Friday, 2 August 2013 - , 6 comments

CERMIN DUA MUARA part XXV – Air Menembus Api

sebelumnya dalam CDM...
“Hey, hey, apa tidak apa-apa ia bertarung sendiri. Bahkan kita dianggap bagaikan tidak ada.” Ucap Epsa pada Knight, yang mana mereka hanya menonton pertarungan antara Stealth dan Lietro itu dari kejauhan.
“Cih... Aku tahu. Tetapi seperti yang ia katakan, Angin tak cocok melawan api.” jawab Knight, ketika pertarungan sengit antara dua pengguna elemen api itu mereda sejenak. Stealth dan Lietro kini masih saling menatap serius berhadap-hadapan.
“Tetapi setidaknya, tidak bisakah kita melakukan sesuatu?” Tanya Epsa pada Knight.
“Baiklah, coba ku tanyakan.” Jawab Knight dengan enteng. Kemudian Knight segera berteriak pada Stealth, “Wuoyyy… Stealth!!! Kau butuh bantuan?”
Stealth menoleh menuju asal teriakan itu, kemudian berkata, “Tidak perlu. Angin tidak cocok menghadapi api. Itu hanya akan menyulitkan.” Stealth berbalik kembali menghadap Lietro, tetapi sesaat kemudian ia tersadar, ada seorang lain yang berada di sebelah Knight sekarang ini. Stealth kembali menoleh ke belakang, ia menatap tajam pada Epsa, dan dalam hati ia berkata, “Benar juga. Cerobohnya aku.”
Knight dan Epsa terkejut ketika Stealth dengan cepat melompat mundur untuk bergabung dengan mereka. Knight berkata menyindir, “Katanya kau tidak butuh bantuan?”
“Ya, jika kau mungkin tidak, tetapi aku ada perlu dengan Epsa.” Ucap Stealth, yang membuat Knight terlihat tersindir. Kemudian Stealth berbisik pada Epsa dan Epsa hanya mengangguk tanda mengerti.
Stealth melangkah kembali menghampiri Lietro. Dan Lietro yang melihat hal itu hanya berkata, “Haha…. Jadi, bagaimana? Kau menyadari bahwa seranganmu sudah sia-sia saja, dan sekarang kau butuh bantuan.”
Stealth melangkah menghadap Lietro, membuat pandangan Lietro tertutup menuju posisi Epsa berada. Kemudian Stealth berlari maju menuju Lietro dengan belati yang meliuk-liuk di depannya. “Sudah ku bilang sia-…” Baru saja Lietro hendak berkata, tiba-tiba ia sadar bahwa Stealth hanya mengecoh, Stealth melompat ke udara, melayang melewati bagian atas penghalang itu, tetapi dengan belatinya masih menunggu di depan penghalang. Di saat bersamaan, ketika Stealth sudah mulai melompat, sebuah anak panah melesat ke depan menembus posisi Stealth sebelumnya berada. Anak panah yang dipenuhi oleh air yang menutupi itu menghantam penghalang itu, tetapi berbeda dengan belati Stealth yang bersusah-payah berusaha menembusnya, anak panah ini dengan mudahnya menyentuh penghalang itu dan membuatnya seakan meleleh ketika tepat menyentuhnya.
Anak panah itu dengan mudahnya membuat lubang di penghalang itu dan menembus masuk. Sementara itu, belati Stealth yang melayang sejak tadi, sudah menanti kesempatan itu. Namun, baru saja belati itu hendak memasuki sebuah lubang yang dibuat oleh anak panah dari Epsa, lubang itu segera menutup kembali dan menciptakan pertahanan sempurna kembali. Lagi-lagi belati itu terpental ke udara, tetapi tetap saja anak panah dari Epsa berhasil menembus masuk.
Lietro mau tidak mau harus bergerak menghindar juga, ketika sebuah anak panah melesat menuju tubuhnya. Lietro berhasil menghindarinya dan membuat anak panah itu melewati udara yang kosong di dalam penghalang itu, kemudian bergerak lurus menembus sisi penghalang yang lain.
Stealth yang mendarat di atas dahan pohon terkejut mengamatinya, penghalang itu dapat kembali tertutup dengan cepat setelah tertembus. Kemudian ia memberikan aba-aba pada Epsa yang berada di seberang posisinya berada. Epsa kembali menjuruskan anak panahnya, tetapi kali ini Epsa melepaskan beberapa anak panah secara beruntun. Beberapa anak panah itu menembus dan masuk secara berurutan ke dalam penghalang dengan disertai belati milik Stealth yang melewati celah yang diciptakan anak panah itu. Lietro kembali menghindari jalur anak panah yang melalui penghalang. Anak panah itu hanya bergerak lurus melewati penghalang, tetapi sebilah belati sudah masuk dan meliuk-liuk di dalamnya. Namun, tak disangka Stealth lagi, lubang yang menutup dengan cepat itu membuat rantai yang terjulur yang menghubungkan belati miliknya dengan lengannya itu terjepit. Rantai belati itu tidak bisa menembus masuk lebih jauh dan hanya meliuk-liuk di udara. Dan belatinya pun tidak sanggup bergerak maju untuk menyerang tubuh Lietro.
