Friday, 31 January 2014 - , 4 comments

CERMIN DUA MUARA part XXXIX – Zirah Pemakan Jiwa

Dor! Sebuah letusan tembakan terdengar kembali di salah satu bagian lembah dimensi yang menjadi area pertarungan antara Ferdi dan Knight dengan sesosok makhluk berupa monster buruk rupa, serta tiga pertarungan lain yang tidak lama ini sudah berakhir, setidaknya begitulah cerita pada episode sebelumnya. Tetapi, tembakan itu? Apa yang terjadi?
Ternyata masih tersisa sebuah pertarungan baku tembak yang belum terselesaikan. Sebuah timah panas melesat menembus hingga bagian dahi Firlett dari belakang. Darah mengalir membanjiri wajah Firlett, ia terkejut bukan main, kemudian melirikkan matanya ke belakang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dari belakang sana. Terlihat sosok Billy menodongkan sebuah pistol tepat ke arah kepalanya. Firlett tak mampu berucap apapun.
“Jika kau ingin menyelesaikan suatu hal, sebaiknya lakukanlah secara penuh dengan utuh dan bersih.” Billy berkata dari balik tubuh Firlett, kemudian ia menjatuhkan pistol yang ia genggam, dan tangan kanan yang menggenggam pistol itupun ikut terjatuh. Billy merobek baju luar yang ia kenakan dan memperlihatkan apa yang ada di balik bajunya, tampak sebuah rompi yang telah bersarang sebuah peluru di bagian depan dadanya.
“Sial!” Firlett hanya mampu mendesis, dan kemudian tubuhnya pun roboh ke atas tanah.

