Hari terakhir bagi ujian Ferdi, tak ada hal yang ia pikirkan lagi kali
ini, selain kejadian aneh yang menimpa dan akan menimpanya nanti. Di sabtu
sore, ia sesegera mungkin pergi mengunjungi rumah Epsa untuk mengetahui kabar
penyelidikan terbaru mereka. Dan kemudian, ikut bergabung bersama mereka
menuntaskan misi seperti seorang detektif, tetapi bukan bermain
detektif-detektifan, melainkan benar-benar mempertaruhkan nyawa dalam
pertarungan sesungguhnya, setidaknya itulah yang berada di dalam benaknya.
Sesampainya di rumah Epsa, lagi-lagi semuanya tidak seperti yang ada di
benaknya. Pembantu di rumah itu mengatakan, “Maaf nak Ferdi. Tuan Epsa baru
saja keluar bersama kedua temannya menggunakan mobil. Katanya mereka akan
berpergian cukup lama. Mungkin baru kembali besok atau bagaimana. Bibi sendiri
tidak tahu. Maaf ya..”
Ferdi terkejut mendengarnya, kemudian berusaha berkata tenang, “Ya,
bibi. Tidak masalah. Maaf mengganggu.”
*****
Di teriknya mentari sore hari, Epsa memacu mobil sedan hitamnya menuju
suatu arah di jalan arteri dengan kencangnya, seperti sedang mengejar sesuatu.
Ya, setelah baru saja ia mendapatkan sinyal yang menunjukkan suatu posisi di
alat pelacak yang diberikan oleh Steve kemarin, tanpa membuang waktu ia
memberitahukan itu kepada Stealth dan Knight. Kemudian mereka segera berangkat
menuju tempat yang ditunjukkan.
“Jadi, bagaimana? Apa kita mendapatkannya?” Tanya Stealth tiba-tiba,
yang duduk di kursi penumpang di sebelah kiri kursi pengemudi.
“Ya, berdasarkan pelacak ini, jika orang itu tidak berbohong, mereka
sekarang ini berada di sekitar Kabupaten Rokan Hulu. Ini akan menjadi
perjalanan panjang.” Jawab Epsa.
“Jadi, itu cukup jauh?”
“Lumayan sih.”
“Dan apa tidak apa-apa kita pergi meninggalkan Ferdi tanpa kabar?” Tanya
Stealth.
“Cih… kita tak butuh dia, kita bisa
melakukannya sendiri.” Sahut Knight yang sembari tadi terdiam di kursi belakang
penumpang.
“Tetapi kekuatannya akan sangat kita butuhkan.” Ucap Stealth kemudian.
“Tidak masalah. Sebentar lagi juga paling dia akan menghubungi ke
ponselku?” jawab Epsa tenang.
“Menghubungi? Bagaimana?” Tanya Stealth heran. Tetapi sebelum sempat
Epsa menjawab, tiba-tiba ponsel milik Epsa berdering. Epsa berbisik kepada
mereka, “Seperti yang ku duga.” Kemudian Epsa segera menerima panggilan masuk
itu dan menjawab pertanyaan Ferdi yang datang memburu. Epsa memberitahu posisi
mereka sekarang dan mengatakan bahwa mereka hendak menuju Kabupaten Rokan Hulu.
*****
Ferdi berpikir bahwa ia tak mungkin bisa mengejar mereka di hari yang
telah menjelang larut sore ini. Rokan Hulu. Itu cukup jauh baginya. Selain itu,
ia tidak memiliki kendaraan pribadi untuk mengejar. Mau tidak mau ia harus
menunggu hingga esok. Yang mungkin harus Ferdi pikirkan kali ini adalah untuk membuat
alasan bagus mengenai kepergian jauh dalam waktu yang lama di hari esok pada
ibunya.
Sebenarnya, Ferdi sedikit merasa jengkel karena ditinggalkan begitu
saja. Tetapi, berdasarkan alasan Epsa di ponsel, yang menyatakan bahwa mereka
harus berangkat segera untuk menyusul Robert dan kelompoknya, karena jika
tidak, Robert bisa lebih jauh dari lokasi yang tertera pada alat pelacak dan
dengan begitu mereka akan lebih sulit untuk menemukan Robert, sehingga mau
tidak mau Ferdi harus menerima alasan itu dengan baik.
*****
Sinar rembulan mulai menunjukkan rupanya, kegelapan malam pun telah
menyelimuti mereka, Epsa mulai menyalakan lampu mobilnya untuk memberikan
penerangan jalan yang mereka lalui diantara kepadatan lalu lintas di malam hari
itu. Sembari mengendalikan setir mobilnya, Epsa terus memandangi benda yang ia
bawa di tengah kegelapan itu sebagai penuntun jalan mereka, dan tiba-tiba ia
berkata, “Mereka berhenti.”
“Apa?” Tanya Stealth bingung.
“Sinyal di alat pelacak ini berhenti di dalam kawasan Rokan Hulu.
