Friday, 1 November 2013 - , 4 comments

CERMIN DUA MUARA part XXXII – Lembah Dimensi Pertarungan

Sebuah lembah, tempat dimensi yang berukuran cukup kecil untuk ukuran dimensi ataupun sebuah pulau, dengan dikelilingi oleh pegunungan, tampak terang bercahaya ketika Knight, Ferdi, Epsa dan juga Billy datang memasukinya dari dunia manusia yang sedang berada pada waktu tengah malam. Di langit dimensi itu, tidak tampak ada sebuah sumber cahaya penerang seperti matahari ataupun bintang lainnya. Tetapi tempat itu benar-benar tampak terang, entah berasal dari cahaya mana.
Beberapa saat kemudian, Stealth tampak masuk menyusul dari lorong dimensi cahaya yang berada di salah satu sisi lembah itu.
“Sepertinya mereka belum datang ke sini. Dan sekarang, di mana benda itu?” Tanya Knight segera dengan menatap ke sekeliling lembah dimensi yang memang tidak tampak begitu besar, hanya seukuran mata memandang, ketika mengetahui kedatangan Stealth memasuki lembah.
Stealth tidak menjawabnya, ia merasakan sesuatu yang aneh dari asal kedatangan mereka. Tanpa membuang waktu lagi, ia segera mencoba untuk mengunci kembali gerbang dimensi yang telah terbuka. Tetapi tiba-tiba, sebuah asap mengepul dari arah gerbang dimensi dan menyebar ke segala arah. Stealth melompat ke belakang, menjauhi gerbang dimensi yang telah dipenuhi oleh asap yang menyebar. Ia menatap dengan seksama ke arah asal munculnya asap itu.
Samar-samar, tampak ada sesuatu di balik kepulan asap itu. Sebuah suara dengan nada tinggi dan tegas, seperti yang sudah di kenal Stealth dan lainnya sebelumnya, terdengar dari balik kepulan asap itu. “Oh, jadi inikah tempatnya. Tak ku duga, dia bisa juga menyembunyikannya di tempat seperti ini.” Robert beserta kelompoknya mulai terlihat muncul dari balik kepulan asap yang mulai mereda.
Stealth dan Knight terkejut melihat kehadiran kelompok tentara yang sudah bersiap dengan senjata mereka. Knight sedikit berteriak, “Bagaimana bisa?”
“Aku tahu, percuma saja jika aku terus memaksa si penjaga itu untuk memberitahu lokasi benda itu, ia tidak juga akan membuka mulutnya. Yah… ku habisi saja dia.” Ucap Robert sinis yang membuat Stealth tampak begitu geram. “Aku sudah menduga kalau kalian pasti akan menemui si penjaga yang sedang sekarat itu, dan kemudian… yah… penjaga itu pasti akan memberitahu lokasinya pada kalian. Jadi aku tak perlu repot-repot untuk membuatnya membuka mulut. Cukup tinggalkan dia, bersembunyi, dan kemudian menantikan kedatangan kalian. Setelah itu, yah… sisanya mudah, ikuti kalian hingga membawa kami menuju lokasi ini.” Ucap Robert dengan entengnya.
“Sial!” Knight menggerutu. Sedangkan Stealth terdiam, ia hanya merasa ada sesuatu yang mengganjal, kenapa ia tidak bisa merasakan hawa keberadaan mereka? Walau hawa keberadaan mereka kecil, seharusnya ia masih bisa merasakan. Seperti ada sesuatu yang menutupinya.
“Baiklah, sekarang di mana benda itu?” ucap Robert tanpa beban, sementara Steve dan lainnya segera mengokang senjata dan bersiap dalam medan pertempuran.
Epsa dapat melihat tatapan tajam dan serius dari kelima orang yang datang itu dan berteriak, “Berlindung!”
>Stealth tak menghiraukan teriakan Epsa, dengan tatapan serius berkecamuk amarah, Stealth segera merentangkan kedua bilah belatinya dan memasang kuda-kuda siap bertempur. Di saat bersamaan, Epsa, Ferdi, Knight, beserta Billy melangkah mencari tempat perlindungan. Sementara Stealth maju ke depan untuk berusaha menyerang.
