Lietro mengatur nafasnya sejenak agar dapat tenang terlebih dahulu,
kemudian tersenyum sinis, “Siapa bilang?”
Ferdi menatapnya heran, sementara Knight dan Stealth berjalan
mendekatinya.
“Rencanaku telah berjalan. Setidaknya, cukup sampai di sini. Aku hanya
memancing kalian ke sini.” Ucap Lietro sinis pada Knight dan Stealth yang
mendekat. “Tetapi tidak ku duga, ini di luar persangkaanku, ada orang lain
yang….” Lietro melirik ke arah Ferdi, kemudian melanjutkan, “Pedang tadi itu,
jelas bukan pedang biasa. Seorang yang terpilih.”
“Jih… Bukan masalah bagi kami, pancingan atau bukan. Setelah
menghabisimu, kami akan mengejar Robert.” Ucap Knight yang datang mendekat.
“Itulah maksudku, para liteirin bodoh. Robert hanyalah pancingan, tentu
saja agar kalian berdua datang ke dunia manusia ini. Sebuah pancingan yang
berguna untuk menjalankan semua rencanaku.”
“Apa maksudmu?” ucap Knight terheran.
“Aku mempunyai rencana lain, rencana yang sesungguhnya. Mungkin sekarang
dia sedang mengatur segalanya di sana. Hmm… aku di sini hanya untuk memastikan
kalian berdua datang ke sini. Karena aku tahu, yang paling merepotkan saat ini
adalah kalian berdua, dan hanya kalianlah yang mampu menembus gerbang dimensi,
setidaknya itu yang ku tahu. Untuk itu, aku sengaja membangkitkan Robert, yang
pasti akan datang ke dunia manusia untuk memperoleh benda itu. Sehingga dengan
begitu, aku dapat dengan mudah mengajak kalian berdua berjalan-jalan di dunia
manusia.” Ucap Lietro, diiringi tawanya yang membahana.
“Dia? Siapa? Apa maksudmu sebenarnya?” ucap Knight kesal.
Lietro hanya tertawa dengan menahan rasa sakitnya.
Stealth ikut angkat bicara, “Kau kira hanya kami Gunryou itu. Di En-Ga
masih banyak Gunryou lain yang siap menghadapi bahaya macam apapun. Jangan
lupakan itu.”
Lietro menjawab santai, “Aku tidak lupa itu. Aku hanya mencoba
meringankan beban di sana. Setidaknya, sekarang ini masalah terbesar di dunia liteirin
adalah pria besar itu, yang sekarang menjadi pemimpin kalian. Tetapi mungkin
tidak begitu masalah, ku pikir dia mungkin akan mampu mengaturnya.”
“Apa-apaan kau ini. Mau mati saja sok begitu.” Hardik Stealth.
Knight segera menimpali, “Sebenarnya apa yang terjadi? Cepat katakan!
Atau kau akan benar-benar mati sekarang juga.”
Lietro tertawa, dan berkata, “Kalian akan tahu jawabannya setelah
kembali nanti. Tetapi saat hal itu terjadi, semua akan menjadi sudah terlambat
bagi kalian. Dan itulah yang akan menjadi kejutan luar biasa bagi kalian. Hyahah…
Oh, dan satu hal lagi, sudah ku bilang, siapa juga yang bilang aku mau mati
sekarang?” Tanpa Stealth, Knight maupun Ferdi sadari, ternyata tangan kiri
Lietro sudah merentang di atas tanah. Ia menggerak-gerakkan telapak tangannya
yang tinggal satu di atas tanah, kemudian berkata, “Sampai jumpa!”
Stealth yang melihat hal itu terkejut kaget, sembari berkata, “I.. itu.
Sial!” Saat Stealth telah menyadari dan segera berlari untuk menyerbu ke arah
Lietro, saat itulah sudah terlambat bagi Stealth. Tiba-tiba saja tubuh Lietro
melebur hingga menghilang begitu saja. Stealth hanya mengumpat.
Knight terkejut, “A.. apa itu? Ke mana dia?”
“Teleport.” Ujar Stealth singkat. “Sebuah kemampuan kuno. Sudah lama aku
tidak melihatnya. Tidak ku sangka masih ada yang bisa menggunakan.”
“Apa itu? Kemampuan apa itu? Juga merupakan teknik kuno yang pernah kau
katakan?”
“Ya, yang itu adalah kemampuan untuk berpindah tempat dalam sekejap.”
“Apa? Praktis sekali.”
“Salah satu teknik kuno yang paling lama tidak digunakan. Kemampuan yang
sangat sulit untuk dikuasai. Sudah lama aku tidak melihatnya.”
“Kira-kira, ke mana dia pergi?”
“Entahlah, sulit ditebak. Jarak perpindahan yang diperoleh dari jurus
itu tergantung kemampuan dan aura penggunanya, semakin tinggi kemampuan
seseorang dengan aura yang mencukupi, maka jarak perpindahannya akan semakin
jauh. Tetapi, sangat sulit untuk mengendalikan perpindahannya, kemampuan tinggi
dan aura yang cukup saja tidak cukup, butuh lebih dari konsentrasi dan
keyakinan yang tinggi. Bahkan ku yakin, sekarang ini tidak ada mampu
menguasainya. Tetapi… dia… siapa dia sebenarnya?”
