Tuesday, 12 November 2013 - , 2 comments

CERMIN DUA MUARA part XXXIII – Seseorang yang Tumbang

cerita sebelumnya
Stealth dan Knight bersembunyi di balik bebatuan, mereka dapat melihat para bekas tentara itu berada pada salah satu sisi atas lereng gunung. Kemudian mereka melihat rimbunan pepohonan yang di sana telah bersembunyi Ferdi, Epsa, dan Billy. Epsa mengangguk pada mereka. Dan mereka pun mengangguk balik, kemudian mendekat menuju pepohonan itu.
“Jadi bagaimana?” Epsa membuka pembicaraan. “Mereka berada jauh di sana dan menggunakan senapan yang mampu menjangkau serangan pada jarak yang cukup jauh. Sedangkan kalian? Mungkin dalam pertarungan jarak dekat memang kalianlah ahlinya, tetapi di sini? Bahkan kita pun tak bisa mendekat jika begini.”
“Itulah permasalahannya sekarang.” Balas Stealth. “Dan di sini, kaulah yang memiliki serangan paling jauh di antara kita, kau bisa menggunakan panah-panahmu untuk mengusik keberadaan mereka yang mengawasi kita di atas lereng.”
“Cih… kalian mengabaikanku.” Billy menyela pembicaraan. Tiba-tiba seluruh mata yang berada di sana tertuju padanya. Kemudian Billy melepaskan tas besarnya dari pundaknya, sembari berkata, “Kalian kira aku ikut ke sini tanpa melakukan persiapan apapun?” Billy membuka tasnya yang terlihat terdapat sebuah senapan rakitan dengan beberapa magazine. Billy pun berucap, “Dasar kalian orang-orang kuno. Hari begini perang kok masih menggunakan senjata kolot begitu.”
Ferdi dan Epsa terkejut melihatnya, kemudian Ferdi berkata heran, “Hey… dari mana kau bisa mendapatkan benda seperti itu?”
“Sudahlah, tak perlu kau pertanyakan hal itu. Sekarang, lebih baik kita atur strateginya.” Billy berucap. “Coba kalian lihat kondisinya, lihat mereka, mereka memiliki seorang sniper yang telah bersiap-sedia mengawasi gerak-gerik kita dan akan segera menghantamkan timah panasnya jika ada gerakan mencurigakan. Sedangkan yang lainnya, sepertinya merupakan tipe penembak serbu. Kalau dilihat dari kondisinya ini, sebaiknya kita lumpuhkan terlebih dahulu sniper mereka.”
“Jadi, apa strategimu?” Tanya Epsa pada Billy.
“Jika kita terlalu mendekat, itu akan terlalu beresiko. Tetapi, dengan adanya sniper di pihak mereka, berada pada jarak jauhpun akan berbahaya. Maka dari itu, setidaknya kita bisa sedikit mendekat dengan tetap menjaga jarak. Kemudian dengan senjataku, aku akan mengambil jangkauan efektif untuk melumpuhkan sniper mereka. Untuk itu diperlukan pengalih perhatian, sementara aku bisa mendekat untuk mengunci sasaran.”
“Aku bisa mengalihkan perhatian mereka.” Balas Knight.
“Kau tahu sniper mereka, bukan?” Billy bertanya, tetapi hanya dibalas dengan menggeleng oleh Knight. Kemudian Billy melanjutkan, “Coba perhatikan mereka.” Sembari menunjukkan posisi Harled, Billy berkata, “Dia adalah snipernya. Fokuskan pada dia, buat ia sibuk. Setidaknya sekarang ini aku butuh dua pengalih perhatian.”
“Aku bisa.” Stealth ikut menawarkan diri.
“Baiklah, kau tangani sisanya. Kau yang mengalihkan perhatian yang lainnya. Sepertinya yang lainnya merupakan tipe penembak serbu. Jadi sebaiknya kau harus berhati-hati, jangan terlalu mendekat, akan terlalu berbahaya jika sudah memasuki jangkauan efektif mereka.”
“Aku mengerti. Tetapi sebelumnya, aku akan menyelesaikan masalah pada sesuatu yang bersarang pada bahu kiriku terlebih dahulu?”
