Sunday, 27 October 2013 - , 0 comments

CERMIN DUA MUARA part XXXI – Dua Gerbang Dimensi Berbeda di Satu Tempat

sebelumnya dalam CDM
Sebuah rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya lima tahun yang lalu, kini hanya menjadi puing-puing tiada arti. Terlebih setelah terdengar ledakan yang menghebohkan warga sekitar. Kini tempat itu rata tanpa sisa. Dan seluruh warga hanya dapat menyaksikannya tanpa mengetahui apa yang sebenarnya.
Hingga senin sore ini, tempat itu disegel oleh polisi untuk diselidiki lebih lanjut perihal masalah ledakan yang beberapa hari lalu terjadi. Dan menjadi sebuah tempat yang heboh diperbincangkan oleh warga. Knight, Stealth, Ferdi, Epsa, begitu juga Billy yang mengikuti, tidak dapat berkutik, mereka hanya mampu menyaksikan tempat kerumunan itu dari kejauhan tanpa mampu mendekatinya.
“Bagaimana ini? Kita tidak mungkin untuk mendekatinya sekarang ini.” Tanya Ferdi memecah keheningan di antara mereka berlima.
Stealth memejamkan mata dan terdiam sejenak, kemudian perlahan lekas membuka mata kembali dan berkata, “Aku yakin, aku dapat merasakan ada sebuah gerbang dimensi yang terhubung pada kuncinya di sekitar sini.”
“Jadi bagaimana?” Knight mengulang kembali pertanyaan Ferdi.
“Lebih baik kita kembali sekarang, hari sudah mulai sore, kita juga sudah lelah setelah perjalanan kembali dari Gua 7 Serangkai itu. Mungkin kita bisa mencarinya di tengah malam nanti, saat semua orang terlelap.” Epsa berusaha memberi saran.
*****

Hari Senin pukul 07.00 malam. Ferdi, Epsa, Knight, dan Stealth kembali ke rumah Epsa untuk makan malam dan beristirahat sejenak di rumah yang cukup besar itu. Sementara Billy telah kembali lebih dahulu ke rumahnya sendiri. Tidak ada lagi kekhawatiran di benak Ferdi, terlebih, ia juga telah menghubungi ibunya untuk beralasan bahwa ia akan tinggal berlibur bersama kak Epsa. Dan tentunya ibunya yang mengenal baik Epsa mengizinkan hal tersebut.
Mereka kembali memasuki sebuah kamar yang berukuran cukup besar itu. Epsa segera merebahkan tubuhnya ke atas kasurnya yang berukuran lebih dari cukup untuk menampung satu orang itu, kemudian lekas bertanya pada Ferdi, “Eh, kau sudah libur, Fer?”
“Hehe…. Belum sih, aku membolos. Tetapi tak apalah, sudah ujian saja kok, tak bakalan deh ketinggalan pelajaran. Tak usah khawatir.”
Knight tidak menghiraukan pembicaraan kedua manusia itu, ia segera saja bertanya pada Stealth, “Jadi, apa rencanamu?”
“Aku tidak memiliki rencana.” Jawab Stealth cepat tanpa beban. “Kau ketuanya, bukan? Kau yang memutuskan.”
“Baiklah, kita akan mendatangi dimensi itu.”
Epsa yang mendengar ucapan Knight, ikut bergabung dalam pembicaraan dua liteirin itu, “Apakah tidak sebaiknya kita biarkan saja benda itu di dimensi aman yang dibuat oleh penjaga itu? Daripada harus repot-repot mencari benda yang merepotkan itu?”
“Kita masih harus memperhitungkan keberadaan Robert beserta pasukannya. Jika dia sudah sampai bisa mengalahkan Gerald, akan ada kemungkinan bahwa dia sudah mengetahui tempatnya, tetapi dia hanya membutuhkan kuncinya.” Jawab Knight.
“Terlebih, itu adalah Robert, dia selalu mempunyai cara atau sesuatu apapun yang mampu melakukan hal-hal di luar pertimbangan kita.” Sahut Stealth kemudian.
“Ya, dengan asumsi seperti itu, bagaimanapun kami harus memeriksa keberadaan benda merepotkan itu. Lagipula, misi kami datang ke dimensi ini adalah untuk menangkap Robert baik hidup ataupun mati, bukan melindungi benda itu. Orang seperti itu akan menyusahkan, baik bagi kalian ataupun keberadaan dunia kami. Untuk itu, apapun yang terjadi, kita harus memeriksa benda itu. Jika sampai bertemu dengan Robert, itu akan menjadi kesempatan bagus kami untuk menghabisinya. Yah… setelah itu, misi kami selesai.”
Knight diam dan mengambil nafas sejenak, kemudian menoleh serius pada Stealth dan kembali melanjutkan, “Stealth, apa kau bisa merasakan hawanya atau salah satu dari mereka? Kau sudah bertemu salah satu dari mereka yang masih belum kita ketahui namanya itu, bukan?”
“Ya, tetapi hawanya sangat kecil saat itu, sulit merasakan hawa keberadaan seseorang yang berada pada posisi santai, terlebih tanpa menggunakan auranya. Apalagi, hawa keberadaan manusia-manusia di sekitar yang kita temui sangat kecil dan tidak teratur, karena meraka belum pernah mempelajari pengendalian aura.”
“Huh, ini akan merepotkan jika begitu. Apa boleh buat, sampaikan saja informasi yang kau punya, kita harus memperhitungkan semuanya. Pertimbangkan semua kemungkinan yang terjadi dan kita selesaikan semuanya malam ini juga.” Ucap Knight berusaha bersikap tegas bagaikan seorang pemimpin.
*****

