutkan, seekor makhluk
mengerikan itu bergerak dengan sangat cepat dan sudah berada di hadapan mereka.
Ferdi dan Knight segera melompat berpencar untuk menghindar. Hantaman makhluk
itu mengenai tanah kosong. Hantaman itu memberikan efek letupan kecil dan
menghasilkan sebuah lubang di tanah. Tabrakan antara hantaman itu dengan tanah
menciptakan hembusan angin yang membuat Ferdi dan Knight yang melompat
terdorong mundur beberapa meter.
Ferdi dan Knight berada di kanan dan kiri makhluk itu. Mereka menatap
kembali makhluk yang mengaum-aum itu. Knight mencoba maju memberikan serangan
dengan kedua pedangnya, sedangkan Ferdi berlari ke samping untuk mencoba meraih
Elgrad yang tertancap di tanah. Knight menyelimuti kedua bilah pedangnya dengan
pusaran angin. Tetapi, sebelum sempat mengirimkan serangannya, seekor makhluk
berbulu itu memukul mundur Knight hingga terpelanting jauh. Ferdi berpikir, itu
adalah kesempatan bagus baginya untuk meraih pedang besarnya, sementara makhluk
menakutkan itu sedang sibuk dengan Knight. Tetapi, semua tidak seperti yang
diharapkan Ferdi. Hanya beberapa meter lagi dari posisi Elgrad tertancap,
tiba-tiba makhluk besar itu sudah berada di hadapan Ferdi dan membuat Ferdi
juga terpelanting mundur. Ferdi dan Knight berada di posisi yang berlawanan di
antara makhluk kutukan itu, mereka terbatuk kesakitan akibat pukulan keras dari
makhluk itu.
Knight sadar, dia harus membuat makhluk keji di sana sibuk olehnya,
sementara Ferdi akan mampu mengambil Elgrad yang tergeletak. Mungkin memang Knight
masih tidak percaya bahwa pedang legendaris Elgrad harus jatuh di tangan
seorang manusia, tetapi di saat seperti ini, tidak ada waktu baginya untuk
mendahulukan egonya. Di saat seperti ini, mungkin kekuatan Elgrad adalah
harapan baginya untuk menghadapi makhluk menakutkan di hadapan mereka. Sebisa
mungkin Ferdi harus dapat mengambil kembali Elgrad ke genggamannya.
Knight kembali berlari, ia merentangkan kedua tangannya, kemudian
perlahan mempertemukan kedua tangannya. Tekanan udara saling menekan di kedua
sisi makhluk yang mengaum itu untuk membuat tubuh makhluk itu terhimpit oleh
angin sehingga tidak dapat bergerak. Knight melompat, kemudian berputar cepat
di udara dan menciptakan sebuah pusaran angin. Knight akan mengirimkan
serangannya, tetapi tidak terduga lagi, makhluk itu sudah melayang di udara dan
menghempaskan tubuh Knight hingga terpelanting kembali ke atas tanah. Sedangkan
Ferdi kembali hampir meraih pedang besarnya, jikalau saja makhluk itu tidak
kembali muncul tiba-tiba dan memukul mundur tubuh Ferdi.
“Sial.” Desis Knight. Knight melihat makhluk itu hanya mengaum-aum tidak
jelas di depannya, seperti sama sekali tak memperhatikan keberadaannya dan
Ferdi. Tetapi, setiap Knight mencoba mengirimkan serangan atau Ferdi yang
berusaha meraih Elgrad, sepertinya makhluk itu sudah dapat memperkirakan
gerakan mereka dan muncul dengan tiba-tiba dengan gerakan cepat di hadapan
mereka.
Makhluk kutukan itu bertubuh besar, dan hanya bisa mengaum-aum seperti
kesakitan dan tampak tidak memedulikan sekelilingnya. Tetapi setiap Ferdi dan Knight
yang hampir menyelesaikan gerakan mereka untuk melakukan sesuatu, makhluk besar
itu tiba-tiba datang dengan cepat dan menghentikan langkah mereka.
Ferdi dan Knight hanya mampu mendesis menatap makhluk itu, dan berusaha
mengatur nafas mereka yang mulai memburu. Mereka telah kelelahan, setelah sekian
lama seperti dipermainkan oleh makhluk besar di tengah-tengah antara posisi
mereka berada. Tetapi tiba-tiba mereka terkejut, makhluk besar di tengah sana
tiba-tiba terkena sebuah ledakan yang berasal dari sesuatu. Ferdi dan Knight
menatap ke arah asal serangan itu. Terlihat sesosok yang mereka kenal
membidikkan sebuah RPG ke arah makhluk itu. Billy!!!
