Knight, Stealth, dan Epsa memandangi seseorang yang tidak asing datang
menghampiri mereka, disertai dengan seorang yang tidak mereka kenal. Knight dan
Stealth hanya terdiam tanpa kata melihat dua orang yang datang itu. Sementara
Epsa menyambutnya dengan senang, “Akhirnya kau datang juga. Dan…” Epsa
memandangi heran seseorang yang terlihat asing datang bersama dengan Ferdi.
“Owh… dia?” Jawab Ferdi dengan mengalihkan pandangan pada Billy. “Nanti
saja ku ceritakan. Sepertinya kalian menghadapi masalah ya di perjalanan ini?”
“Ya, seperti yang terlihat.”
“Baiklah, sepertinya kita harus menyelesaikan masalah ini dahulu.” Ferdi
berkata buru-buru ketika melihat Lietro sudah datang menyerbu.
“Sialan! Mati kalian!” Lietro datang menyerbu dengan merentangkan kedua
tangannya. Di kedua telapaknya muncul sesuatu, tetapi berbeda dengan perisai
bening seperti sebelumnya, kali ini sesuatu itu lebih seperti sinar radiasi
merah yang melingkar di sekeliling tangannya. Knight dan Stealth segera
bersiaga, kedua senjata mereka sudah siap dalam posisi tempur. Lietro kemudian
menghempaskan kedua telapak tangannya, sesuatu seperti sinar radiasi itu
berpendar. Knight berusaha menghempaskan balik sinar radiasi itu dengan jurus
dari kedua pedangnya. Stealth berusaha memperingati, “Jangan! Itu hanya…”
Tetapi Stealth terlambat, sinar radiasi itu menyilaukan mata, dan Knight sudah
menghasilkan jurus anginnya.
DOOM…!!! Sebuah ledakan hebat meletus di dalam hutan belantara yang
menuju Gua 7 Serangkai. Sebuah daerah yang sebelumnya dipenuhi oleh rimbunan
pepohonan dan tumbuhan lainnya, kini terlihat kosong melompong akibat ledakan
itu.
Ferdi dan Billy yang baru saja hendak datang bergabung, ikut terhempas
mundur kembali. Mereka berdua tertabrak mundur ke pohon di belakang mereka dan
terjatuh duduk, kemudian berusaha bangkit kembali. “Apa-apaan itu?” Tanya Billy
yang terkejut.
“Aku sudah mengatakan dan memperingatimu sebelumnya, bukan?” jawab Ferdi
kemudian. “Nanti akan ku jelaskan, kita harus menyelesaikan ini dahulu.”
Sementara Knight, Stealth, dan Epsa terhempas terpisah arah. Knight
segera bangkit dan kembali pada posisi waspada. Stealth juga bangkit, kemudian
melompat ke atas dahan pohon dan berwaspada dengan membangkitkan belatinya yang
terikat rantai yang juga ikut terhempas jatuh. Sedangkan Epsa, sekujur tubuhnya
merasa sebuah kesakitan yang luar biasa, ia merasa kesulitan untuk bangkit
dengan sejumlah luka di sekujur tubuh. Ferdi berlari menghampiri Epsa untuk
berusaha menolongnya, diikuti oleh Billy.
“Ke mana ia menghilang?!?” Teriak Knight pada Stealth yang berada di
atas dahan pohon di seberang posisinya berada.
“Aku tidak tahu.” Jawab Stealth dengan berwaspada. Untuk beberapa saat
ia tidak menemukan tanda-tanda ancaman. Tetapi kemudian ia segera berteriak,
“Awas!”
Knight menyadari akan sesuatu berada di belakangnya. Ia melompat dengan
berbalik untuk menghindari sesuatu yang berada di belakangnya. Ia melihat sosok
Lietro yang merentangkan kedua telapak tangannya yang terdapat sinar radiasi merah.
“Jangan!” Teriak Stealth buru-buru.
“Aku tahu. Aku tidak sebodoh itu, hingga harus melakukan kesalahan sama
dua kali.” Jawab Knight jengkel. Ia segera mendorongkan angin dengan kedua
telapak kakinya ke tanah. Tubuh Knight terhempas melayang dengan bersalto di
udara. Ia melihat Lietro dengan posisi terbalik, kemudian menyarungkan pedang
di tangan kirinya dengan cepat, lalu mengambil beberapa benda tajam seukuran
pisau kecil dari dalam tas kecil yang terikat di pinggangnya dan melemparnya ke
arah Lietro.
Lietro melompat mundur untuk menghindar dan menyembunyikan diri ke balik
pepohonan. Knight mendarat ke atas tanah dan mengamati waspada. Knight kembali
melompat ke samping untuk menghindar saat Lietro menyerang kembali dalam waktu
singkat. Lietro terus-menerus menyerang Knight dengan telapak tangan yang
dikelilingi sinar radiasi. Sedangkan Knight hanya bisa menghindari serangan
Lietro yang bertubi-tubi itu, karena ia tahu, jurus-jurusnya tidak akan berguna
di hadapan pengguna elemen api.