Lietro tertawa kecil dan berkata, “Dasar. Ceroboh sekali kau.” Lietro merajut kedua tangannya dengan jari-jari saling menyilang. Tiba-tiba, aliran listrik yang mengalir pada belati dan rantainya yang berada di dalam penghalang itu memudar, kini belati itu tampak seakan meliuk kesakitan hingga pada akhirnya tergolek di atas tanah seakan telah mati kehabisan tenaga. “Rasakan ini!!!” ucap Lietro kemudian, dan tiba-tiba penghalangnya berpendar ke segala arah, menyilaukan mata siapapun yang berada di sekitarnya. Di saat Stealth memicingkan matanya, pertahanan Lietro telah terbuka, karena penghalang yang sebelumnya melindunginya, kini bergerak membungkus rantai belati yang telah terjepit dan merambat menuju lengan kiri Stealth yang terhubung.
Stealth mampu merasakan sesuatu yang mengganjal, tetapi terlambat. Tiba-tiba tubuh Stealth terhempas jauh dari posisi pohon tempatnya berada, ia menabrak beberapa pohon dan terguling di atas tanah, membuat tubuhnya penuh dengan lecet dan luka.
Epsa berlari keluar dari pohon tempatnya bersembunyi, yang berada di sisi kanan Lietro, kemudian menembakkan beberapa anak panah kejutan sekaligus. Anak panah itu melesat ke segala sisi di sekitar posisi Lietro.
Lietro berusaha melompat untuk menghindari serangan anak panah yang datang bersamaan secara tiba-tiba, tetapi ia tidak bisa menghindari serangan seperti itu sepenuhnya. Lietro terjatuh dan beberapa anak panah berhasil melukai beberapa bagian tubuhnya. Ia segera bangkit kembali dan terlihat geram. Lietro kembali menciptakan perisai bening di kedua telapak tangannya dan melemparkannya bertubi-tubi ke arah Epsa.
Epsa berlari untuk berusaha menghindar, tetapi ia mengalami kesulitan karena tidak terbiasa melakukan pertarungan semacam itu. Beruntungnya, Stealth segera kembali ke pertarungan dengan menyerang Lietro yang telah terbuka pertahanannya itu untuk mengacaukan serangan Lietro. Dalam hal kecepatan serangan pada pertarungan jarak dekat itu, Lietro terlihat tidak mampu mengimbangi, sehingga ia terpaksa menghindar menjauh. Stealth berlari mendekat, berusaha mengirimkan serangannya yang tertinggal kepada Lietro. Tetapi, sebelum terlambat, Lietro telah kembali menciptakan sebuah pelindung di sekelilingnya. Stealth yang melihat penghalang itu telah terbentuk, segera melompat mundur kembali, tidak ingin mengambil resiko lagi.
Epsa telah kembali ke posisinya semula, di sebelah Knight. “Stealth!” teriak Epsa kemudian untuk memberi peringatan. Stealth menoleh sesaat ke arah Epsa, kemudian mengangguk tanda mengerti.
Epsa mengambil lima anak panah sekaligus, kemudian membidikkan kelima anak panah itu dengan busurnya menuju ke langit. Epsa menahan tembakannya untuk menunggu aba-aba dari Stealth. Lalu Stealth segera menggerak-gerakkan tangan kirinya sebagai aba-aba dan Epsa pun melepaskan tembakan anak panahnya. “Arrow Rain.” Kelima anak panah itu melesat jauh ke atas langit, hingga sang cahaya mentari menghilangkan pandangan pada kelima anak panah itu. Di saat bersamaan, Stealth sudah menghilang dari hadapan Lietro.
Tiba-tiba, Lietro merasa terkejut, sesuatu seperti rintikan hujan turun dari langit, padahal suasana langit saat itu tidaklah mendung. Lietro memastikan apa yang turun melesat dari langit itu, ia dapat melihat sesuatu seperti gumpalan air tetapi berbentuk seperti anak panah jatuh dari langit dalam jumlah sangat banyak.
Gumpalan air berbentuk anak panah itu berjatuhan menghantam tanah di sekeliling tempat Lietro berada, beberapa di antaranya menembus penghalang itu dengan mudahnya, seakan penghalang itu leleh begitu saja ketika bersentuhan dengannya. Lietro menyadari bahwa pelindungnya tiadalah berguna di hadapan hujan anak panah air itu. Ia segera melepaskan pelindungnya dan berlari menghindari hujanan anak panah air yang menghantam tanah secara bertubi-tubi tak arah pasti di sekitar posisinya berada. Lietro tidak sanggup menghadapi hujan yang menghantam tanah secara menggila itu, ia terkena telak hantaman anak panah air secara bertubi-tubi. Tetapi tiba-tiba…
“Arrow Rain ya? Nama yang bagus.” Sebuah suara terdengar dari kejauhan di belakang posisi Knight dan Epsa berada. Knight dan Epsa terkejut, begitu pula dengan Stealth yang menyadarinya ketika ia bergabung bersama Knight dan Epsa, kemudian mereka mengawasi ke arah asal suara itu.


