Stealth dan Knight bersembunyi di balik bebatuan, mereka dapat melihat
para bekas tentara itu berada pada salah satu sisi atas lereng gunung. Kemudian
mereka melihat rimbunan pepohonan yang di sana telah bersembunyi Ferdi, Epsa,
dan Billy. Epsa mengangguk pada mereka. Dan mereka pun mengangguk balik,
kemudian mendekat menuju pepohonan itu.
“Jadi bagaimana?” Epsa membuka pembicaraan. “Mereka berada jauh di sana
dan menggunakan senapan yang mampu menjangkau serangan pada jarak yang cukup
jauh. Sedangkan kalian? Mungkin dalam pertarungan jarak dekat memang kalianlah
ahlinya, tetapi di sini? Bahkan kita pun tak bisa mendekat jika begini.”
“Itulah permasalahannya sekarang.” Balas Stealth. “Dan di sini, kaulah
yang memiliki serangan paling jauh di antara kita, kau bisa menggunakan
panah-panahmu untuk mengusik keberadaan mereka yang mengawasi kita di atas
lereng.”
“Cih… kalian mengabaikanku.” Billy menyela pembicaraan. Tiba-tiba
seluruh mata yang berada di sana tertuju padanya. Kemudian Billy melepaskan tas
besarnya dari pundaknya, sembari berkata, “Kalian kira aku ikut ke sini tanpa
melakukan persiapan apapun?” Billy membuka tasnya yang terlihat terdapat sebuah
senapan rakitan dengan beberapa magazine. Billy pun berucap, “Dasar kalian
orang-orang kuno. Hari begini perang kok masih menggunakan senjata kolot
begitu.”
Ferdi dan Epsa terkejut melihatnya, kemudian Ferdi berkata heran, “Hey…
dari mana kau bisa mendapatkan benda seperti itu?”
“Sudahlah, tak perlu kau pertanyakan hal itu. Sekarang, lebih baik kita
atur strateginya.” Billy berucap. “Coba kalian lihat kondisinya, lihat mereka,
mereka memiliki seorang sniper yang telah bersiap-sedia mengawasi gerak-gerik
kita dan akan segera menghantamkan timah panasnya jika ada gerakan mencurigakan.
Sedangkan yang lainnya, sepertinya merupakan tipe penembak serbu. Kalau dilihat
dari kondisinya ini, sebaiknya kita lumpuhkan terlebih dahulu sniper mereka.”
“Jadi, apa strategimu?” Tanya Epsa pada Billy.
“Jika kita terlalu mendekat, itu akan terlalu beresiko. Tetapi, dengan
adanya sniper di pihak mereka, berada pada jarak jauhpun akan berbahaya. Maka
dari itu, setidaknya kita bisa sedikit mendekat dengan tetap menjaga jarak. Kemudian
dengan senjataku, aku akan mengambil jangkauan efektif untuk melumpuhkan sniper
mereka. Untuk itu diperlukan pengalih perhatian, sementara aku bisa mendekat
untuk mengunci sasaran.”
“Aku bisa mengalihkan perhatian mereka.” Balas Knight.
“Kau tahu sniper mereka, bukan?” Billy bertanya, tetapi hanya dibalas
dengan menggeleng oleh Knight. Kemudian Billy melanjutkan, “Coba perhatikan
mereka.” Sembari menunjukkan posisi Harled, Billy berkata, “Dia adalah
snipernya. Fokuskan pada dia, buat ia sibuk. Setidaknya sekarang ini aku butuh
dua pengalih perhatian.”
“Aku bisa.” Stealth ikut menawarkan diri.
“Baiklah, kau tangani sisanya. Kau yang mengalihkan perhatian yang
lainnya. Sepertinya yang lainnya merupakan tipe penembak serbu. Jadi sebaiknya kau
harus berhati-hati, jangan terlalu mendekat, akan terlalu berbahaya jika sudah
memasuki jangkauan efektif mereka.”
“Aku mengerti. Tetapi sebelumnya, aku akan menyelesaikan masalah pada
sesuatu yang bersarang pada bahu kiriku terlebih dahulu?”
