Friday, 26 July 2013 - , 6 comments

CERMIN DUA MUARA part XXIV – Api Melawan Api

Ferdi sedikit lagi tiba menuju kawasan hutan belantara yang mengarah pada Gua 7 Serangkai. Tetapi sebenarnya dia bingung, bagaimana dengan orang di sebelahnya ini, orang yang menyupir kendaraan yang ia tumpangi ini. Ferdi sudah mengatakan pada Billy jika ada sesuatu bukan manusia di luar dunia manusia yang telah terjadi pada kakaknya dan akan mereka hadapi ini. Tetapi jelas saja, mana mungkin hal seperti itu bisa dipercaya dengan mudah. Dan kini Billy malah bersikeras untuk memastikannya.
*****

Beberapa serangan cepat dari Knight berhasil dengan mudahnya dihalau oleh Lietro. Knight mencoba dan mencoba kembali, tetapi kemampuan Lietro yang mampu menciptakan sesuatu lingkaran seperti perisai yang berwarna merah muda bening di kedua telapak tangannya membuat serangan Knight terpental sia-sia. Bahkan perisai transparan dari Lietro itu mampu ia lemparkan dan menghasilkan benturan ledakan sebagai sebuah serangan.
Sementara, Stealth hanya mengamati pertarungan antara Knight dan Lietro itu, ia seperti memikirkan dan menimbang-nimbang sesuatu. Serta Epsa hanya berdiri mendampingi di sebelah Stealth. Setelah beberapa saat, Stealth maju dan berkata perlahan, “Knight! Hentikan!”
“Apa?!? Aku bisa menghadapinya sendiri.” Ucap Knight yang segera melompat mundur menghampiri Stealth ketika menyadari serangannya sia-sia.
Stealth kembali berkata dengan tenang pada sesosok yang menghalangi mereka, “Jurus yang cukup praktis. Mampu digunakan untuk melakukan pertahanan sekaligus sebagai serangan. Bahkan serangan-serangan angin dahsyat Knight terpental tak berdaya begitu saja. Tetapi sayangnya, aku tahu…. Jurus itu adalah kemampuan elemen api, tidak salah lagi. Wajar jika angin tidak berkutik di hadapan jurus itu. Angin justru membuat api semakin berkobar. Serangan Knight hanya membuat jurus itu semakin lebar dan semakin kuat. Dan di saat telah semakin kuat itu, kau menggunakannya sebagai serangan balik pada Knight.”
“Uh, pantas saja.” Keluh Knight.
“Jurus menakjubkan. Tetapi sayangnya, jurus seperti itu tidak ada apa-apanya!” lanjut Stealth, yang kemudian segera merentangkan kedua tangannya. Tangan kanannya muncul sebuah belati tempur, dan di tangan kirinya juga muncul belati serupa dengan terikat rantai yang terjulai masuk menuju lengan pakaian tangan kirinya. Kedua telapak tangan Stealth meregang, menghasilkan sebuah aliran listrik yang memenuhi telapak tangan dan mengalir pada kedua belatinya.
Stealth berlari mendekati Lietro dan melemparkan belati di tangan kirinya, kemudian meliuk-liukkan rantai yang mengikat belati itu. Belati di tangan kirinya itu kini melayang-layang di udara dengan rantai yang menjulur, laksana seekor ular yang siap memangsa. Belati itu kemudian melesat menuju Lietro, dan Lietro merentangkan tangan kirinya ke depan dan kembali menciptakan sesuatu seperti perisai merah muda bening. Belati yang teraliri listrik itu menghantam perisai itu, tetapi serangan belati itu tidak memental seperti serangan Knight. Belati itu berusaha memberikan dorongan ke perisai, hingga perisai itupun retak berkeping-keping dan belati itu melesat maju mengarah pada tubuh Lietro. Telapak tangan kanan Lietro menciptakan sebuah perisai serupa dan menghantamkannya pada belati yang hendak menusuk tubuhnya, belati itu berbelok dan memerosot menusuk tanah. Dalam waktu hampir bersamaan, Lietro menyadari sesuatu di belakangnya, ia berbalik, kemudian melihat Stealth sudah berada di hadapannya dengan mengarahkan belati di tangan kanan Stealth menuju tubuhnya. Lietro segera menghindar ke belakang, tetapi belati itu berhasil melukai perutnya.