Suasana dalam lembah dimensi itu hening untuk ssaat. Sementara, di salah satu sisi lereng pegunungan yang mengelilingi lembah, Harled telah bersiap-siaga di hadapan senapannya, menantikan gerak-gerik sosok-sosok di bawah lembah yang ia awasi sejak tadi.
“Cih… sial, ini menjadi membosankan. Aku tak suka menantikan seperti ini.” Ucap Steve sembari mengokang senapannya. Kemudian mencoba menuruni bebatuan pegunungan.”
“Steve, terserah kau mau melakukan apa. Aku serahkan komando pertarungannya padamu. Aku ada urusan sendiri di sekitar tempat ini.” Ucap Robert pada Steve.
“Baiklah kalau begitu. Aku sudah bosan. Akan ku habisi mereka semua.” Ucap Steve mulai tampak bersemangat. Ia mulai menuruni bebatuan pegunungan. “Baiklah, anak-anak. Saatnya permainan dimulai.”
Knight keluar dari persembunyian dan berlari mendekati pegunungan itu, kemudian segera melompat menghindar menuju bebatuan tepat saat Harled meluncurkan timah panasnya. Serangan Harled mengenai daerah kosong. Knight maju keluar lagi untuk semakin mendekat, ia melemparkan pisau lemparnya ke arah Harled saat Harled masih mengokang senjatanya, tetapi sayangnya, jaraknya masih terlalu jauh, pisau lempar Knight tak sampai menjangkau Harled.
Knight terus berlari dan menghindar, membuat Harled sibuk dibuatnya. Beberapa letusan senapan Harled hanya mengenai daerah kosong. Tetapi, seiring Knight datang mendekat, serangan Harled semakin akurat. Knight menyadari akan hal itu, senapan jarak jauh Harled itu dapat memuntahkan timah panas dalam kecepatan tinggi, semakin Knight mendekat, jangkauan yang harus dilampaui akan semakin cepat diraih. Dan itu berbahaya bagi Knight.
Steve sudah berada di kaki gunung, lalu ia berjalan mengendap menanti mangsa menuju arah di mana posisi lawan mereka bersembunyi. Ia dapat melihat dengan jelas Knight yang berlari dan menyibukkan Harled yang mendekam di atas sana. Tetapi kemudian, Steve menyadari akan ada sesuatu yang mendekat.
“Cover me!” ucap Steve pada Firlett yang mengawasi Steve di lereng gunung pada jarak beberapa kaki. Steve berlari mendekat, ia dapat melihat sosok yang bergerak cepat. Steve segera meletuskan beberapa butir peluru pada sosok yang bergerak cepat itu. Steve dapat mendengar suara tembakan dari arah belakangnya, ia segera melompat ke depan dan berbalik, ia melihat Firlett sedang menembaki sesuatu yang melayang di udara. Sebuah bilah belati melayang-layang di udara dengan terkait oleh rantai yang meliuk-liuk.
Tembakan-tembakan Firlett tiada artinya bagi belati itu. Belati itu segera melesat menyambar ke arah Steve. Steve kembali melompat mundur dan merunduk. Belati yang menyambar tanah kosong itu terus menghantam masuk ke dalam tanah. Steve menyadari akan bahaya, ia mengamati dataran tanah di sekitarnya. Steve menyadari sesuatu, ia segera bergerak cepat ke samping kiri. Sebuah belati tampak menyembur keluar dari tanah, tetapi Steve mampu menghindarinya. Belati itu mengejar Steve yang berlari dan melompat menghindar. Steve mengamati rantai yang menjulur dari belati itu. Rantai itu menjulur hingga ke balik sebatang pohon. Steve menyerbu batang pohon itu. Rentetan tembakan merobohkan batang pohon dengan cepat.
Sebuah sosok kembali terlihat bergerak dengan cepat, Steve segera menyerbu sosok itu, sementara ia juga berlari menghindari belati yang memangsanya. Steve tidak bisa menembak dengan focus, akurasi serangannya tampak begitu lemah. Steve menyadari akan hal itu, tetapi ia juga menyadari bahwa Firlett sedang mengawasi dan mengamati situasi, menanti saat yang bagus untuk melakukan serangan. Setidaknya serangan Steve mampu menyibukkan sosok yang bersembunyi dari satu pohon ke pohon lain.