“Maaf, kami terlambat.” Sosok di sebelah kanan Billy berkata tegas,
sosok yang tidak lain adalah Stealth. Dan di kanannya, Epsa juga berada di
sana.
“Ferdi! Ini kesempatanmu. Cepat ambil pedangmu!!!” Teriak Epsa.
Ferdi tidak membalas teriakan itu, tetapi ia segera mengerti, ia segera
berlari menuju arah Elgrad tertancap. Tetapi tiba-tiba makhluk kutukan itu
keluar dari kepulan asap ledakan dan bergerak cepat ke arah Ferdi.
“Freeze!” Dengan tangkas, Epsa mengirimkan anak panahnya ke arah
makhluk yang mengejar Ferdi. Anak panah itu melesat cepat menuju arah makhluk
yang mengejar Ferdi. Makhluk itu menghalau anak panah itu dengan lengan
kanannya. Tetapi, tepat saat anak panah itu menyentuh lengan makhluk itu, dalam
sesaat makhluk itu sudah membeku. Ferdi pun hampir meraih dan menggenggam
gagang Elgrad. Tetapi tiba-tiba Ferdi kembali tersentak mundur, sesosok makhluk
itu sudah kembali berada di hadapannya dan menghantamnya dengan keras.
Patung es yang sebelumnya terdapat makhluk besar yang terbeku di
dalamnya, dalam sekejap saja sudah terpecah menjadi keping-keping es tanpa ada
yang sempat menyadarinya. Pandangan Knight, Stealth, Epsa, dan Billy saat itu
sudah mengarah pada Ferdi, dan mereka sebelumnya sudah yakin Ferdi mampu
menggapai Elgrad. Tetapi semua di luar persangkaan.
Makhluk itu kuat, cepat, tangkas, gesit, tetapi menunjukkan gelagat yang
begitu aneh, seperti semua tingkah lakunya di luar kesadaran Robert. Ya,
makhluk itu bukan lagi Robert, dia telah berubah sepenuhnya, dan sepertinya,
seakan Robert ditelan ke dalam kekuatan zirah itu.
Stealth mengamati sejenak makhluk aneh yang berada di hadapannya,
kemudian berkata, “Itukah wujud sebenarnya dari armor kutukan itu?”
“Ya,” jawab Knight, “tubuh Robert tiba-tiba terbungkus oleh benda
mengerikan itu, dan dalam sekejap berubah menjadi seekor monster.”
“Itulah mengapa benda itu disebut sebagai terkutuk, dan sekarang aku
mengerti dengan cerita itu, yang menyebutkan memakan jiwa.” Stealth terdiam
sejenak, kemudian ia berteriak dan memberi aba-aba ke Knight, “Knight! Kita
lakukan itu.”
Stealth berlari cepat, menembus posisi Knight berdiri, kemudian Knight
segera berlari mengikutinya. Stealth berkata cepat, “Ferdi! Menjauhlah.”
Stealth kemudian menoleh ke belakang dan mengangguk ke arah Knight. Belati yang
sejak tadi melayang mengikuti di kiri Stealth, segera melesat cepat menuju
makhluk kutukan itu. Tetapi makhluk itu dengan entengnya menelak kedatangan belati
itu. Tetapi sepertinya, memang bukan makhluk itu target belati itu. Belati yang
terpental itu kemudian bergerak mengitari posisi makhluk itu. Bergerak memutar,
memutar, dan terus memutar, membuat rantai yang terikat di ujung gagangnya
mengurung posisi makhluk yang berada di dalamnya. Tetapi makhluk itu hanya
mengaum, tanpa memedulikan rantai yang melingkar sekitar tiga meter di
sekelilingnya.
Knight menghentakkan kedua telapak tangannya ke bawah, seketika Steatlh
melompat tinggi ke udara, hingga melayang tepat di atas pusat lingkaran
rantainya. Knight kemudian menyusul melompat tinggi dengan cepat, berada di
atas posisi Stealth melayang.
