“Hey, hey, apa tidak apa-apa ia bertarung sendiri. Bahkan kita dianggap
bagaikan tidak ada.” Ucap Epsa pada Knight, yang mana mereka hanya menonton
pertarungan antara Stealth dan Lietro itu dari kejauhan.
“Cih... Aku tahu. Tetapi seperti yang ia katakan, Angin tak cocok
melawan api.” jawab Knight, ketika pertarungan sengit antara dua pengguna
elemen api itu mereda sejenak. Stealth dan Lietro kini masih saling menatap
serius berhadap-hadapan.
“Tetapi setidaknya, tidak bisakah kita melakukan sesuatu?” Tanya Epsa
pada Knight.
“Baiklah, coba ku tanyakan.” Jawab Knight dengan enteng. Kemudian Knight
segera berteriak pada Stealth, “Wuoyyy… Stealth!!! Kau butuh bantuan?”
Stealth menoleh menuju asal teriakan itu, kemudian berkata, “Tidak
perlu. Angin tidak cocok menghadapi api. Itu hanya akan menyulitkan.” Stealth
berbalik kembali menghadap Lietro, tetapi sesaat kemudian ia tersadar, ada
seorang lain yang berada di sebelah Knight sekarang ini. Stealth kembali
menoleh ke belakang, ia menatap tajam pada Epsa, dan dalam hati ia berkata, “Benar
juga. Cerobohnya aku.”
Knight dan Epsa terkejut ketika Stealth dengan cepat melompat mundur
untuk bergabung dengan mereka. Knight berkata menyindir, “Katanya kau tidak
butuh bantuan?”
“Ya, jika kau mungkin tidak, tetapi aku ada perlu dengan Epsa.” Ucap
Stealth, yang membuat Knight terlihat tersindir. Kemudian Stealth berbisik pada
Epsa dan Epsa hanya mengangguk tanda mengerti.
Stealth melangkah kembali menghampiri Lietro. Dan Lietro yang melihat
hal itu hanya berkata, “Haha…. Jadi, bagaimana? Kau menyadari bahwa seranganmu
sudah sia-sia saja, dan sekarang kau butuh bantuan.”
Stealth melangkah menghadap Lietro, membuat pandangan Lietro tertutup
menuju posisi Epsa berada. Kemudian Stealth berlari maju menuju Lietro dengan
belati yang meliuk-liuk di depannya. “Sudah ku bilang sia-…” Baru saja Lietro
hendak berkata, tiba-tiba ia sadar bahwa Stealth hanya mengecoh, Stealth
melompat ke udara, melayang melewati bagian atas penghalang itu, tetapi dengan
belatinya masih menunggu di depan penghalang. Di saat bersamaan, ketika Stealth
sudah mulai melompat, sebuah anak panah melesat ke depan menembus posisi
Stealth sebelumnya berada. Anak panah yang dipenuhi oleh air yang menutupi itu
menghantam penghalang itu, tetapi berbeda dengan belati Stealth yang
bersusah-payah berusaha menembusnya, anak panah ini dengan mudahnya menyentuh
penghalang itu dan membuatnya seakan meleleh ketika tepat menyentuhnya.
Anak panah itu dengan mudahnya membuat lubang di penghalang itu dan
menembus masuk. Sementara itu, belati Stealth yang melayang sejak tadi, sudah
menanti kesempatan itu. Namun, baru saja belati itu hendak memasuki sebuah
lubang yang dibuat oleh anak panah dari Epsa, lubang itu segera menutup kembali
dan menciptakan pertahanan sempurna kembali. Lagi-lagi belati itu terpental ke
udara, tetapi tetap saja anak panah dari Epsa berhasil menembus masuk.
Lietro mau tidak mau harus bergerak menghindar juga, ketika sebuah anak
panah melesat menuju tubuhnya. Lietro berhasil menghindarinya dan membuat anak
panah itu melewati udara yang kosong di dalam penghalang itu, kemudian bergerak
lurus menembus sisi penghalang yang lain.