6 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

6 comments:

  1. mantap bro, lanjutkan ya karangan2 nya ^^ smoga sukses kelak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. ok, sob...
      terima kasih udah berkunjung...
      sekalian saya ucapkan Taqabbalallahu minna waminkum, mumpung masih suasana lebaran..
      mohon maaf jika banyak kata2 dlm blog yg secara tidak sengaja menyinggung yah...

      Delete
  2. wah, sobat bagus buat karangan fiksinya,
    ishma paling ga bisaan bikin cerpen yang out of kehidupan sehari-hari ntar puyeng sendiri,
    ditungu lanjutannya walau baru baca dari chapter ini :D
    BTW, mohon maaf lahir batin ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. beda otak, beda juga isinya...
      seperti itulah yg kebanyakan orang katakan...
      begitu juga dlm dunia menulis, beda penulis beda pula gaya bahasa/ ceritanya...
      tergantung kemampuan/ imajinasi menulisnya ada di mana..
      kalo imajinasi saya memang bermain dlm fantasi semacam ini, tergantung imajinasi Ishma ada di mana, tuangkan aja deh... ^_^

      ya, sama2....
      Taqabbalallahu minna waminkum, mumpung masih suasana lebaran..
      mohon maaf jika banyak kata2 dlm blog yg secara tidak sengaja menyinggung yah...

      Delete
  3. Fiksi, tapi terasa nyata, salut saya..
    ohya, mohon maaf lahir dan batin yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah... terlalu berlebihan kayaknya sob...
      ini jelas2 fantasy yg keluar dari kisah nyata.. ^_^

      dan mohon maaf juga atas segala salah2 kata..
      Taqabbalallahu minna waminkum...

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^