“Sial!” hardik Lietro. Ia kembali merentangkan kedua tangannya dan menciptakan perisai kembali di kedua telapak tangan. Lietro melemparnya beruntun menuju Stealth. Dan segera menciptakan perisai itu kembali ketika selesai dilemparkannya, kemudian melemparkannya kembali bertubi-tubi. Stealth berlari menghindari ke samping, ia berlari di antara pepohonan, kemudian bersembunyi di salah satu pohon yang besar.
Lietro mendekati tempat persembunyian Stealth. Dari balik pohon itu, terdengar suara Stealth menyindir, “Jadi hanya itu kemampuanmu.” Lietro geram, ia membenturkan kedua telapak tangan yang terdapat perisai itu, membuat kedua perisai itu menyatu dan berpendar, kemudian melemparkannya menuju tempat Stealth bersembunyi, hingga menghasilkan sebuah ledakan dan merobohkan sebatang pohon besar tempat Stealth bersembunyi.
Asap yang mengepul akibat ledakan telah menghilang, tetapi tidak dijumpai sosok Stealth di sana. Lietro segera menebarkan pandangannya waspada. Ia tidak melihat adanya tanda-tanda keberadaan Stealth. Tetapi tiba-tiba, tanah di bawahnya merekah, muncul sebuah belati yang terikat rantai melesat ke arahnya. Lietro berusaha menahannya dengan perisai bening yang ia ciptakan, tetapi sia-sia, perisai itu retak berkeping-keping. Mau tidak mau Lietro harus bergerak menghindarinya. Tetapi, di saat bersamaan, beberapa belati telah mengelilinginya, kemudian melesat di udara menuju ke arahnya. Lietro melompat ke udara dan kembali membenturkan kedua perisai bening itu dan menghantamkannya ke tanah. Sebuah ledakan berdentum di sana, membuat belati-belati itu bertebaran ke atas tanah. Lietro menebarkan pandangannya di saat ia masih berada di udara, mewaspadai dan mencari keberadaan Stealth.
Lietro segera mendarat, tetapi di saat bersamaan Stealth memburu menyerang dengan belati yang teralir listrik di tangan kanan. Stealth menyerangnya bertubi-tubi, membuat Lietro kelengahan, menghindar mundur dan membuat perisai untuk menghalau. Tetapi Lietro segera menyadari, Stealth menyerang hanya menggunakan tangan kanan, Lietro melihat tangan kiri Stealth yang terikat sebuah rantai yang menjulur masuk ke dalam tanah, Lietro melirik sekilas ke belakang, ia melihat belati lain yang terikat rantai menembus tanah dan melesat ke arahnya. Lietro segera saling menggenggamkan kedua tangannya satu sama lain, menciptakan sebuah penghalang berwarna merah yang melingkar mengelilingi daerah di sekitarnya dan mementalkan apapun, termasuk Stealth beserta belatinya.
Stealth terperosok di atas tanah, tetapi ia segera bangkit kembali dan mengusap pipinya yang sedikit lecet. Kemudian berkata, “Apa-apaan lagi itu?” Dan Stealth berlari mengarah kembali pada Lietro sembari melemparkan belatinya yang terkait rantai, belati itu meliuk-liuk dan membentur penghalang berbentuk setengah bola yang melindungi Lietro. Percikan listrik timbul dari belati yang teralir listrik itu, percikan listrik semakin membara, belati itu seperti hendak menembus perisai penghalang itu, tetapi sia-sia, belati itu terpental ke udara, namun tidak terjatuh ke atas tanah, hanya melayang-layang di udara.
“Hakhah… yang tadi itu belum apa-apa, aku masih memiliki yang lain. Dengan ini, bahkan kau tidak akan sanggup untuk menyentuhku.” Ucap Lietro sinis. Kemudian ia menciptakan kembali perisai bening di kedua telapak tangannya, dan melemparkannya bertubi-tubi ke arah Stealth, perisai bening Lietro itu mampu menembus penghalang yang ia ciptakan untuk melindunginya di sekeliling dengan mudahnya, tanpa ada penolakan dari penghalang itu sendiri.