Suasana dalam lembah dimensi itu hening untuk ssaat. Sementara, di
salah satu sisi lereng pegunungan yang mengelilingi lembah, Harled telah
bersiap-siaga di hadapan senapannya, menantikan gerak-gerik sosok-sosok di
bawah lembah yang ia awasi sejak tadi.
“Cih… sial, ini menjadi membosankan. Aku tak suka menantikan seperti
ini.” Ucap Steve sembari mengokang senapannya. Kemudian mencoba menuruni
bebatuan pegunungan.”
“Steve, terserah kau mau melakukan apa. Aku serahkan komando pertarungannya
padamu. Aku ada urusan sendiri di sekitar tempat ini.” Ucap Robert pada Steve.
“Baiklah kalau begitu. Aku sudah bosan. Akan ku habisi mereka semua.”
Ucap Steve mulai tampak bersemangat. Ia mulai menuruni bebatuan pegunungan.
“Baiklah, anak-anak. Saatnya permainan dimulai.”
Knight keluar dari persembunyian dan berlari mendekati pegunungan itu, kemudian
segera melompat menghindar menuju bebatuan tepat saat Harled meluncurkan timah
panasnya. Serangan Harled mengenai daerah kosong. Knight maju keluar lagi untuk
semakin mendekat, ia melemparkan pisau lemparnya ke arah Harled saat Harled
masih mengokang senjatanya, tetapi sayangnya, jaraknya masih terlalu jauh,
pisau lempar Knight tak sampai menjangkau Harled.
Knight terus berlari dan menghindar, membuat Harled sibuk dibuatnya.
Beberapa letusan senapan Harled hanya mengenai daerah kosong. Tetapi, seiring Knight
datang mendekat, serangan Harled semakin akurat. Knight menyadari akan hal itu,
senapan jarak jauh Harled itu dapat memuntahkan timah panas dalam kecepatan
tinggi, semakin Knight mendekat, jangkauan yang harus dilampaui akan semakin
cepat diraih. Dan itu berbahaya bagi Knight.
Steve sudah berada di kaki gunung, lalu ia berjalan mengendap menanti
mangsa menuju arah di mana posisi lawan mereka bersembunyi. Ia dapat melihat
dengan jelas Knight yang berlari dan menyibukkan Harled yang mendekam di atas
sana. Tetapi kemudian, Steve menyadari akan ada sesuatu yang mendekat.
“Cover me!” ucap Steve pada Firlett yang mengawasi Steve di lereng
gunung pada jarak beberapa kaki. Steve berlari mendekat, ia dapat melihat sosok
yang bergerak cepat. Steve segera meletuskan beberapa butir peluru pada sosok
yang bergerak cepat itu. Steve dapat mendengar suara tembakan dari arah
belakangnya, ia segera melompat ke depan dan berbalik, ia melihat Firlett
sedang menembaki sesuatu yang melayang di udara. Sebuah bilah belati melayang-layang
di udara dengan terkait oleh rantai yang meliuk-liuk.
Tembakan-tembakan Firlett tiada artinya bagi belati itu. Belati itu
segera melesat menyambar ke arah Steve. Steve kembali melompat mundur dan
merunduk. Belati yang menyambar tanah kosong itu terus menghantam masuk ke
dalam tanah. Steve menyadari akan bahaya, ia mengamati dataran tanah di
sekitarnya. Steve menyadari sesuatu, ia segera bergerak cepat ke samping kiri.
Sebuah belati tampak menyembur keluar dari tanah, tetapi Steve mampu menghindarinya.
Belati itu mengejar Steve yang berlari dan melompat menghindar. Steve mengamati
rantai yang menjulur dari belati itu. Rantai itu menjulur hingga ke balik
sebatang pohon. Steve menyerbu batang pohon itu. Rentetan tembakan merobohkan
batang pohon dengan cepat.