Rantai yang melingkar itu mengeluarkan aliran listrik yang memercik
dahsyat. Tegangan aliran listrik yang tinggi, kini memerangkap keberadaan
makhluk aneh yang terjebak. Dan tak lama kemudian, hembusan angin kencang
berputar cepat di sekeliling luar aliran listrik. Sebuah tornado tercipta
dengan seketika dengan dahsyatnya. Aliran listrik yang berada di dalamnya
tiba-tiba berpendar semakin kuat. Dan secara berangsur, aliran listrik itu
seakan ikut berputar dan bergabung dengan pusaran kencang angin di sekeliling.
Sebuah tornado bercahayakan listrik benderang tercipta dengan indah dan luar
biasa.
Ferdi, Epsa, dan Billy, hanya mampu menatap pusaran listrik yang
berpendar benderang dari kejauhan. Pusaran itu bercahaya, menutupi apa yang ada
di dalamnya, mereka tak dapat melihat posisi makhluk yang terjebak di dalamnya,
juga Knight dan Stealth berada.
Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!
Sebuah letupan terdengar berkali-kali dari dalam tornado listrik yang
menjebak. Apa gerangan yang terjadi? Hanya sepatah pertanyaan itu yang mampu
mengiang dalam benak ketiga orang yang terpaku melihatnya. Tetapi, sebelum,
pertanyaan itu sempat terjawab. Tiba-tiba tornado listrik itu membumbung tinggi
dan berpendar semakin hebat dengan putaran semakin cepat dan menyempit. Kilauan
kilat yang sungguh menyilaukan, membutakan penglihatan ketiga orang yang
menatapnya untuk sementara waktu.
“Ah!” hanya sepatah kata itu yang mampu terucap dari Ferdi, Epsa, dan
Billy. Pandangan mereka perlahan mulai kembali normal. Saat pandangan mereka
telah benar-benar pulih, mereka hanya dapat melihat sesosok makhluk besar
berbulu bertekuk lutut tak berdaya, dengan dipenuhi luka gores dan aliran
listrik yang masih memercik di sekujur tubuhnya yang berbulu.
“Setidaknya, itulah serangan dengan damage tertinggi yang kami miliki.”
Ucap Stealth yang tiba-tiba terdengar di belakang Epsa dan Billy. Mereka
terkejut dan segera menoleh pada Stealth dan Knight yang tiba-tiba hadir di
belakang mereka. Ferdi berlari mendekati mereka dan ikut bergabung.
“Tetapi kita tidak bisa meremehkan makhluk kutukan itu begitu saja.”
Lanjut Stealth.
Makhluk yang dibicarakan itu meraung keras, semakin keras, dan semakin
menjadi-jadi lagi. Dari dalam tubuh makhluk itu, seakan-akan sebuah suara
berdengung dari dalam, “Aku butuh kekuatan sejati, berikan, berikan!”
Tiba-tiba makhluk kutukan itu menyalak dan matanya berubah menjadi merah
bernyala mengerikan. Tubuh makhluk itu tampak terjadi sebuah keanehan, makhluk itu
bergerak tak karuan, dan tumbuh semakin besar serta ganas. Bulu-bulunya
terlihat semakin lebat dan meruncing dengan kuku-kuku yang semakin tajam pula.
Di kedua bahu makhluk itu tumbuh tonjolan yang meruncing tinggi, berada
menutupi kedua sisi kepalanya. Kakinya yang semakin tumbuh itu ditekukkan
dengan kedua tangan di depan untuk menopang tubuhnya. Dan pada lututnya pun
muncul tonjolan. Makhluk itu semakin aneh dan semakin menjadi-jadi.
Terdengar sebuah teriakan histeris yang menakutkan dan mencekam, seperti
berasal dari dalam tubuh makhluk yang semakin aneh itu. Teriakan itu seperti
meronta-ronta kesakitan meminta tolong.
Kelima orang yang mendengar jeritan kesakitan itu hanya bisa diam
tercengang. Stealth berkata lirih, “Begitu, kah? Zirah pemakan jiwa?”
wah, keren banget ente sob... ini karanganmu sendiri ya? hebat, knp gak dibikin buku aja sob?
ReplyDeletekalau masalah untuk diterbitinnya saya masih kurang PD sob...
Deletekebanyakan cerita yg saya karang bergenre fantasy, dan sepertinya kurang diminati...
lebih banyak peminat genre romance, dan utk genre romance tersebut saya juga belum bisa mengarang yg bagus...
masih dalam proses belajar...
mana nih , ditunggu lanjutannya
ReplyDeletetuh kan ada yang bilang bikin buku lagi hehe
hehe, males nge-posting, coz sepi pembaca, tapi okelah, next nih ku posting...
Delete