Monday, 6 May 2013 - , 0 comments

CERMIN DUA MUARA part XII – Perundingan di Malam Minggu

Biasanya, suasana malam di malam minggu tampak berbeda dibandingkan malam di hari-hari lainnya. Jalanan dan beberapa toko, pasar, dan taman lebih ramai dibandingkan biasanya. Begitu pula di hari Sabtu jam 8 malam ini. Dan suasana berbeda juga terpancar dari sebuah rumah di kota Seberida. Hanya saja, perbedaan itu berbeda dari hal berbeda di malam minggu lainnya.
Epsa memulai pembicaraan di malam hari itu, “Sekarang apa rencana kita?”
“Di mana Bogor itu? Tidak bisakah kita ke sana dan mencari informasi lebih?” sahut Stealth segera.
“Itu jauh dari sini. Lagipula dulu mereka melakukan pelanggaran berat dan mendapatkan hukuman, mungkin mereka kabur ke Riau ini untuk bersembunyi dan tidak ditemukan sampai sekarang. Jadi, percuma mencari informasi ke sana.” Jawab Epsa.
“Akan sulit menentukan langkah kita selanjutnya dengan informasi sebatas itu.”
“Dan kalian datang untuk melaksanakan tugas, bukan?” Epsa berkata ragu. “Tak mungkin bukan jika kalian tidak diberi informasi apapun?”
“Ya, kami memiliki informasi, tetapi sangat terbatas, karena misi kali ini sudah menyangkut dunia yang berbeda. Yang kami tahu hanya informasi mengenai Robert. Dia adalah seorang manusia yang sebenarnya sudah tewas lima tahun yang lalu.”
“Hah… sudah tewas?” Tanya Epsa heran.
“Oh, ya,” Ferdi memotong pembicaraan, “kalian belum menceritakan tentang informasi tentang Robert yang kalian ketahui. Kalian pernah mengatakan Robert sudah terbunuh, kemudian hidup kembali, bukan? Bagaimana bisa?”
“Lebih tepatnya, bangkit.” Jawab Stealth. “Sebenarnya, ada sebuah benda yang memiliki kemampuan untuk menyimpan atau lebih tepatnya menanamkan kekuatan seseorang dalam benda itu. Nama benda itu adalah Life-Stone. Setelah orang yang menanamkan kekuatannya pada batu itu tewas, maka orang tersebut dapat bangkit kembali dengan kekuatan sama persis seperti ketika ia menanamkan kekuatannya, bukan saat sebelum ia meninggal.”
“Ehm… itu terdengar seperti mem-back-up data di komputer.” Potong Epsa dengan ragu.
Stealth kemudian melanjutkan, “Dan Robert pernah menanamkan kekuatannya dalam Life-Stone tersebut. Dan baru-baru ini, ada seseorang yang mengaktifkan kemampuan Life-Stone itu, sehingga Robert dapat bangkit. Tetapi, walau ia bangkit dengan kekuatan yang sama dengan ketika ia menanamkan kekuatannya, tetapi fisiknya begitu rapuh. Itu adalah efek samping dari Life-Stone. Untuk benar-benar seperti hidup sebagai manusia biasa, Robert yang telah mendapat kekuatan Life-Stone, memiliki kemampuan untuk menghisap tenaga makhluk lain untuk memberikannya fisik yang seperti sedia kala.”
“Seperti zombie? Eh, atau vampire yang harus menghisap darah begitu ya?” Tanya Ferdi.
“Ehm… aku tak tahu apa itu. Tetapi terserah kau menafsirkannya bagaimana.”
“Dan apa rencanamu mengenai melatih Ferdi?” Tanya Epsa memotong pembicaraan.
“Tak salah lagi kau adalah seorang terpilih, kau pasti akan banyak membantu kami nanti.” Jawab Stealth menatap Ferdi.
Ferdi menatap seksama sebuah orb yang ia pegang dan berkata, “Mungkin aku mau membantu kalian, tetapi itu seminggu lagi, karena besok senin akan ada ujian semester.”
“Aku akan menggantikannya membantu kalian dalam seminggu itu.” Sahut Epsa.
“Ujian? Ujian apa?” Tanya Stealth. “Apa ujian kenaikan tingkat, atau ujian penerimaan masuk sebuah tim, atau apa? Kau juga tergabung dalam prajurit di dunia manusia ini ya?”
“Bukan, bukan seperti itu.” Jawab Ferdi heran. “Hanya ujian semester, ujian di sekolah, ya ujian untuk anak-anak sekolahan seumuran dia.” Sembari menunjuk Knight.
“Hah…?” Knight terkejut dan berkata, “Seumuranku? Sekolahan? A.. apa?”
“Ya, usia lima-belasan tahun untuk anak-anak sekolahan seperti kita ini.”
“Lima belas tahun katamu? Itu terlalu belia bagiku. Aku ini sudah 32 tahun tahu.” Ucap Knight merasa tidak terima.
“A.. apa? Sudah cukup tua juga. Tidak seperti kelihatannya.”
“Tua katamu. Cih… kalau tua itu seperti Dewan Tetua.”