“Jadi, jika dengan tubuh seperti itu, dan aura yang sudah menipis itu,
dia masih belum jauh, bukan? Kita masih ada kesempatan untuk mengejarnya.
Ayyo!”
Stealth mencegahnya, “Tidak, Knight. Kita masih ada misi di depan sana, selesaikan
dahulu misi kita itu. Kita juga tidak tahu ia menghilang ke mana. Bahkan, mungkin
dia sudah sampai di depan gerbang untuk kembali… atau…. Entahlah.”
“Ah, sial. Tetapi tidakkah kau dengar ucapannya, ada sesuatu yang
mengancam di dunia kita di sana. Yang di sini, biarkan saja para manusia yang
tinggal di sini yang mengurusinya. Lagipula, lihatlah!” Knight menunjuk pada
Ferdi, Epsa, dan Billy. “Sudah banyak yang mengetahui tentang masalah ini. Kita
bisa meninggalkan mereka untuk menghadapi masalah mereka sendiri. Dunia kita di
sana lebih penting.”
“Ingat, Knight! Dalam Gunryou, misi adalah prioritas utama kita.
Lagipula, bisa saja itu hanya gertakan belaka, untuk membuat kita agar segera
kembali ke dunia kita dan melupakan misi kita ini. Kita masih belum tahu
kebenarannya, kita tidak bisa mempercayainya begitu saja. Selain itu, di sana
masih ada kelima Seven-Warrior yang lainnya, kita bisa percayakan pada mereka
untuk menjaga keamanan di sana.”
“Ah, baiklah, tuan sok mengatur, kenapa sekarang aku yang harus menurut?
Baiklah jikalau begitu, kita harus cepat ke tempat Gerald untuk menyelesaikan
semuanya dan kembali segera. Aku muak lama-lama di sini.”
“Ehm…” Stealth menggumam.
<“Apa lagi sekarang?”
“Sebenarnya, dalam pertarungan tadi, aku merasakan hawa keberadaan
Gerald tiba-tiba muncul. Ehm… tetapi kenapa sekarang menghilang lagi?”
“Apa?!? Apa itu artinya pertarungannya sudah usai, dan bagaimana?”
“Entahlah, tetapi semoga saja Gerald sudah mampu mengatasinya dan
sekarang ini dia sedang bersembunyi lagi.”
“Kalau begitu kita harus cepat.” Ajak Knight. “Kita pastikan jika
semuanya aman, kemudian bisa kembali ke dunia kita segera.”
Stealth tidak membalas, ia menoleh pada Ferdi dan Epsa. Kemudian Ferdi
lekas menjawab maksud dari Stealth itu, “Tidak apa, kalian pergilah lebih dahulu.
Aku akan merawatnya sejenak.” Ferdi
segera menyandarkan tubuh Epsa yang penuh luka itu pada sebatang pohon besar.
“Kami akan menyusul nanti. Sebaiknya kalian melihat kondisi penjaga itu
sesegera mungkin.”
“Terima kasih.” Ucap Epsa pada Ferdi.
“Cih… lagipula siapa juga yang mau menunggu kalian.” Knight menyahut
perkataan Ferdi dengan tidak ramah, kemudian segera menghilang pergi
meninggalkan mereka.
Stealth segera mengejar Knight. Dan mereka pun segera bergerak cepat.
*****
Sementara itu, di dimensi lain, di dunia liteirin, tepatnya di pusat
pelatihan En-Ga, beberapa sosok berpakaian hitam seragam sibuk berlalu lalang,
mereka terlihat sedang mengusut suatu masalah yang tampak begitu serius. Di
antara prajurit-prajurit yang terbuai dalam kesibukan mereka itu, terdapat
seseorang di antara mereka yang tampak misterius, seperti sedang menyembunyikan
sesuatu.
“Fuh… sejauh ini semua berjalan dengan lancar dan masih sesuai dengan
keinginan, tinggal menunggu waktu dan kesempatan, setelah itu… yah… hanya perlu
menunggu.” Seorang anggota dengan tampang mencurigakan berlalu di antara
kesibukan itu. Ia bergerak bagai berwaspada dan mengawasi semua langkah demi
langkah yang terjadi di sana. Gerak-geriknya perlahan tetapi pasti,
merencanakan sesuatu yang tidak terduga, sesuatu yang akan menjadi sebuah
kisah…
siapa yang di cermin itu?
ReplyDeletehaha.... siapa yah?
Deleteehm... sebenarnya saya sendiri bingung dg judulnya, hehe..
yah... simak aja deh kelanjutannya...
terasa nyata sekali
ReplyDeletesungguh
salut saya sama cara nulisnya
wah, gak usah berlebihan sob... ^^
Deleteitu yg di gbr km ya :)
ReplyDeleteterus nulis ya
haha.... bukan...
Deleteoke, terima kasih...