Stealth menyadari sesuatu, Lietro hanya memburu Knight, karena memang,
kemampuan api Lietro berdampak besar pada Knight. Stealth melompat mendekati Knight
untuk menyertainya dan membuat Lietro harus mundur, kemudian berkata, “Serahkan
dia padaku.” Rantai yang terikat pada belati milik Stealth melayang di udara,
kemudian mengitari posisi Knight dan Stealth berada. Kemudian sebuah aliran
listrik yang kuat teralir dalam rantai itu, membuat Knight dan Stealth seperti
berada dalam pagar beraliran listrik tinggi.
“Kau bodoh!” bentak Knight. “Kau membuat kita terkekang di dalam pagar
ini, kau kira hanya aku, bagaimana dengan dia.” Knight menunjuk pada Ferdi.
“Dia juga berelemen angin, bukan? Bahkan mereka berdua yang berada di luar sana
lebih tidak berpengalaman dalam pertarungan seperti kita. Kau ingin membunuh
mereka apa?”
“Ah, KNIGHT!!!” bentak balik Stealth. “Orang itu kemungkinan belum tahu
kemampuan dari Ferdi, dia baru melihat kemampuan elemen air dari Epsa, dan itu
cukup untuk membuatnya takut untuk mendekati posisi Epsa. Tetapi sekarang…” Stealth
segera terdiam tanpa kata, matanya mengawasi tajam posisi Ferdi dan Epsa
berada.
“Terima kasih.” Ucap Lietro yang
tiba-tiba muncul dari balik pepohonan dengan tertawa sinis. Ia segera berlari
melesat menuju arah Ferdi.
“Jaga dia!” Perintah Ferdi pada Billy, agar Billy menolong Epsa yang
terluka. Ferdi yang menyadari akan kedatangan Lietro yang hendak memburunya
segera berlari ke samping, menjauh dari posisi Epsa dan Billy berada.
Lietro berlari semakin mendekati Ferdi, kedua telapak tangannya direntangkan,
sesuatu seperti sinar radiasi merah melingkar seperti sebelumnya keluar dari
sana.
Ferdi mendorongkan udara ke tanah dan melompat tinggi ke udara, kemudian
dalam sesaat, Ferdi telah mengeluarkan pedang besar dari tangan kanannya. Ia
bersalto dan berputar di udara, pedang besar itu ikut berputar dan terayun di
udara. Lietro terkejut melihat pedang besar yang sepertinya ia ketahui, tetapi
akan terlambat baginya jika harus mengingat-ingatnya, Lietro segera melompat
untuk berusaha menjangkau Ferdi.
Ferdi melesat menebaskan pedangnya ke arah bawah, di mana Lietro hendak
menghampirinya. “Rasakan ini.” Sebuah kilatan angin bilah pedang yang dahsyat
terbentuk dari bilah pedang besar yang didorongkan keras ke bawah, dan membuat angin
beriak itu melesat dengan cepat serta keras ke arah Lietro.
“Sial.” Lietro memaki, tetapi kemudian ia hanya bisa mendorongkan kedua
telapak tangannya yang telah tercipta sebuah jurus ke depan untuk menghadapi
kilatan angin yang menerjangnya dengan dahsyat, cepat dan keras.
Ferdi mendorongkan angin ke depan, membuatnya terpental semakin tinggi
ke udara. Sementara kilatan angin yang ia ciptakan sebelumnya menabrak jurus
ledakan Lietro. Seperti sebelumnya, sesuatu seperti sinar radiasi di telapak
tangan Lietro berpendar dan menyilaukan mata orang-orang yang berada di
sekitar, tetapi kali ini seperti sesuatu yang terjadi sedikit berbeda, pendaran
dari sinar radiasi melingkar itu terjadi dengan sangat jauh lebih cepat
dibandingkan sebelumnya. Dalam sekejap mata saja, sebuah ledakan meletus dengan
hebat, kali ini dengan jauh lebih hebat dibandingkan sebelumnya.
Hembusan angin akibat ledakan menghempas tubuh Ferdi yang melayang di
udara, ia semakin jauh terhempas tinggi ke udara. Ferdi telah mengembalikan
wujud pedang besar Elgrad itu ke bentuk orb, kini kedua tangannya berayun untuk
berusaha mengendalikan angin yang berada di sekitarnya. Sementara itu, dari
dalam asap ledakan itu, terdengar suara seperti sesuatu yang terpelanting ke
tanah dengan keras.