Stealth yang mendarat di atas dahan pohon terkejut mengamatinya, penghalang
itu dapat kembali tertutup dengan cepat setelah tertembus. Kemudian ia
memberikan aba-aba pada Epsa yang berada di seberang posisinya berada. Epsa
kembali menjuruskan anak panahnya, tetapi kali ini Epsa melepaskan beberapa
anak panah secara beruntun. Beberapa anak panah itu menembus dan masuk secara
berurutan ke dalam penghalang dengan disertai belati milik Stealth yang
melewati celah yang diciptakan anak panah itu. Lietro kembali menghindari jalur
anak panah yang melalui penghalang. Anak panah itu hanya bergerak lurus
melewati penghalang, tetapi sebilah belati sudah masuk dan meliuk-liuk di
dalamnya. Namun, tak disangka Stealth lagi, lubang yang menutup dengan cepat itu
membuat rantai yang terjulur yang menghubungkan belati miliknya dengan
lengannya itu terjepit. Rantai belati itu tidak bisa menembus masuk lebih jauh
dan hanya meliuk-liuk di udara. Dan belatinya pun tidak sanggup bergerak maju
untuk menyerang tubuh Lietro.
Lietro tertawa kecil dan berkata, “Dasar. Ceroboh sekali kau.” Lietro
merajut kedua tangannya dengan jari-jari saling menyilang. Tiba-tiba, aliran
listrik yang mengalir pada belati dan rantainya yang berada di dalam penghalang
itu memudar, kini belati itu tampak seakan meliuk kesakitan hingga pada
akhirnya tergolek di atas tanah seakan telah mati kehabisan tenaga. “Rasakan
ini!!!” ucap Lietro kemudian, dan tiba-tiba penghalangnya berpendar ke segala
arah, menyilaukan mata siapapun yang berada di sekitarnya. Di saat Stealth
memicingkan matanya, pertahanan Lietro telah terbuka, karena penghalang yang
sebelumnya melindunginya, kini bergerak membungkus rantai belati yang telah terjepit
dan merambat menuju lengan kiri Stealth yang terhubung.
Stealth mampu merasakan sesuatu yang mengganjal, tetapi terlambat.
Tiba-tiba tubuh Stealth terhempas jauh dari posisi pohon tempatnya berada, ia
menabrak beberapa pohon dan terguling di atas tanah, membuat tubuhnya penuh
dengan lecet dan luka.
Epsa berlari keluar dari pohon tempatnya bersembunyi, yang berada di
sisi kanan Lietro, kemudian menembakkan beberapa anak panah kejutan sekaligus.
Anak panah itu melesat ke segala sisi di sekitar posisi Lietro.
Lietro berusaha melompat untuk menghindari serangan anak panah yang
datang bersamaan secara tiba-tiba, tetapi ia tidak bisa menghindari serangan
seperti itu sepenuhnya. Lietro terjatuh dan beberapa anak panah berhasil
melukai beberapa bagian tubuhnya. Ia segera bangkit kembali dan terlihat geram.
Lietro kembali menciptakan perisai bening di kedua telapak tangannya dan
melemparkannya bertubi-tubi ke arah Epsa.
Epsa berlari untuk berusaha menghindar, tetapi ia mengalami kesulitan
karena tidak terbiasa melakukan pertarungan semacam itu. Beruntungnya, Stealth
segera kembali ke pertarungan dengan menyerang Lietro yang telah terbuka pertahanannya
itu untuk mengacaukan serangan Lietro. Dalam hal kecepatan serangan pada
pertarungan jarak dekat itu, Lietro terlihat tidak mampu mengimbangi, sehingga
ia terpaksa menghindar menjauh. Stealth berlari mendekat, berusaha mengirimkan
serangannya yang tertinggal kepada Lietro. Tetapi, sebelum terlambat, Lietro
telah kembali menciptakan sebuah pelindung di sekelilingnya. Stealth yang melihat
penghalang itu telah terbentuk, segera melompat mundur kembali, tidak ingin
mengambil resiko lagi.
