Knight memutari posisi Robert berdiri, ia melompat di atas mulut gua
menuju ke posisi Robert bergeming, kemudian melakukan serangan di udara tepat
di atas Robert. Angin-angin tebasan melesat ke arah Robert secara bertubi-tubi.
Tetapi semuanya tiada arti. Hawa kegelapan bergelung di sekitar Robert dan
mementalkan semua serangan Knight. Knight kembali mendarat di atas tanah di
depan Robert. Knight menatap pandangan sinis Robert yang hanya terdiam.
Robert mengangkat tangan kirinya ke depan, dan tubuh Knight terhempas ke
belakang. Knight merasa kesal, ia kembali bergerak dan melakukan berbagai
serangan, tetapi ke semuanya tiada arti. Knight merasa sangat geram, kemudian
ia duduk dengan ditopang salah satu lututnya di atas tanah, seraya berucap,
“Cih… Apa boleh buat. Akan ku gunakan jurus itu.” Knight menghunjamkan kedua
bilah pedangnya ke dalam tanah, kemudian mempertemukan kedua telapak tangannya
dengan saling merapatkan. “Rasakan ini. Bakuhatsu!”
Gelombang angin mengitari posisi Knight. Perlahan, gelombang angin itu
berputar semakin cepat dan semakin cepat lagi. Semakin lama, pepohonan dan
benda-benda lain di sekitarnya semakin tersayat, tertebas, bahkan hingga
terhempas oleh angin. Gelombang angin itu berputar semakin menjadi-jadi,
menghempaskan apapun yang berada di sekitarnya dengan hembusan keras nan tajam.
“Sial. Kau sudah gila!” Ferdi berteriak dalam keributan badai angin itu.
Ferdi segera berlari menjauh, tidak ingin ikut menjadi korban kebengisan amarah
Knight.
Letupan, letusan, gemuruh, dan gelegar badai gelombang angin
meluluhlantakkan daerah pepohonan di salah satu lembah dimensi itu. Kini
sebidang tanah di salah satu lembah dimensi tampak rata dengan tanah, bagaikan telah
terjadi bencana angin topan yang dahsyat.
Nafas Knight memburu, ia telah kehilangan banyak tenaganya. Knight
segera menggenggam kedua gagang pedangnya untuk menopang tubuhnya yang sudah
tak bertenaga. Dan ia pun tersenyum puas menatap ke depan, ia hanya bisa
melihat butiran debu yang jatuh rontok melayang di udara, semua telah habis,
batinnya. Dan ia pun sangat puas.
Tak berselang lama, senyum puas Knight tiba-tiba menghilang, sosok
Robert mulai terlihat berdiri kokoh di antara butiran debu yang mulai
berjatuhan. Knight terkejut melihatnya, bagaimana bisa? Batinnya.
Di sisi lain, Ferdi terhempas jauh keluar dari jangkauan amukan badai
itu. Ferdi selamat, tetapi sekujur tubuhnya bertambah lecet. Ferdi menggumam,
“Sial, apa sih maunya bocah itu?!”
Knight terlempar dan tersungkur hanya dengan gerakan tangan Robert yang
bahkan sama sekali tak menyentuh tubuh Knight. Knight berusaha bangkit, tetapi
apa daya, ia sudah tak memiliki tenaga lagi.
“Cih… semudah inikah? Anggota Gunryou yang disebut-sebut memiliki
kekuatan istimewa, dan katanya orang yang akan merepotkan rencana Lietro di
Liteirin sana? Hah… mengecewakan.” Ucap Robert dengan suara berat menggema.
“Sebaiknya matilah kau sekarang!” Teriak Robert melanjutkan, dengan
mengangkat tangan kirinya ke atas. Tetapi, sebelum sempat menjatuhkan tangannya
ke depan, tiba-tiba tangannya terpental, dan tubuh Robert terdorong sedikit ke
belakang.
Ferdi sudah tiba di depan Knight dan berhasil menghentikan serangan
Robert. Knight melirik ke depan untuk mengetahui siapa yang datang. Kemudian
berucap, “Cih… mau apa kau? Dia terlalu kuat dengan zirah itu, sudah tak ada
kesempatan lagi.”
“Kita takkan tahu sebelum mencobanya.” Balas Ferdi.
“Aku yang sudah terlatih saja tak sanggup, apalagi kau.”
“Bukankah aku sudah pernah menolongmu sebelumnya?” Ferdi menyindir.
“Sudah ku bilang. Kali ini berbeda, zirah itu… sudahlah, takkan
sanggup.” Knight berucap dengan nada semakin melemas.
“Sudah ku bilang juga, bukan? Kita tidak akan tahu sebelum mencobanya.
Lagipula, kau melupakan apa yang ku pegang.” Ferdi menjawab meyakinkan.
Knight menatap sekilas Elgrad yang Ferdi genggam, kemudian berkata,
“Dasar sok.”
Robert melakukan serangan lagi dengan hanya menggerakkan tangannya.
Ferdi mengayunkan pedang besarnya dan berhasil menghalau serangan Robert. Ferdi
mengembalikan bentuk Elgrad ke orb, kemudian berlari ke samping, menjauhi
posisi Knight. Ferdi melakukan lompatan ke udara dan berbalik, kemudian membuat
Elgrad ke bentuk pedangnya dan menebaskannya ke arah Robert. Kilatan tebasan
Elgrad menjurus pada Robert dan membuat Robert harus terhentak mundur.