Stealth berlari menghindari dan berkata, “Aku juga belum apa-apa.” Ia menatap penghalang itu dan menyerang penghalang itu dengan belatinya yang melayang di udara bersamaan dengan ia menghindari serangan. Belati yang laksana seekor ular yang memangsa itu mematuk penghalang yang mengitari Lietro dan kembali berusaha menembus penghalang itu, sengatan listrik hebat kembali terjadi, seperti ada penolakan satu sama lain antara belati dengan penghalang itu. Di saat bersamaan, beberapa serangan Lietro mengarah pada Stealth. Stealth segera meliuk-liukkan rantai yang menyambungkan jarak antara dirinya dengan belati yang berusaha menembus penghalang itu. Serangan-serangan Lietro yang terbentur rantai yang teraliri listrik itu segera meledak di udara.
Belati Stealth kembali terpental ke udara, serangannya masih belum mampu meretakkan penghalang itu. Stealth bergumam sendiri, “Serangan dari luar penghalang itu tidak mampu menembusnya, tetapi serangan-serangan orang itu bisa melewatinya begitu saja. Artinya penghalang itu hanya satu sisi. Baiklah.” Stealth kembali melakukan serangan sembari berlompatan di atas pohon untuk menghindari, ia melemparkan beberapa belati, sementara juga diam-diam membenamkan belati yang terkait rantai ke dalam tanah. Beberapa belati yang terlempar dapat dengan mudahnya terpental dan terjatuh ke atas tanah. Tetapi tiba-tiba, Stealth yang berdiam di atas dahan setelah serangan Lietro berhenti, tiba-tiba saja merasakan kesakitan sengatan di tangan kirinya yang terikat oleh rantai dari belati miliknya.
Lietro tertawa dan berkata, “Kau kira masih bisa melakukan serangan dari dalam tanah? Haha…. Penghalang ini berbentuk bola yang mengelilingi sekitarku, termasuk di dalam tanah. Bahkan seranganmu dari dalam tanah itu hanya akan membuat tenaga serangan itu akan berbalik ke tanganmu. Jika di luar sini, tenaga dari belati itu akan terbuang ke udara, maka tidak begitu di dalam tanah, tenaganya hanya akan berbalik ke rantai yang terkait dan berbalik menuju lenganmu itu. Cih… dasar bodohnya kau.”
“Cih… aku tahu itu.” Stealth membalas, kemudian melompat ringan ke atas tanah dan berdiri tegas menghadap Lietro. Belati yang terkait ke lengan kirinya kembali melayang-layang di udara laksana ular menanti mangsa, dan belati di tangan kanannya masih tergenggam erat. “Aku hanya mencoba, dan tidak ku duga ini lebih menyulitkan. Kemampuan serangan belatiku yang teralir listrik tegangan tinggi merupakan level tiga elemen api, dan perisaimu itu hanya level dasar elemen api, tetapi tidak ku sangka ini lebih menyulitkan. Tetapi, ini akan menjadi lebih menyenangkan, elemen api melawan elemen api, ini akan menjadi pertarungan yang sepadan. Baiklah, aku masih belum menunjukkan segenap kemampuanku.”
Lietro hanya tertawa mendengarnya dan berkata, “Akupun begitu.”
“Baiklah, pertarungan sebenarnya baru akan dimulai.”


6 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

6 comments:

  1. saya baru nyadar kalo ini adalah cerpen :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah... tapi sayangnya ini bukan cerpen...
      ini cerbung... ^_^

      Delete
  2. Wah hebat lo.... aku bikin cerpen aja susah... apalagi cerbung dg genre-nya fantasi pula! Kerennnn.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe....
      emang spesialisnya di fantasi'e...
      kalo mau buat fiksi, pilih genre tuh yg kesukaan aja... ^_^

      Delete
  3. Replies
    1. huwahah...
      dan memang masih puanjanggg... >,<

      Delete

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^