Epsa telah kembali ke posisinya semula, di sebelah Knight. “Stealth!”
teriak Epsa kemudian untuk memberi peringatan. Stealth menoleh sesaat ke arah
Epsa, kemudian mengangguk tanda mengerti.
Epsa mengambil lima anak panah sekaligus, kemudian membidikkan kelima
anak panah itu dengan busurnya menuju ke langit. Epsa menahan tembakannya untuk
menunggu aba-aba dari Stealth. Lalu Stealth segera menggerak-gerakkan tangan kirinya
sebagai aba-aba dan Epsa pun melepaskan tembakan anak panahnya. “Arrow Rain.”
Kelima anak panah itu melesat jauh ke atas langit, hingga sang cahaya mentari
menghilangkan pandangan pada kelima anak panah itu. Di saat bersamaan, Stealth
sudah menghilang dari hadapan Lietro.
Tiba-tiba, Lietro merasa terkejut, sesuatu seperti rintikan hujan turun
dari langit, padahal suasana langit saat itu tidaklah mendung. Lietro
memastikan apa yang turun melesat dari langit itu, ia dapat melihat sesuatu
seperti gumpalan air tetapi berbentuk seperti anak panah jatuh dari langit
dalam jumlah sangat banyak.
Gumpalan air berbentuk anak panah itu berjatuhan menghantam tanah di
sekeliling tempat Lietro berada, beberapa di antaranya menembus penghalang itu dengan
mudahnya, seakan penghalang itu leleh begitu saja ketika bersentuhan dengannya.
Lietro menyadari bahwa pelindungnya tiadalah berguna di hadapan hujan anak
panah air itu. Ia segera melepaskan pelindungnya dan berlari menghindari hujanan
anak panah air yang menghantam tanah secara bertubi-tubi tak arah pasti di
sekitar posisinya berada. Lietro tidak sanggup menghadapi hujan yang menghantam
tanah secara menggila itu, ia terkena telak hantaman anak panah air secara
bertubi-tubi. Tetapi tiba-tiba…
“Arrow Rain ya? Nama yang bagus.” Sebuah suara terdengar dari kejauhan
di belakang posisi Knight dan Epsa berada. Knight dan Epsa terkejut, begitu
pula dengan Stealth yang menyadarinya ketika ia bergabung bersama Knight dan
Epsa, kemudian mereka mengawasi ke arah asal suara itu.
mantap bro, lanjutkan ya karangan2 nya ^^ smoga sukses kelak ^^
ReplyDeleteok, sob...
Deleteterima kasih udah berkunjung...
sekalian saya ucapkan Taqabbalallahu minna waminkum, mumpung masih suasana lebaran..
mohon maaf jika banyak kata2 dlm blog yg secara tidak sengaja menyinggung yah...
wah, sobat bagus buat karangan fiksinya,
ReplyDeleteishma paling ga bisaan bikin cerpen yang out of kehidupan sehari-hari ntar puyeng sendiri,
ditungu lanjutannya walau baru baca dari chapter ini :D
BTW, mohon maaf lahir batin ya :)
beda otak, beda juga isinya...
Deleteseperti itulah yg kebanyakan orang katakan...
begitu juga dlm dunia menulis, beda penulis beda pula gaya bahasa/ ceritanya...
tergantung kemampuan/ imajinasi menulisnya ada di mana..
kalo imajinasi saya memang bermain dlm fantasi semacam ini, tergantung imajinasi Ishma ada di mana, tuangkan aja deh... ^_^
ya, sama2....
Taqabbalallahu minna waminkum, mumpung masih suasana lebaran..
mohon maaf jika banyak kata2 dlm blog yg secara tidak sengaja menyinggung yah...
Fiksi, tapi terasa nyata, salut saya..
ReplyDeleteohya, mohon maaf lahir dan batin yaa
wah... terlalu berlebihan kayaknya sob...
Deleteini jelas2 fantasy yg keluar dari kisah nyata.. ^_^
dan mohon maaf juga atas segala salah2 kata..
Taqabbalallahu minna waminkum...