Thursday, 9 January 2014 - , 2 comments

CERMIN DUA MUARA part XXXVII – Pedang Istimewa Melawan Zirah Terkutuk

Knight memutari posisi Robert berdiri, ia melompat di atas mulut gua menuju ke posisi Robert bergeming, kemudian melakukan serangan di udara tepat di atas Robert. Angin-angin tebasan melesat ke arah Robert secara bertubi-tubi. Tetapi semuanya tiada arti. Hawa kegelapan bergelung di sekitar Robert dan mementalkan semua serangan Knight. Knight kembali mendarat di atas tanah di depan Robert. Knight menatap pandangan sinis Robert yang hanya terdiam.
Robert mengangkat tangan kirinya ke depan, dan tubuh Knight terhempas ke belakang. Knight merasa kesal, ia kembali bergerak dan melakukan berbagai serangan, tetapi ke semuanya tiada arti. Knight merasa sangat geram, kemudian ia duduk dengan ditopang salah satu lututnya di atas tanah, seraya berucap, “Cih… Apa boleh buat. Akan ku gunakan jurus itu.” Knight menghunjamkan kedua bilah pedangnya ke dalam tanah, kemudian mempertemukan kedua telapak tangannya dengan saling merapatkan. “Rasakan ini. Bakuhatsu!
Gelombang angin mengitari posisi Knight. Perlahan, gelombang angin itu berputar semakin cepat dan semakin cepat lagi. Semakin lama, pepohonan dan benda-benda lain di sekitarnya semakin tersayat, tertebas, bahkan hingga terhempas oleh angin. Gelombang angin itu berputar semakin menjadi-jadi, menghempaskan apapun yang berada di sekitarnya dengan hembusan keras nan tajam.
“Sial. Kau sudah gila!” Ferdi berteriak dalam keributan badai angin itu. Ferdi segera berlari menjauh, tidak ingin ikut menjadi korban kebengisan amarah Knight.
Letupan, letusan, gemuruh, dan gelegar badai gelombang angin meluluhlantakkan daerah pepohonan di salah satu lembah dimensi itu. Kini sebidang tanah di salah satu lembah dimensi tampak rata dengan tanah, bagaikan telah terjadi bencana angin topan yang dahsyat.
Nafas Knight memburu, ia telah kehilangan banyak tenaganya. Knight segera menggenggam kedua gagang pedangnya untuk menopang tubuhnya yang sudah tak bertenaga. Dan ia pun tersenyum puas menatap ke depan, ia hanya bisa melihat butiran debu yang jatuh rontok melayang di udara, semua telah habis, batinnya. Dan ia pun sangat puas.
Tak berselang lama, senyum puas Knight tiba-tiba menghilang, sosok Robert mulai terlihat berdiri kokoh di antara butiran debu yang mulai berjatuhan. Knight terkejut melihatnya, bagaimana bisa? Batinnya.
Di sisi lain, Ferdi terhempas jauh keluar dari jangkauan amukan badai itu. Ferdi selamat, tetapi sekujur tubuhnya bertambah lecet. Ferdi menggumam, “Sial, apa sih maunya bocah itu?!”
Knight terlempar dan tersungkur hanya dengan gerakan tangan Robert yang bahkan sama sekali tak menyentuh tubuh Knight. Knight berusaha bangkit, tetapi apa daya, ia sudah tak memiliki tenaga lagi.
“Cih… semudah inikah? Anggota Gunryou yang disebut-sebut memiliki kekuatan istimewa, dan katanya orang yang akan merepotkan rencana Lietro di Liteirin sana? Hah… mengecewakan.” Ucap Robert dengan suara berat menggema.
“Sebaiknya matilah kau sekarang!” Teriak Robert melanjutkan, dengan mengangkat tangan kirinya ke atas. Tetapi, sebelum sempat menjatuhkan tangannya ke depan, tiba-tiba tangannya terpental, dan tubuh Robert terdorong sedikit ke belakang.
Ferdi sudah tiba di depan Knight dan berhasil menghentikan serangan Robert. Knight melirik ke depan untuk mengetahui siapa yang datang. Kemudian berucap, “Cih… mau apa kau? Dia terlalu kuat dengan zirah itu, sudah tak ada kesempatan lagi.”
“Kita takkan tahu sebelum mencobanya.” Balas Ferdi.
“Aku yang sudah terlatih saja tak sanggup, apalagi kau.”
“Bukankah aku sudah pernah menolongmu sebelumnya?” Ferdi menyindir.
“Sudah ku bilang. Kali ini berbeda, zirah itu… sudahlah, takkan sanggup.” Knight berucap dengan nada semakin melemas.
“Sudah ku bilang juga, bukan? Kita tidak akan tahu sebelum mencobanya. Lagipula, kau melupakan apa yang ku pegang.” Ferdi menjawab meyakinkan.
Knight menatap sekilas Elgrad yang Ferdi genggam, kemudian berkata, “Dasar sok.”
Robert melakukan serangan lagi dengan hanya menggerakkan tangannya. Ferdi mengayunkan pedang besarnya dan berhasil menghalau serangan Robert. Ferdi mengembalikan bentuk Elgrad ke orb, kemudian berlari ke samping, menjauhi posisi Knight. Ferdi melakukan lompatan ke udara dan berbalik, kemudian membuat Elgrad ke bentuk pedangnya dan menebaskannya ke arah Robert. Kilatan tebasan Elgrad menjurus pada Robert dan membuat Robert harus terhentak mundur.