Serangan Steve berhenti untuk sesaat, ia kehabisan peluru, ia hendak mengganti magazine senapannya, tetapi belati yang mengejarnya tidak memberi kesempatan baginya untuk beristirahat sesaat. Steve mencoba berlari dan bersembunyi ke tempat yang aman.
Harled menyadari akan adanya pertarungan di bawahnya, ia hendak mencari sosok yang dikejar oleh Steve dan Firlett, tetapi Knight melemparinya dengan pisau lempar dan memberikan dorongan angin agar pisau itu mampu mencapai posisi Harled. Namun, jaraknya masih terlalu jauh, Harled mampu menghindari dengan mudah pisau yang mencapai posisinya itu. Tetapi setidaknya, itu membuat Harled tampak sedikit khawatir, ia tidak menyangka, hanya dengan pisau yang dilempar mampu mencapai posisinya yang berada di atas lereng pegunungan.
Harled kini tampak serius, ia tidak boleh meremehkan lawannya atau dia akan benar-benar terkena serangan lawannya. “Jack!” teriak Harled pada Jack yang berada di persembunyiannya. Jack mengerti, ia melemparkan sebuah granat asap ke sekeliling posisi mereka. Puncak pegunungan itu kini ditutupi penuh oleh kepulan asap. Knight terkejut, ia tidak dapat melihat posisi Harled, Knight terdiam untuk sesaat. Ia mengamati kepulan asap itu dengan seksama. Kemudian Knight menyadari akan sesuatu yang keluar dari kepulan asap itu, tetapi ia terlambat.
“Angin beriaklah!” Ferdi mendorong Knight dengan angin. Sepotong timah panas hampir menembus jantung Knight, beruntungnya Knight tersungkur ke atas tanah akibat angin yang didorongkan Ferdi, dan peluru itu hanya sedikit melukai lengan Knight.
Sebuah peluru kembali melesat ke arah Knight yang terjatuh. Ferdi dengan cepat melesat ke arah Knight dan mendorongnya ke bebatuan untuk bersembunyi.
Kepulan asap itu mulai menghilang, tampak Harled sedang sibuk meladeni dua bocah itu. Sementara Billy sudah berada di posisinya. Ia sudah mendapat jangkauan efektif senapan miliknya, kemudian mengunci sasaran mangsanya. Billy menarik pelatuk senapannya, dan…
DUARRR!!!
Dentuman keras dari senapan Billy bergema keras. Harled terkejut bukan main saat mengetahui sebuah peluru melesat dengan ganas ke arahnya. Nyaris. Peluru itu benar-benar hampir mengenai Harled. Tetapi Harled berhasil mengelak disaat-saat terakhirnya. Keterkejutan Harled bukan mainnya saat mengetahui dirinya sudah menjadi incaran ganas dari sebuah peluru senapan. Tetapi…
Belum sampai keterkejutan Harled mereda, sepersekian detik kemudian, sebuah anak panah melesat cepat ke arahnya, dan menembus rompinya, hingga ke jantung.
“A-apa?” mulut Harled meneteskan darah segar. Harled menggenggam anak panah yang menusuk ke dalam tubuhnya. Harled melihat ke bawah, ke arah dadanya yang dibanjiri oleh darah segar. Harled tak mampu menahan rasa sakitnya, ia lalu tersungkur di atas kedua lututnya, kemudian menatap tajam dan lurus ke depan, ke arah seseorang yang jauh di sana sedang merentangkan busur panahnya.


2 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

2 comments:

  1. salam kenal sob , , ,
    jangan lupa mampir diblog q yaaa , , , ,

    ReplyDelete
    Replies
    1. oke sob, terima kasih sudah sudi untuk mampir...
      akan segera meluncur ke TKP...

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^