Di sisi lain, sesosok makhluk besar dengan dipenuhi bulu lebat berwarna abu-abu gelap yang menyeramkan, muncul di hadapan Ferdi dan Knight. Mereka berdua hanya mampu terdiam tak berkutik. Di dalam hati mereka hanya ada sebuah tanda tanya besar. Makhluk apa itu sebenarnya?
Makhluk berbulu menyeramkan itu meraung keras menggemparkan. Ferdi dan Knight bergeming ngeri menatapnya. Tetapi tiba-tiba mereka dikejutkan, seekor makhluk mengerikan itu bergerak dengan sangat cepat dan sudah berada di hadapan mereka. Ferdi dan Knight segera melompat berpencar untuk menghindar. Hantaman makhluk itu mengenai tanah kosong. Hantaman itu memberikan efek letupan kecil dan menghasilkan sebuah lubang di tanah. Tabrakan antara hantaman itu dengan tanah menciptakan hembusan angin yang membuat Ferdi dan Knight yang melompat terdorong mundur beberapa meter.
Ferdi dan Knight berada di kanan dan kiri makhluk itu. Mereka menatap kembali makhluk yang mengaum-aum itu. Knight mencoba maju memberikan serangan dengan kedua pedangnya, sedangkan Ferdi berlari ke samping untuk mencoba meraih Elgrad yang tertancap di tanah. Knight menyelimuti kedua bilah pedangnya dengan pusaran angin. Tetapi, sebelum sempat mengirimkan serangannya, seekor makhluk berbulu itu memukul mundur Knight hingga terpelanting jauh. Ferdi berpikir, itu adalah kesempatan bagus baginya untuk meraih pedang besarnya, sementara makhluk menakutkan itu sedang sibuk dengan Knight. Tetapi, semua tidak seperti yang diharapkan Ferdi. Hanya beberapa meter lagi dari posisi Elgrad tertancap, tiba-tiba makhluk besar itu sudah berada di hadapan Ferdi dan membuat Ferdi juga terpelanting mundur. Ferdi dan Knight berada di posisi yang berlawanan di antara makhluk kutukan itu, mereka terbatuk kesakitan akibat pukulan keras dari makhluk itu.
Knight sadar, dia harus membuat makhluk keji di sana sibuk olehnya, sementara Ferdi akan mampu mengambil Elgrad yang tergeletak. Mungkin memang Knight masih tidak percaya bahwa pedang legendaris Elgrad harus jatuh di tangan seorang manusia, tetapi di saat seperti ini, tidak ada waktu baginya untuk mendahulukan egonya. Di saat seperti ini, mungkin kekuatan Elgrad adalah harapan baginya untuk menghadapi makhluk menakutkan di hadapan mereka. Sebisa mungkin Ferdi harus dapat mengambil kembali Elgrad ke genggamannya.
Knight kembali berlari, ia merentangkan kedua tangannya, kemudian perlahan mempertemukan kedua tangannya. Tekanan udara saling menekan di kedua sisi makhluk yang mengaum itu untuk membuat tubuh makhluk itu terhimpit oleh angin sehingga tidak dapat bergerak. Knight melompat, kemudian berputar cepat di udara dan menciptakan sebuah pusaran angin. Knight akan mengirimkan serangannya, tetapi tidak terduga lagi, makhluk itu sudah melayang di udara dan menghempaskan tubuh Knight hingga terpelanting kembali ke atas tanah. Sedangkan Ferdi kembali hampir meraih pedang besarnya, jikalau saja makhluk itu tidak kembali muncul tiba-tiba dan memukul mundur tubuh Ferdi.
“Sial.” Desis Knight. Knight melihat makhluk itu hanya mengaum-aum tidak jelas di depannya, seperti sama sekali tak memperhatikan keberadaannya dan Ferdi. Tetapi, setiap Knight mencoba mengirimkan serangan atau Ferdi yang berusaha meraih Elgrad, sepertinya makhluk itu sudah dapat memperkirakan gerakan mereka dan muncul dengan tiba-tiba dengan gerakan cepat di hadapan mereka.
Makhluk kutukan itu bertubuh besar, dan hanya bisa mengaum-aum seperti kesakitan dan tampak tidak memedulikan sekelilingnya. Tetapi setiap Ferdi dan Knight yang hampir menyelesaikan gerakan mereka untuk melakukan sesuatu, makhluk besar itu tiba-tiba datang dengan cepat dan menghentikan langkah mereka.
Ferdi dan Knight hanya mampu mendesis menatap makhluk itu, dan berusaha mengatur nafas mereka yang mulai memburu. Mereka telah kelelahan, setelah sekian lama seperti dipermainkan oleh makhluk besar di tengah-tengah antara posisi mereka berada. Tetapi tiba-tiba mereka terkejut, makhluk besar di tengah sana tiba-tiba terkena sebuah ledakan yang berasal dari sesuatu. Ferdi dan Knight menatap ke arah asal serangan itu. Terlihat sesosok yang mereka kenal membidikkan sebuah RPG ke arah makhluk itu. Billy!!!
“Maaf, kami terlambat.” Sosok di sebelah kanan Billy berkata tegas, sosok yang tidak lain adalah Stealth. Dan di kanannya, Epsa juga berada di sana.
“Ferdi! Ini kesempatanmu. Cepat ambil pedangmu!!!” Teriak Epsa.
Ferdi tidak membalas teriakan itu, tetapi ia segera mengerti, ia segera berlari menuju arah Elgrad tertancap. Tetapi tiba-tiba makhluk kutukan itu keluar dari kepulan asap ledakan dan bergerak cepat ke arah Ferdi.
Freeze!” Dengan tangkas, Epsa mengirimkan anak panahnya ke arah makhluk yang mengejar Ferdi. Anak panah itu melesat cepat menuju arah makhluk yang mengejar Ferdi. Makhluk itu menghalau anak panah itu dengan lengan kanannya. Tetapi, tepat saat anak panah itu menyentuh lengan makhluk itu, dalam sesaat makhluk itu sudah membeku. Ferdi pun hampir meraih dan menggenggam gagang Elgrad. Tetapi tiba-tiba Ferdi kembali tersentak mundur, sesosok makhluk itu sudah kembali berada di hadapannya dan menghantamnya dengan keras.
Patung es yang sebelumnya terdapat makhluk besar yang terbeku di dalamnya, dalam sekejap saja sudah terpecah menjadi keping-keping es tanpa ada yang sempat menyadarinya. Pandangan Knight, Stealth, Epsa, dan Billy saat itu sudah mengarah pada Ferdi, dan mereka sebelumnya sudah yakin Ferdi mampu menggapai Elgrad. Tetapi semua di luar persangkaan.
Makhluk itu kuat, cepat, tangkas, gesit, tetapi menunjukkan gelagat yang begitu aneh, seperti semua tingkah lakunya di luar kesadaran Robert. Ya, makhluk itu bukan lagi Robert, dia telah berubah sepenuhnya, dan sepertinya, seakan Robert ditelan ke dalam kekuatan zirah itu.
