Pengantar
Knight berlari terburu memasuki mulut gua, diikuti oleh Stealth di
belakangnya. Mereka menyusuri isi dalam gua itu, hingga menemukan sesuatu yang
mengganjal di sana.
“Apa itu?” Tanya Knight heran melihat sebuah dinding yang merekah terbuka.
Knight menatap Stealth sesaat, kemudian berkata, “Artinya… mereka
benar-benar sudah menemukannya.”
Stealth hanya menjawab dengan sebuah anggukan. Kemudian mereka berdua
terburu berlari memasukinya. Mereka melewati sebuah lorong yang berkilau cerah
di sana, karena terdapat butiran-butiran permata yang berkilau di sepanjang
dinding lorong itu. Tetapi beberapa dinding itu terlihat sudah retak,
menandakan ada seseorang yang telah berusaha mengambil beberapa butir permata
di sana.
Tanpa memerhatikan dinding-dinding itu dengan lebih seksama, Knight dan
Stealth segera menuju sebuah ruangan berbentuk lingkaran luas yang berada di
depan mereka.
Alangkah terkejutnya Stealth yang terburu memasuki ruangan itu lebih
dahulu, ketika ia melihat sesosok tubuh yang ia kenal tertelungkup di seberang
ia berada. “Paman!” Pekik Stealth menghampiri sesosok tubuh yang telah menua
itu kini tergolek tidak berdaya.
“Paman?” Knight membatin dalam hati. Ia baru mengetahui akan hal
itu, dan kini ia hanya terdiam memandang Stealth yang segera terduduk di atas
kedua lututnya di samping kanan tubuh Gerald dan membaringkan tubuh itu ke atas
pangkuan Stealth.
Tubuh Gerald yang dipenuhi oleh berbagai luka bakar itu perlahan
menunjukkan sebuah gerakan yang berarti bagi Stealth. “Paman! Apa yang
terjadi?” Stealth bertanya memburu. Tetapi tubuh yang begitu lemah tak mampu
menjawab pekikan itu, tangan kirinya berusaha bergerak ke suatu arah di samping
kiri. Stealth yang melihat tangan pamannya yang seakan memberi suatu tanda
segera bertanya, “Apa? Apa yang ingin kau maksudkan?”
Tiba-tiba tanah yang berada jauh di seberang tangan kiri Gerald yang
bergerak itu bergetar dan merekah, kemudian sepetak tanah di sana tiba-tiba
muncul ke permukaan. Stealth memandang ke arah Knight, dan Knight hanya
mengangguk tanda mengerti. Knight mendekati sepetak tanah yang telah berada di
permukaan itu. Ia dapat melihat sesuatu menancap di sana, kemudian ia berbalik
memandangi Stealth. Ia hanya menerima sebuah respon anggukan, tetapi itu cukup
untuk memberikan tanda bahwa ia harus mencabut benda yang tertancap di sana.
Sesuatu benda itu ternyata hanya berupa sebuah keris dengan bilah perak yang
berkilau, dan gagang coklat gelap berukiran aneh dengan ujungnya berkepala
ular.
“A.. aku…” Gerald berusaha berucap lemas dan terengah-engah, “su.. dah
memin… dahkan benda i.. itu ke.. dimen..si.. ku.. buat…” Stealth berusaha
mendengarkan ucapan pamannya yang sudah sekarat itu secara seksama. Dengan
nafas yang memburu dan ucapan terbata-bata, Gerald mengakhiri ucapannya, “Kun..
ci.. nya...”
Wajah Gerald yang sejak tadi berusaha memandang Stealth untuk mengatakan
ucapan terakhirnya, akhirnya terjatuh tersungkur tidak berdaya. Dan Gerald pun
menghembuskan nafas terakhirnya.
Stealth terdiam menundukkan wajahnya pada tubuh pamannya yang berada di
atas pangkuannya. Wajah yang tertunduk lesu tanpa semangat itu terlihat jelas
seperti menahan isak tangisnya, dan hal itu saja sudah cukup untuk membuat Knight
terdiam tanpa mampu mengucapkan sepatah katapun.
Knight memegangi benda yang ia ambil, ia memandang ke arah Stealth dan
Gerald dengan wajah heran dan penuh pertanyaan. Kemudian ia memandangi benda
yang ia bawa dan hanya bisa bertanya dalam batin, “Kunci?”
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^