Sebuah sosok kembali terlihat bergerak dengan cepat, Steve segera
menyerbu sosok itu, sementara ia juga berlari menghindari belati yang
memangsanya. Steve tidak bisa menembak dengan focus, akurasi serangannya tampak
begitu lemah. Steve menyadari akan hal itu, tetapi ia juga menyadari bahwa
Firlett sedang mengawasi dan mengamati situasi, menanti saat yang bagus untuk
melakukan serangan. Setidaknya serangan Steve mampu menyibukkan sosok yang
bersembunyi dari satu pohon ke pohon lain.
Serangan Steve berhenti untuk sesaat, ia kehabisan peluru, ia hendak
mengganti magazine senapannya, tetapi belati yang mengejarnya tidak memberi
kesempatan baginya untuk beristirahat sesaat. Steve mencoba berlari dan
bersembunyi ke tempat yang aman.
Harled menyadari akan adanya pertarungan di bawahnya, ia hendak mencari
sosok yang dikejar oleh Steve dan Firlett, tetapi Knight melemparinya dengan
pisau lempar dan memberikan dorongan angin agar pisau itu mampu mencapai posisi
Harled. Namun, jaraknya masih terlalu jauh, Harled mampu menghindari dengan
mudah pisau yang mencapai posisinya itu. Tetapi setidaknya, itu membuat Harled
tampak sedikit khawatir, ia tidak menyangka, hanya dengan pisau yang dilempar
mampu mencapai posisinya yang berada di atas lereng pegunungan.
Harled kini tampak serius, ia tidak boleh meremehkan lawannya atau dia
akan benar-benar terkena serangan lawannya. “Jack!” teriak Harled pada Jack
yang berada di persembunyiannya. Jack mengerti, ia melemparkan sebuah granat
asap ke sekeliling posisi mereka. Puncak pegunungan itu kini ditutupi penuh
oleh kepulan asap. Knight terkejut, ia tidak dapat melihat posisi Harled, Knight
terdiam untuk sesaat. Ia mengamati kepulan asap itu dengan seksama. Kemudian Knight
menyadari akan sesuatu yang keluar dari kepulan asap itu, tetapi ia terlambat.
“Angin beriaklah!” Ferdi mendorong Knight dengan angin. Sepotong timah
panas hampir menembus jantung Knight, beruntungnya Knight tersungkur ke atas
tanah akibat angin yang didorongkan Ferdi, dan peluru itu hanya sedikit melukai
lengan Knight.
Sebuah peluru kembali melesat ke arah Knight yang terjatuh. Ferdi dengan
cepat melesat ke arah Knight dan mendorongnya ke bebatuan untuk bersembunyi.
Kepulan asap itu mulai menghilang, tampak Harled sedang sibuk meladeni
dua bocah itu. Sementara Billy sudah berada di posisinya. Ia sudah mendapat
jangkauan efektif senapan miliknya, kemudian mengunci sasaran mangsanya. Billy
menarik pelatuk senapannya, dan…
DUARRR!!!
Dentuman keras dari senapan Billy bergema keras. Harled terkejut bukan
main saat mengetahui sebuah peluru melesat dengan ganas ke arahnya. Nyaris.
Peluru itu benar-benar hampir mengenai Harled. Tetapi Harled berhasil mengelak
disaat-saat terakhirnya. Keterkejutan Harled bukan mainnya saat mengetahui
dirinya sudah menjadi incaran ganas dari sebuah peluru senapan. Tetapi…
Belum sampai keterkejutan Harled mereda, sepersekian detik kemudian,
sebuah anak panah melesat cepat ke arahnya, dan menembus rompinya, hingga ke jantung.
“A-apa?” mulut Harled meneteskan darah segar. Harled menggenggam anak
panah yang menusuk ke dalam tubuhnya. Harled melihat ke bawah, ke arah dadanya
yang dibanjiri oleh darah segar. Harled tak mampu menahan rasa sakitnya, ia
lalu tersungkur di atas kedua lututnya,
kemudian menatap tajam dan lurus ke depan, ke arah seseorang yang jauh di sana
sedang merentangkan busur panahnya.
salam kenal sob , , ,
ReplyDeletejangan lupa mampir diblog q yaaa , , , ,
oke sob, terima kasih sudah sudi untuk mampir...
Deleteakan segera meluncur ke TKP...