Robert terlihat mulai geram, ia mulai bergerak seperti terlihat hendak serius. Robert merentangkan kedua tangannya, kemudian menghempaskannya ke bawah. Dua bidang tanah yang selurus dengan kedua tangan Robert terhambur mengarah pada Ferdi. Bidang tanah di dua sisi Ferdi meletup, Ferdi hanya mampu melihat letupan tanah tersebut. Tetapi tiba-tiba, saat Ferdi telah tersadar, Robert telah berada tepat di depan Ferdi. Robert merentangkan tangannya ke depan, Ferdi menghalaunya dengan pedang besarnya, tetapi serangan Robert masih dapat mendorong Ferdi jauh ke belakang.
Ferdi melompat ke belakang sebelum terlambat, sebelum Robert melakukan serangan lanjutannya, Ferdi berlari menjauh. Ferdi bergerak memutari langkah Robert, berlari di tanah tandus yang telah gersang untuk mengawasi celah yang mungkin dapat menemukan titik lemah Robert. Ferdi mengamatinya, tubuh Robert dipenuhi oleh aura gelap bagai bayangan kegelapan pekat yang bergelung mengitari sekujur bagian tubuh Robert. Aura gelap itu bagaikan melindungi tubuh Robert dari mara bahaya.
Ferdi melompatkan dirinya ke udara. Dengan pedang besar di tangannya, Ferdi berayun memutar di udara dan kemudian melepaskan hembusan tebasan dahsyat ke arah Robert. Serangan Ferdi tak sampai membuat Robert terjatuh, aura kegelapan melindungi tubuh Robert. Ferdi berusaha mendorongkan angin ke depan, untuk membuat dirinya terlompat mundur ke belakang, menjauhi Robert yang melangkah perlahan ke posisi lompatannya berada.
Bayangan-bayangan aura kegelapan menjalar di tanah, menuju ke tempat Ferdi mendarat. Ferdi yang telah berada di atas tanah setelah melompat, segera berlari menjauhi bayangan aura kegelapan yang mengejarnya. Robert hanya terdiam di tempat menyaksikan adegan pelarian Ferdi dari aura kegelapan. Tetapi, dalam jarak beberapa meter, bayangan dari aura kegelapan itu berhenti sesaat,  di saat itu, Robert mulai bergerak untuk mendekati Ferdi.
Ferdi menyadari, bayangan-bayangan yang tercipta dari aura kegelapan yang terpancar dari dalam zirah itu, tidak dapat bergerak terlalu jauh dari sumber kekuatannya, yang artinya tidak dapat berada pada posisi yang terlalu jauh dari zirah itu. Ferdi menyadari akan adanya jangkauan serangan yang dapat dilakukan Robert. Ferdi berusaha menjaga jarak dari Robert, dengan begitu ia tidak akan terkena serangan yang tak kasat mata itu. Tetapi, yang menjadi masalah, Ferdi tidak mampu menghembuskan angin ke jarak yang terlalu jauh, dengan begitu, jika ia hanya menjaga jarak saja, ia tetap tidak dapat melakukan serangan. Ferdi berusaha untuk berpikir sejenak.
“Pedang ini merupakan salah satu dari benda legendaris, bukan?” Ferdi menatap pedang besar yang ia bawa dan bertanya sendiri dalam hati. “benda legendaris? Pasti memiliki suatu keistimewaan tersendiri. Mana mungkin hanya ukurannya saja yang besar.” Ferdi berpikir dan membatin sendiri. “ Stealth juga pernah mengatakan bahwa hanya orang yang terpilih saja yang bisa menggunakannya. Jadi….????“
Ferdi tak dapat berpikir lebih lama, bayangan-bayangan dari aura kegelapan melesat di tanah menuju ke arahnya. Ferdi menggenggamkan kedua tangannya pada gagang pedangnya dan mengarahkan pedang itu ke depan. “Ku mohon! Tunjukkanlah kekuatanmu! Elgrad!!!” Ferdi berteriak dalam hati, dan pedang berukuran raksasa itu berkemilau.
Bayangan-bayangan yang menjulur di atas tanah mulai melesat bangkit ke atas, ke arah depan Ferdi. Bayangan-bayangan itu menyebar ke segala arah di depan Ferdi, seakan semakin membesar dan meluas untuk memerangkap posisi Ferdi. Kegelapan pekat tampak nyata menyelubungi posisi Ferdi, seakan tak ada cahaya yang mampu menembusnya. Bayangan itupun akhirnya melesat cepat untuk melakukan serangan memangsa.
Duar, duar, duar!
Bayangan-bayangan kegelapan bertubi-tubi menghantam keras ke tanah di posisi Ferdi berada. Ledakan-ledakan keras akibat hantaman itu bergemuruh ke segala penjuru. Bayangan-bayangan kegelapan itu dengan sadisnya seakan melahap dan menelan habis tempat yang telah menjadi sasaran mangsanya.
Debu-debu bertebaran tinggi ke udara akibat hentakan dan hantaman bayangan kegelapan itu. Sebuah lubang besar menganga akibat dari hasil serangan bayangan-bayangan kegelapan yang tercipta untuk melindungi pengguna baju zirah terkutuk yang dikenakan oleh Robert.
“Terlalu mudah.” Robert tersenyum sinis dan berjalan mendekati lubang itu. Robert menatap ke dalam lubang yang seperti tidak ada ujungnya. Robert hanya dapat tertawa bangga melihatnya.


2 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

2 comments:

  1. ceritanya panjang juga ya
    bisa di bukuin tuh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe.... panjangnya pake banget yah...
      itupun kalo ada yg mau nerbitin... >.<

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^