Robert terlihat mulai geram, ia mulai bergerak seperti terlihat hendak
serius. Robert merentangkan kedua tangannya, kemudian menghempaskannya ke
bawah. Dua bidang tanah yang selurus dengan kedua tangan Robert terhambur
mengarah pada Ferdi. Bidang tanah di dua sisi Ferdi meletup, Ferdi hanya mampu
melihat letupan tanah tersebut. Tetapi tiba-tiba, saat Ferdi telah tersadar,
Robert telah berada tepat di depan Ferdi. Robert merentangkan tangannya ke
depan, Ferdi menghalaunya dengan pedang besarnya, tetapi serangan Robert masih
dapat mendorong Ferdi jauh ke belakang.
Ferdi melompat ke belakang sebelum terlambat, sebelum Robert melakukan
serangan lanjutannya, Ferdi berlari menjauh. Ferdi bergerak memutari langkah
Robert, berlari di tanah tandus yang telah gersang untuk mengawasi celah yang
mungkin dapat menemukan titik lemah Robert. Ferdi mengamatinya, tubuh Robert
dipenuhi oleh aura gelap bagai bayangan kegelapan pekat yang bergelung
mengitari sekujur bagian tubuh Robert. Aura gelap itu bagaikan melindungi tubuh
Robert dari mara bahaya.
Ferdi melompatkan dirinya ke udara. Dengan pedang besar di tangannya,
Ferdi berayun memutar di udara dan kemudian melepaskan hembusan tebasan dahsyat
ke arah Robert. Serangan Ferdi tak sampai membuat Robert terjatuh, aura
kegelapan melindungi tubuh Robert. Ferdi berusaha mendorongkan angin ke depan,
untuk membuat dirinya terlompat mundur ke belakang, menjauhi Robert yang
melangkah perlahan ke posisi lompatannya berada.
Bayangan-bayangan aura kegelapan menjalar di tanah, menuju ke tempat
Ferdi mendarat. Ferdi yang telah berada di atas tanah setelah melompat, segera
berlari menjauhi bayangan aura kegelapan yang mengejarnya. Robert hanya terdiam
di tempat menyaksikan adegan pelarian Ferdi dari aura kegelapan. Tetapi, dalam
jarak beberapa meter, bayangan dari aura kegelapan itu berhenti sesaat, di saat itu, Robert mulai bergerak untuk
mendekati Ferdi.
Ferdi menyadari, bayangan-bayangan yang tercipta dari aura kegelapan
yang terpancar dari dalam zirah itu, tidak dapat bergerak terlalu jauh dari
sumber kekuatannya, yang artinya tidak dapat berada pada posisi yang terlalu
jauh dari zirah itu. Ferdi menyadari akan adanya jangkauan serangan yang dapat
dilakukan Robert. Ferdi berusaha menjaga jarak dari Robert, dengan begitu ia
tidak akan terkena serangan yang tak kasat mata itu. Tetapi, yang menjadi
masalah, Ferdi tidak mampu menghembuskan angin ke jarak yang terlalu jauh,
dengan begitu, jika ia hanya menjaga jarak saja, ia tetap tidak dapat melakukan
serangan. Ferdi berusaha untuk berpikir sejenak.
“Pedang ini merupakan salah satu dari benda legendaris, bukan?” Ferdi
menatap pedang besar yang ia bawa dan bertanya sendiri dalam hati. “benda
legendaris? Pasti memiliki suatu keistimewaan tersendiri. Mana mungkin hanya
ukurannya saja yang besar.” Ferdi berpikir dan membatin sendiri. “ Stealth juga
pernah mengatakan bahwa hanya orang yang terpilih saja yang bisa
menggunakannya. Jadi….????“
Ferdi tak dapat berpikir lebih lama, bayangan-bayangan dari aura kegelapan
melesat di tanah menuju ke arahnya. Ferdi menggenggamkan kedua tangannya pada
gagang pedangnya dan mengarahkan pedang itu ke depan. “Ku mohon! Tunjukkanlah
kekuatanmu! Elgrad!!!” Ferdi berteriak dalam hati, dan pedang berukuran raksasa
itu berkemilau.
Bayangan-bayangan yang menjulur di atas tanah mulai melesat bangkit ke
atas, ke arah depan Ferdi. Bayangan-bayangan itu menyebar ke segala arah di
depan Ferdi, seakan semakin membesar dan meluas untuk memerangkap posisi Ferdi.
Kegelapan pekat tampak nyata menyelubungi posisi Ferdi, seakan tak ada cahaya
yang mampu menembusnya. Bayangan itupun akhirnya melesat cepat untuk melakukan
serangan memangsa.
Duar, duar, duar!
Bayangan-bayangan kegelapan bertubi-tubi menghantam keras ke tanah di
posisi Ferdi berada. Ledakan-ledakan keras akibat hantaman itu bergemuruh ke
segala penjuru. Bayangan-bayangan kegelapan itu dengan sadisnya seakan melahap
dan menelan habis tempat yang telah menjadi sasaran mangsanya.
Debu-debu bertebaran tinggi ke udara akibat hentakan dan hantaman
bayangan kegelapan itu. Sebuah lubang besar menganga akibat dari hasil serangan
bayangan-bayangan kegelapan yang tercipta untuk melindungi pengguna baju zirah
terkutuk yang dikenakan oleh Robert.
“Terlalu mudah.” Robert tersenyum sinis dan berjalan mendekati lubang
itu. Robert menatap ke dalam lubang yang seperti tidak ada ujungnya. Robert
hanya dapat tertawa bangga melihatnya.
ceritanya panjang juga ya
ReplyDeletebisa di bukuin tuh hehe
hehe.... panjangnya pake banget yah...
Deleteitupun kalo ada yg mau nerbitin... >.<