Tepat saat tengah malam, Knight dan Stealth yang diikuti oleh Ferdi dan Epsa bergerak cepat tetapi dengan langkah yang sangat pelan bagaikan mengendap-endap ke suatu tempat yang terjaga ketat. Mereka berhenti sejenak di balik sebatang pohon pada jarak beberapa meter dari tempat di mana Ferdi dulu pernah tinggal dan kini hanya rata menjadi tanah. Knight memberikan anggukan dan mereka pun bergerak memasuki kawasan bekas ledakan itu.
Knight dan Stealth menuju tempat itu lebih dahulu dan memasuki sebidang tanah yang dulu pernah menjadi sebuah pekarangan rumah. Kemudian, Stealth mengeluarkan sebuah keris yang menjadi kunci dimensi dan mencoba merasakannya. Ia dapat merasakan suatu kekuatan yang terbungkus dalam dimensi di sekitar tempat itu. Ia berusaha mencoba melacak tempat pastinya. Ia sudah mampu mengetahui letak pasti gerbang dimensi yang menuju dunia liteirin, tetapi bukan itu yang ia cari sekarang ini.
Sedangkan Ferdi yang melangkah mendekati tempat yang dulu akrab baginya, hanya berada di luar daerah bekas ledakan dan menatapi tempat itu.
Beberapa menit kemudian, Billy juga tampak terlihat dari kejauhan malam mendekati ke tempat itu untuk ikut campur saja. Ferdi tak menghiraukan kehadiran sesosok itu. Ia hanya menatap ke depan ke arah bekas ledakan, sembari berkata seorang diri dengan lirih, “Tidak ku sangka, setelah jauh-jauh melakukan perjalanan, akhirnya, untuk menyelesaikan misi ini harus kembali lagi pada tempat bermulanya semua kejadian aneh yang menimpaku selama ini. Tempat yang menjadi misteri kematian kakakku. Tempat di mana ku bertemu dengan kedua orang aneh ini dan mengalami kisah hidup yang tak masuk akal. Dan akan menjadi tempat misteri kehidupanku nanti?”
Tiba-tiba Stealth berlari ke sudut tempat sedikit keluar dari tempat bekas ledakan itu. Ia membungkuk dan meraba-raba tanah di bawah tempatnya berada. Kemudian berkata perlahan, “Ini tempatnya! Tidak salah lagi.”
Knight berlari mendekati Stealth, yang kemudian diikuti oleh Epsa, Ferdi menatap ke arah mereka dan bangkit untuk melangkah perlahan menuju mereka. Stealth menatap Knight, yang kemudian direspon dengan sebuah anggukan. Stealth berdiri dan bergerak mundur perlahan beberapa langkah. Ia merentangkan tangan kirinya, yang kemudian melayang sebuah belati yang terikat rantai. Belati itu meliuk-liuk bagai siap memangsa, kemudian melesat seperti mematuk ke sebidang tanah yang dipijaki Stealth sebelumnya untuk menggali sebuah lubang. Sebidang tanah itu berlubang, dan Stealth merasakan ada sebuah pancaran dari dalam sana.
Stealth menarik belatinya kembali pada genggaman tangannya, kemudian mendekati lubang itu, lalu merunduk. Tangan kanannya yang membawa keris sebagai kunci itu segera dihujamkan ke dalam lubang itu. Stealth mengukir sesuatu di atas lubang tanah itu dengan keris yang ia pegang. “Lepaskan!!!”
Sebidang tanah di sekitar lubang itu merekah, terpancar suatu kilauan dari dalam sana, yang membuat lubang itu tertutup cahaya yang menutupi keberadaan lubang itu. Stealth mengangguk pada Knight, yang segera di respon oleh Knight.
Knight melompat ke dalam lubang itu dan menghilang ke dalam kilauan cahaya. Sementara Ferdi, Epsa, juga Billy, termenung seribu kata.
“Cepatlah!!!” perintah Stealth. Epsa yang mendengarnya segera berlari mendekat dan melakukan hal yang sama dengan yang Knight lakukan. Disusul oleh Ferdi yang diikuti oleh Billy. Tetapi Stealth terdiam sejenak dan menatap ke sekeliling terlebih dahulu, seraya berkata pelan, “Tidak ku sangka, sebidang tempat ini menjadi tempat keberadaan dua gerbang dimensi yang berbeda.” Kemudian Stealth bergegas masuk ke dalam gerbang itu, tetapi ia merasakan akan adanya suatu keganjilan. Ada sesuatu yang salah, tetapi apa? Ia melirik ke belakang sejenak, tidak ada apapun atau siapapun, tetapi ia merasakan perasaan yang aneh. Apa?

Bersambung...

0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^