Steve memberondong rentetan peluru ke arah Stealth melaju. Stealth menangkis peluru-peluru itu dengan liukan rantai belatinya. Stealth mendekat ke arah rombongan tentara itu.
“Menyebar!!!” Robert memberi instruksi. Steve melompat menaiki pegunungan, menjauhi dasar lembah, begitu pula dengan Harled yang menyadari bahwa akan jauh lebih baik bagi seorang sniper berada di posisi yang tinggi.
“Jack!” Robert menoleh pada Jack untuk memberi perintah. Jack mengangguk tanda mengerti. Jack kemudian mengambil sesuatu dari dalam ransel perangnya, ia mengeluarkan beberapa butir granat tangan dan melemparkannya menyebar ke sekeliling. Kepulan-kepulan asap yang dihasilkan granat itu menutupi ke seluruh posisi para tentara yang sebelumnya berada.
Stealth memperhatikan kepulan asap yang menyebar itu dengan seksama. Dalam sekilas, ia dapat melihat sesuatu muncul dengan cepat dari dalam sana. Selongsong peluru melaju lurus ke arah Stealth, tetapi ia dapat menghindarinya dengan baik. Namun, tak sampai sedetik kemudian, Robert muncul dari balik kepulan asap dan menebaskan pedangnya ke arah Stealth. Kali ini Stealth menangkisnya dengan belati di tangan kanannya. Kini kedua bilah benda tajam itu saling beradu. Stealth mendorongkan belatinya dengan lebih kuat ke arah Robert, dengan terpaksa Robert mundur beberapa langkah.
Kedua bilah benda tajam itu masih saling beradu. Robert dan Stealth tetap saling mempertahankan kekuatan mereka, tidak mau mengalah. Tetapi Robert tetap tidak melupakan belati Stealth yang masih melayang-layang di udara untuk menanti mangsa. Sesekali Robert melirik ke arah belati yang melayang itu. Sial, batin Robert. Belati itu sepertinya sudah menemukan targetnya. Belati itupun melesat ke arah Robert.
DUARRR!!!
Belum sempat belati itu menembus jantung Robert, tiba-tiba belati yang melayang sejak tadi itu jatuh terpental ke atas tanah. Stealth terdorong dan terhuyung ke belakang, ia sedikit memekik kesakitan. Stealth memegangi bahu kirinya yang berlumuran darah dengan telapak tangan kanannya. Ternyata bahu kiri Stealth telah tertembak timah panas dengan keras dan cepat. Stealth menatap ke atas, ke arah pegunungan. Harled ternyata sudah berada pada posisinya dan sudah mengunci bidikan senapannya.
DUARRR!!!
Tembakan kedua terpancar kembali. Tetapi kali ini tembakan itu mengenai tanah kosong. Stealth telah melompat menghindarinya. Tetapi tiba-tiba Robert melancarkan serangan menuju Stealth. Serangan itu hampir mengenainya, jikalau saja Knight tidak datang menghalaunya. Knight membalas serangan ke arah Robert secara bertubi-tubi. Robert terpaksa mundur. Knight menatap ke arah Stealth dan berkata, “Bukankah kau yang mengajariku untuk tidak bertarung dalam kondisi tersulut emosi? Kita mundur dulu. Atur siasat dan redamkan emosimu.”
Stealth dapat melihat dengan jelas tatapan tegas dari seorang Knight yang belum pernah ia lihat sebelumnya, kemudian ia hanya bisa mengikuti perintah ketua dalam misi itu.


4 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

4 comments:

  1. Berhubung saya pembaca yang baik, maka saya akan tinggalkan jejak disini..
    asalkan bukan jejak kaki aja.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, oke sob, makasih atas kunjungannnya... ^_^

      Delete
  2. stealht dan knight....ditungggu kelanjutan kisah serunya :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah deh kalo ada yg nungguin ceritanya... ^^

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^