Kemungkinan Robert sekarang sedang berhenti di sana untuk beristirahat. Jadi, bagaimana?”
“Apanya?” Tanya Stealth.
“Kita berhenti di sini untuk beristirahat juga, atau meneruskan
pengejaran ini.”
“Seberapa jauh posisi kita dari mereka?”
“Cukup jauh. Sekarang kita berada…” Epsa berpikir sejenak. “Mungkin di
jalan ini, jika kita bergerak lurus, kita sebentar lagi akan menuju arah
Bandara Sultan Syarif Hasyim, tetapi kita takkan ke sana. Dan mereka mungkin
berada di daerah Rokan atau Ujungbatu. Entahlah, aku tak tahu daerah sana
secara pasti. Dan jarak kita ini masih cukup jauh.”
“Kalau begitu, langsung saja kejar mereka, selagi mereka sedang beristirahat.”
Sahut Knight segera.
“Tetapi, bukankah lebih baik kita istirahat di tengah kegelapan seperti
ini, dari pada memaksa diri.” Jawab Epsa memberi saran.
“Kelamaan.” Bentak Knight dari belakang.
“Benar juga apa yang dikatakan Epsa, Knight.” Ujar Stealth pula.
“Sial! Kenapa kau selalu mendukungnya. Aku ketuamu tahu!”
“Tetapi kau masih belum bisa bersikap tegas dan bijak dalam menentukan
pilihan.”
“Sial! Terserah Kalian!!!”
“Baiklah,” ucap Epsa, “kita akan mencari tempat peristirahatan
terdekat.”
*****
Rona fajar memancar dengan indahnya di minggu pagi, menyadarkan
jiwa-jiwa yang telah lama terlelap. Di saat semua jiwa telah bersiap untuk
memulai kegiatan minggu mereka, ternyata Ferdi telah terbangun sedari tadi pagi
buta. Ia telah berpamitan pada ibunya dengan memberikan sebuah alasan dengan
sedikit berbohong bahwa ada kegiatan akhir semester di sekolahnya, ke suatu
tempat out bond di daerah rokan hulu. Kemudian, setelah berhasil mendapatkan
izin, Ferdi pun bergegas berangkat. Rokan Hulu, itulah tujuannya saat ini,
setidaknya sampai ia mendapatkan kabar terbaru dari Epsa.
Sesegera mungkin Ferdi berangkat meninggalkan rumahnya dan menuju ke
sebuah terminal. Mau tidak mau ia harus menggunakan kendaraan umum, dan harus
berangkat ke arah Pekanbaru terlebih dahulu, baru kemudian mencari angkutan
lain menuju arah Rokan Hulu. Ya, ini akan menjadi perjalanan panjang baginya.
*****
Hari minggu pukul 07.00 pagi, semua manusia sudah memulai aktivitas
mereka di hari libur weekend itu. Banyak dari para manusia melakukan berbagai
kegiatan untuk membebaskan pikiran jenuh mereka selama semingguan itu. Tetapi,
hal lain, yang mengharuskan membuang tenaga dan pikiran terjadi di daerah Rokan
Hulu.
“Bagaimana Epsa?” Tanya Stealth pada Epsa, saat mereka melangkah menuju
mobil sedan yang terparkir di area parkir sebelah taman.
“Belum. Di alat pelacak ini, mereka belum bergerak. Karena mereka ini
adalah orang-orang barat, kemungkinan mereka baru akan bergerak pukul 08.00
nanti.”
“Baiklah, berita bagus kalau begitu. Sebaiknya kita berangkat segera
untuk menyusul mereka.” Saran Stealth.
“Ya, sesegera mungkin kita susul mereka. Ayo, Stealth, Knight, masuk ke
mobil. Kita berangkat.” Ajak Epsa, yang kemudian mereka segera berlari menuju
mobil sedan itu.
Sementara Epsa, Knight, dan Stealth melakukan pengejaran terhadap Robert,
Ferdi yang baru saja turun dari bus di terminal SimpangTiga dikejutkan oleh
sesuatu yang mungkin tidak akan ia sangka. Suatu pertemuan tak terduganya yang
mungkin akan menjadi sebuah cerita perjuangan baru.
Seseorang yang sudah lama Ferdi pernah bertemu, tetapi baru beberapa
hari ini ia mengetahui namanya, tiba-tiba menyapanya yang baru turun dari bus
dan hendak menuju ke bagian sisi lain terminal. “Oh, kita bertemu lagi di sini.
Tak ku duga.” Ucap pria itu berusaha untuk bersikap manis, walau terlihat
sekali jika orang itu hanya berpura-pura.
Ferdi terkejut melihat pria itu, ia bagai tidak bisa berkata apa, dengan
menunjukkan wajah yang seperti ragu dan takut, Ferdi hanya berkata, “Ka.. Kau…”
Lagi-lagi orang itu berusaha untuk tersenyum manis, walau terlihat jelas
sedang menahan suatu amarah, sembari berkata, “Syukurlah jika kau masih ingat.”
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^