Sebuah lembah, tempat dimensi yang berukuran cukup kecil untuk ukuran
dimensi ataupun sebuah pulau, dengan dikelilingi oleh pegunungan, tampak terang
bercahaya ketika Knight, Ferdi, Epsa dan juga Billy datang memasukinya dari
dunia manusia yang sedang berada pada waktu tengah malam. Di langit dimensi
itu, tidak tampak ada sebuah sumber cahaya penerang seperti matahari ataupun
bintang lainnya. Tetapi tempat itu benar-benar tampak terang, entah berasal dari
cahaya mana.
Beberapa saat kemudian, Stealth tampak masuk menyusul dari lorong
dimensi cahaya yang berada di salah satu sisi lembah itu.
“Sepertinya mereka belum datang ke sini. Dan sekarang, di mana benda
itu?” Tanya Knight segera dengan menatap ke sekeliling lembah dimensi yang
memang tidak tampak begitu besar, hanya seukuran mata memandang, ketika
mengetahui kedatangan Stealth memasuki lembah.
Stealth tidak menjawabnya, ia merasakan sesuatu yang aneh dari asal
kedatangan mereka. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera mencoba untuk mengunci
kembali gerbang dimensi yang telah terbuka. Tetapi tiba-tiba, sebuah asap
mengepul dari arah gerbang dimensi dan menyebar ke segala arah. Stealth
melompat ke belakang, menjauhi gerbang dimensi yang telah dipenuhi oleh asap
yang menyebar. Ia menatap dengan seksama ke arah asal munculnya asap itu.
Samar-samar, tampak ada sesuatu di balik kepulan asap itu. Sebuah suara
dengan nada tinggi dan tegas, seperti yang sudah di kenal Stealth dan lainnya
sebelumnya, terdengar dari balik kepulan asap itu. “Oh, jadi inikah tempatnya.
Tak ku duga, dia bisa juga menyembunyikannya di tempat seperti ini.” Robert
beserta kelompoknya mulai terlihat muncul dari balik kepulan asap yang mulai
mereda.
Stealth dan Knight terkejut melihat kehadiran kelompok tentara yang
sudah bersiap dengan senjata mereka. Knight sedikit berteriak, “Bagaimana
bisa?”
“Aku tahu, percuma saja jika aku terus memaksa si penjaga itu untuk
memberitahu lokasi benda itu, ia tidak juga akan membuka mulutnya. Yah… ku
habisi saja dia.” Ucap Robert sinis yang membuat Stealth tampak begitu geram.
“Aku sudah menduga kalau kalian pasti akan menemui si penjaga yang sedang
sekarat itu, dan kemudian… yah… penjaga itu pasti akan memberitahu lokasinya
pada kalian. Jadi aku tak perlu repot-repot untuk membuatnya membuka mulut.
Cukup tinggalkan dia, bersembunyi, dan kemudian menantikan kedatangan kalian.
Setelah itu, yah… sisanya mudah, ikuti kalian hingga membawa kami menuju lokasi
ini.” Ucap Robert dengan entengnya.
“Sial!” Knight menggerutu. Sedangkan Stealth terdiam, ia hanya merasa
ada sesuatu yang mengganjal, kenapa ia tidak bisa merasakan hawa keberadaan
mereka? Walau hawa keberadaan mereka kecil, seharusnya ia masih bisa merasakan.
Seperti ada sesuatu yang menutupinya.
“Baiklah, sekarang di mana benda itu?” ucap Robert tanpa beban,
sementara Steve dan lainnya segera mengokang senjata dan bersiap dalam medan
pertempuran.
Epsa dapat melihat tatapan tajam dan serius dari kelima orang yang
datang itu dan berteriak, “Berlindung!”
>Stealth tak menghiraukan teriakan Epsa, dengan tatapan serius berkecamuk
amarah, Stealth segera merentangkan kedua bilah belatinya dan memasang
kuda-kuda siap bertempur. Di saat bersamaan, Epsa,
Ferdi, Knight, beserta Billy melangkah mencari tempat perlindungan. Sementara
Stealth maju ke depan untuk berusaha menyerang.