“Tunggu…” Ucap Stealth berusaha melerai. “Mungkin saja ada perbedaan umur atau pula daya kehidupan antara dunia kita. Di dunia liteirin, rata-rata seorang liteirin mampu hidup mencapai sekitar 130 tahun. Dan Dewan Tetua yang dikatakan Knight adalah orang-orang yang berumur lebih dari 100 tahun, serta memiliki banyak pengalaman bahkan yang bersifat khusus, dan berpengetahuan tinggi, terutama mengerti tentang seluk-beluk Gunryou ataupun liteirin itu sendiri. Bahkan, semua Dewan Tetua yang sekarang ini berumur lebih dari 130 tahun dengan lima diantaranya berumur lebih dari 150 tahun.”
“Wow… kalian berumur panjang. Manusia hanya berumur sekitar 60 tahunan.”
“Memang dasar, makhluk seperti kalian itu terlalu lemah.” Knight meledek. “Umur seperti itu sama halnya seperti Stealth.”
“Hey… aku tidak setua itu. Aku masih 51 tahun.”  Ucap Stealth tersindir
Ferdi yang mendengarnya segera berkata pada Stealth, “Padahal kau seperti seumuran dengan kak Epsa.
”Baiklah, tuan-tuan, bisakah kita kembali serius ke masalah sebenarnya?” Epsa kembali berkata, beusaha mengembalikan topik pembicaraan.
“Benar juga. Baiklah.” Stealth kembali tersadar. “Sebaiknya kita sekarang mencari informasi lebih dalam lagi mengenai Robert. Epsa, kau bisa gunakan alatmu yang bernama internet itu untuk mencari informasi lebih detilnya.”
“Sebenarnya internet itu sebuah jaringan. Kalau alatnya sih pakai komputer…” Epsa memotong pembicaraan.
Tanpa menunggu Epsa berkata lebih jauh lagi, Stealth segera melanjutkan, “Baiklah, apapun itu. Kita harus memperoleh informasi lebih, sekaligus kita juga akan tetap berlatih, melihat Robert dan kawan-kawannya mampu…”
“Kita bisa berlatih sendiri. Tak perlu anak itu ikut-ikutan berlatih, hanya akan menyusahkan.” Kini giliran Knight yang memotong pembicaraan.
“Bersikap dewasalah, Knight. Kau lihat, bukan? Robert dan kawan-kawannya mampu menggunakan jurus yang mampu menghancurkan sebuah rumah dengan ledakan hebat.”
“Jurus? Mereka menggunakan senjata. Aku melihat ada seorang… yang bernama Jack itu mungkin, membawa sebuah RPG.” Ferdi juga memotong, berusaha memberitahu.
“Senjata atau apapun itu, yang pasti mereka memiliki kemampuan untuk mengeluarkan sesuatu untuk meledakkan.” Ujar Stealth.
“Aku tak tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan senjata, terlebih RPG seperti itu. Di Indonesia, hal seperti itu adalah illegal.” Ucap Ferdi.
Stealth kembali melanjutkan perkataannya, “Ledakan hebat seperti itu mampu diimbangi oleh Elgrad, bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu, Ferdi akan sangat banyak membantu kita dengan Elgrad di tangannya.”
Knight hanya cemberut mendengarnya, tetapi kemudian ia segera teringat sesuatu dan berkata, “Apa kau yakin jika itu adalah Elgrad?”
“Tak salah lagi, bukan?” jawab Stealth.
“Tetapi bagaimana itu bisa sampai ke sini?”
Stealth terdiam mendengarnya, ia tidak dapat menjawabnya dengan pasti. Ia teringat akan kemunculan pertama Elgrad dari tempat yang tak disangka. ‘Benar juga, bagaimana bisa?’ batin Steatlh. Ia kemudian mencoba mengingat sesuatu. Dan berselang beberapa saat, sesuatu terlintas di benaknya, Stealth segera menjawab, “Telepati, teleportasi, atau... entahlah apa namanya, aku tak tahu secara pasti. Yang pasti, merupakan salah satu teknik kuno, yang mampu menyimpan suatu hal atau benda di..” Stealth terdiam sejenak, kemudian dengan ragu melanjutkannya, “bisa dibilang dimensi lain, tetapi dimensi yang tak pernah diketahui. Benda yang dikirimkan dengan teknik ini hanya bisa kembali dalam kondisi tertentu. Teknik kuno ini biasanya merupakan teknik yang digunakan oleh seorang prajurit untuk mengirimkan pesan terakhir sebelum kematiannya tanpa ingin diketahui musuh yang dihadapi.”
“Teknik kuno?” Tanya Knight.
“Ya, mungkin kau belum mengetahui hal ini. Ada beberapa teknik yang dulu pernah digunakan, tetapi kini tak diajari dalam Gunryou.”
“Kenapa tidak?”
“Karena teknik-teknik ini sulit, sangat sulit. Bahkan, sekarang ini, hanya ada beberapa anggota Gunryou yang menguasai teknik kuno tertentu. Dan ku kira.. mungkin hanya para tetua.”
“Teknik… Kuno?” Knight berkata pelan.

Bersambung...

0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^