Stealth mengamati sejenak makhluk aneh yang berada di hadapannya, kemudian berkata, “Itukah wujud sebenarnya dari armor kutukan itu?”
“Ya,” jawab Knight, “tubuh Robert tiba-tiba terbungkus oleh benda mengerikan itu, dan dalam sekejap berubah menjadi seekor monster.”
“Itulah mengapa benda itu disebut sebagai terkutuk, dan sekarang aku mengerti dengan cerita itu, yang menyebutkan memakan jiwa.” Stealth terdiam sejenak, kemudian ia berteriak dan memberi aba-aba ke Knight, “Knight! Kita lakukan itu.”
Stealth berlari cepat, menembus posisi Knight berdiri, kemudian Knight segera berlari mengikutinya. Stealth berkata cepat, “Ferdi! Menjauhlah.” Stealth kemudian menoleh ke belakang dan mengangguk ke arah Knight. Belati yang sejak tadi melayang mengikuti di kiri Stealth, segera melesat cepat menuju makhluk kutukan itu. Tetapi makhluk itu dengan entengnya menelak kedatangan belati itu. Tetapi sepertinya, memang bukan makhluk itu target belati itu. Belati yang terpental itu kemudian bergerak mengitari posisi makhluk itu. Bergerak memutar, memutar, dan terus memutar, membuat rantai yang terikat di ujung gagangnya mengurung posisi makhluk yang berada di dalamnya. Tetapi makhluk itu hanya mengaum, tanpa memedulikan rantai yang melingkar sekitar tiga meter di sekelilingnya.
Knight menghentakkan kedua telapak tangannya ke bawah, seketika Steatlh melompat tinggi ke udara, hingga melayang tepat di atas pusat lingkaran rantainya. Knight kemudian menyusul melompat tinggi dengan cepat, berada di atas posisi Stealth melayang.
Rantai yang melingkar itu mengeluarkan aliran listrik yang memercik dahsyat. Tegangan aliran listrik yang tinggi, kini memerangkap keberadaan makhluk aneh yang terjebak. Dan tak lama kemudian, hembusan angin kencang berputar cepat di sekeliling luar aliran listrik. Sebuah tornado tercipta dengan seketika dengan dahsyatnya. Aliran listrik yang berada di dalamnya tiba-tiba berpendar semakin kuat. Dan secara berangsur, aliran listrik itu seakan ikut berputar dan bergabung dengan pusaran kencang angin di sekeliling. Sebuah tornado bercahayakan listrik benderang tercipta dengan indah dan luar biasa.
Ferdi, Epsa, dan Billy, hanya mampu menatap pusaran listrik yang berpendar benderang dari kejauhan. Pusaran itu bercahaya, menutupi apa yang ada di dalamnya, mereka tak dapat melihat posisi makhluk yang terjebak di dalamnya, juga Knight dan Stealth berada.
Duar! Duar! Duar! Duar! Duar!
Sebuah letupan terdengar berkali-kali dari dalam tornado listrik yang menjebak. Apa gerangan yang terjadi? Hanya sepatah pertanyaan itu yang mampu mengiang dalam benak ketiga orang yang terpaku melihatnya. Tetapi, sebelum, pertanyaan itu sempat terjawab. Tiba-tiba tornado listrik itu membumbung tinggi dan berpendar semakin hebat dengan putaran semakin cepat dan menyempit. Kilauan kilat yang sungguh menyilaukan, membutakan penglihatan ketiga orang yang menatapnya untuk sementara waktu.
“Ah!” hanya sepatah kata itu yang mampu terucap dari Ferdi, Epsa, dan Billy. Pandangan mereka perlahan mulai kembali normal. Saat pandangan mereka telah benar-benar pulih, mereka hanya dapat melihat sesosok makhluk besar berbulu bertekuk lutut tak berdaya, dengan dipenuhi luka gores dan aliran listrik yang masih memercik di sekujur tubuhnya yang berbulu.
“Setidaknya, itulah serangan dengan damage tertinggi yang kami miliki.” Ucap Stealth yang tiba-tiba terdengar di belakang Epsa dan Billy. Mereka terkejut dan segera menoleh pada Stealth dan Knight yang tiba-tiba hadir di belakang mereka. Ferdi berlari mendekati mereka dan ikut bergabung.
“Tetapi kita tidak bisa meremehkan makhluk kutukan itu begitu saja.” Lanjut Stealth.
Makhluk yang dibicarakan itu meraung keras, semakin keras, dan semakin menjadi-jadi lagi. Dari dalam tubuh makhluk itu, seakan-akan sebuah suara berdengung dari dalam, “Aku butuh kekuatan sejati, berikan, berikan!”
Tiba-tiba makhluk kutukan itu menyalak dan matanya berubah menjadi merah bernyala mengerikan. Tubuh makhluk itu tampak terjadi sebuah keanehan, makhluk itu bergerak tak karuan, dan tumbuh semakin besar serta ganas. Bulu-bulunya terlihat semakin lebat dan meruncing dengan kuku-kuku yang semakin tajam pula. Di kedua bahu makhluk itu tumbuh tonjolan yang meruncing tinggi, berada menutupi kedua sisi kepalanya. Kakinya yang semakin tumbuh itu ditekukkan dengan kedua tangan di depan untuk menopang tubuhnya. Dan pada lututnya pun muncul tonjolan. Makhluk itu semakin aneh dan semakin menjadi-jadi.
Terdengar sebuah teriakan histeris yang menakutkan dan mencekam, seperti berasal dari dalam tubuh makhluk yang semakin aneh itu. Teriakan itu seperti meronta-ronta kesakitan meminta tolong.
Kelima orang yang mendengar jeritan kesakitan itu hanya bisa diam tercengang. Stealth berkata lirih, “Begitu, kah? Zirah pemakan jiwa?”


4 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

4 comments:

  1. wah, keren banget ente sob... ini karanganmu sendiri ya? hebat, knp gak dibikin buku aja sob?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau masalah untuk diterbitinnya saya masih kurang PD sob...
      kebanyakan cerita yg saya karang bergenre fantasy, dan sepertinya kurang diminati...
      lebih banyak peminat genre romance, dan utk genre romance tersebut saya juga belum bisa mengarang yg bagus...
      masih dalam proses belajar...

      Delete
  2. mana nih , ditunggu lanjutannya
    tuh kan ada yang bilang bikin buku lagi hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, males nge-posting, coz sepi pembaca, tapi okelah, next nih ku posting...

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^