Steve
memberondong rentetan peluru ke arah Stealth melaju. Stealth menangkis
peluru-peluru itu dengan liukan rantai belatinya. Stealth mendekat ke arah
rombongan tentara itu.
“Menyebar!!!”
Robert memberi instruksi. Steve melompat menaiki pegunungan, menjauhi dasar
lembah, begitu pula dengan Harled yang menyadari bahwa akan jauh lebih baik bagi
seorang sniper berada di posisi yang tinggi.
“Jack!” Robert
menoleh pada Jack untuk memberi perintah. Jack mengangguk tanda mengerti. Jack
kemudian mengambil sesuatu dari dalam ransel perangnya, ia mengeluarkan
beberapa butir granat tangan dan melemparkannya menyebar ke sekeliling.
Kepulan-kepulan asap yang dihasilkan granat itu menutupi ke seluruh posisi para
tentara yang sebelumnya berada.
Stealth
memperhatikan kepulan asap yang menyebar itu dengan seksama. Dalam sekilas, ia
dapat melihat sesuatu muncul dengan cepat dari dalam sana. Selongsong peluru
melaju lurus ke arah Stealth, tetapi ia dapat menghindarinya dengan baik.
Namun, tak sampai sedetik kemudian, Robert muncul dari balik kepulan asap dan
menebaskan pedangnya ke arah Stealth. Kali ini Stealth menangkisnya dengan
belati di tangan kanannya. Kini kedua bilah benda tajam itu saling beradu.
Stealth mendorongkan belatinya dengan lebih kuat ke arah Robert, dengan
terpaksa Robert mundur beberapa langkah.
Kedua bilah benda
tajam itu masih saling beradu. Robert dan Stealth tetap saling mempertahankan
kekuatan mereka, tidak mau mengalah. Tetapi Robert tetap tidak melupakan belati
Stealth yang masih melayang-layang di udara untuk menanti mangsa. Sesekali
Robert melirik ke arah belati yang melayang itu. Sial, batin Robert. Belati itu
sepertinya sudah menemukan targetnya. Belati itupun melesat ke arah Robert.
DUARRR!!!
Belum sempat
belati itu menembus jantung Robert, tiba-tiba belati yang melayang sejak tadi
itu jatuh terpental ke atas tanah. Stealth terdorong dan terhuyung ke belakang,
ia sedikit memekik kesakitan. Stealth memegangi bahu kirinya yang berlumuran
darah dengan telapak tangan kanannya. Ternyata bahu kiri Stealth telah
tertembak timah panas dengan keras dan cepat. Stealth menatap ke atas, ke arah
pegunungan. Harled ternyata sudah berada pada posisinya dan sudah mengunci
bidikan senapannya.
DUARRR!!!
Tembakan kedua
terpancar kembali. Tetapi kali ini tembakan itu mengenai tanah kosong. Stealth
telah melompat menghindarinya. Tetapi tiba-tiba Robert melancarkan serangan
menuju Stealth. Serangan itu hampir mengenainya, jikalau saja Knight tidak
datang menghalaunya. Knight membalas serangan ke arah Robert secara
bertubi-tubi. Robert terpaksa mundur. Knight menatap ke arah Stealth dan
berkata, “Bukankah kau yang mengajariku untuk tidak bertarung dalam kondisi
tersulut emosi? Kita mundur dulu. Atur siasat dan redamkan emosimu.”
Stealth dapat
melihat dengan jelas tatapan tegas dari seorang Knight yang belum pernah ia
lihat sebelumnya, kemudian ia hanya bisa mengikuti perintah ketua dalam misi
itu.
Berhubung saya pembaca yang baik, maka saya akan tinggalkan jejak disini..
ReplyDeleteasalkan bukan jejak kaki aja.. :D
hehe, oke sob, makasih atas kunjungannnya... ^_^
Deletestealht dan knight....ditungggu kelanjutan kisah serunya :-)
ReplyDeleteAlhamdulillah deh kalo ada yg nungguin ceritanya... ^^
Delete