“ARGH!!!!” Sebuah suara memekik keras. “Sial, sialan!” suara Lietro
terdengar mengumpat keras. Saat kepulan asap akibat ledakan telah mulai mereda,
tampak sosok Lietro terduduk kesakitan di kedua lututnya sambil memegangi bahu kanannya yang telah tak tampak lengan di sana dengan
telapak tangan kirinya, dan kembali mencaci-maki, “Argh…. Sial. Sialan!”
Knight dan Stealth terdiam menatap heran. Ferdi mendarat di atas tanah
dengan mulus, walau dengan sedikit lecet akibat terkena sedikit percikan
ledakan itu, kemudian lekas berkata, “Sudah ku duga.” Ferdi menarik nafas sejenak
dan kembali melanjutkan, “Mungkin memang, angin hanya akan mengobarkan api,
tetapi di situlah keuntungannya padaku. Terlebih dengan jurus itu. Aku sudah
melihat jurus itu sebelumnya saat Knight melakukan serangan tabrakan pada jurus
itu.”
Lietro mengerang kesakitan, sementara Knight dan Stealth hanya terdiam
melihatnya. Ferdi segera melanjutkan, “Jurus yang bagaikan radiasi berwujud itu,
seperti sebuah bungkusan yang berisi segumpalan bubuk mesiu peledak. Saat Knight
berusaha menyerang jurus itu, serangan Knight hanya bagaikan membuat bungkusan
itu robek dan menebarkan bubuk mesiu peledak itu ke udara untuk segera meledak.”
Knight dan Stealth terlihat mengamati, tidak mengerti. Ferdi mengambil
nafas sejenak kembali, kemudian melanjutkan, “Yah… jadi intinya, serangan Knight
sebelumnya hanya membuat sesuatu di telapak tangan orang itu, ehm… seperti mengobarkan
reaksi ledakan dari jurus itu. Jika dari pengamatanku, jurus itu bukanlah murni
sebuah jurus serangan langsung, melainkan membutuhkan sebuah pemicu untuk dapat
membuatnya meledak, dan mungkin dalam hal ini pemicu itu adalah angin. Oleh
karenanya, ia sengaja melakukan serangan jarak dekat secara bertubi-tubi pada
pengguna angin. Ia sengaja membuat Knight menyerang, sehingga jurusnya akan
berpendar dan meledak, di saat itu, ia sudah memperhitungkan waktu ledakan yang
akan tercipta akibat serangan Knight, dan menggunakan waktu itu untuk menyelamatkan
diri dari ledakan yang dihasilkan. Dengan begitu, ia bisa selamat dan
bersembunyi. Yah… jadi, jika kita bisa menjaga jarak dan memberikan gesekan
yang jauh lebih keras yang melampaui perkiraannya, maka ledakan yang dihasilkan
akan jauh lebih cepat dan jauh lebih hebat, sehingga kejadian itu melampaui
perhitungannya untuk menghindar.”
Wajah Lietro tampak muram tak senang. Ferdi kemudian melontarkan
pertanyaan sindiran pada Lietro. “Bukan begitu tuan?”
Amarah Lietro tampak meluap, ia kemudian berkata, “Sialan kau! Sialan
kalian! Suatu saat nanti kau akan menyesal telah melakukan ini padaku. Suatu
saat nanti kalian akan merasakan pembalasanku, akan ku bunuh kalian semua. Ku
bunuh secara terhina!”
Ferdi melangkah gagah mendekati Lietro dengan tampang sok cool. Ia mengibaskannya
tangan kanannya yang tergenggam orb Elgrad ke bawah dengan cepat, sehingga
tercipta pedang besar di sana. Lalu Ferdi tersenyum dan berkata, “Memangnya apa yang kau bicarakan, tidak ada kata suatu saat nanti
lagi bagimu, karena kau akan mati saat ini juga… di sini.”
Stealth yang
telah menggenggam kembali belati di tangan kirinya, hanya terdiam melihat
kejadian itu pada jarak yang cukup jauh di belakang Ferdi, didampingi oleh Knight.
Sementara Epsa dan Billy berada di kejauhan di seberang posisi Knight dan
Stealth berada.
Sedangkan Lietro
berusaha mengatur nafasnya yang terengah-engah, kemudian menatap tajam ke arah
Ferdi yang mendekat ke hadapannya, lalu tersenyum sinis.
Jarang kunjung yg blog ini sih.. sebenarnya gak begitu minat baca cerita fiksi apalagi yg berseri.. maaf ya ^^V
ReplyDeletetpi tetep keep posting coz blog is something about passion ^^
hehe, iya deh...
Deletesuka2 pembaca.. ^_^
ini element bending ya
ReplyDeletehehe, bisa dibilang... >.<
Deletewha,,, hmmm.... coba ke sihir , alkemis, necromacer, magician, dst
Deletehaha.. akan dipikirkan...
Deletetetapi sebenarnya kalo necromancer... hemh....
liad aja deh...
kalo utk kelanjutan cerita ini bisa dibaca di sini..
CDM part XXVII