Biasanya,
suasana malam di malam minggu tampak berbeda dibandingkan malam di hari-hari
lainnya. Jalanan dan beberapa toko, pasar, dan taman lebih ramai dibandingkan
biasanya. Begitu pula di hari Sabtu jam 8 malam ini. Dan suasana berbeda juga
terpancar dari sebuah rumah di kota Seberida. Hanya saja, perbedaan itu berbeda
dari hal berbeda di malam minggu lainnya.
Epsa
memulai pembicaraan di malam hari itu, “Sekarang apa rencana kita?”
“Di
mana Bogor itu? Tidak bisakah kita ke sana dan mencari informasi lebih?” sahut
Stealth segera.
“Itu
jauh dari sini. Lagipula dulu mereka melakukan pelanggaran berat dan
mendapatkan hukuman, mungkin mereka kabur ke Riau ini untuk bersembunyi dan
tidak ditemukan sampai sekarang. Jadi, percuma mencari informasi ke sana.”
Jawab Epsa.
“Akan
sulit menentukan langkah kita selanjutnya dengan informasi sebatas itu.”
“Dan
kalian datang untuk melaksanakan tugas, bukan?” Epsa berkata ragu. “Tak mungkin
bukan jika kalian tidak diberi informasi apapun?”
“Ya,
kami memiliki informasi, tetapi sangat terbatas, karena misi kali ini sudah
menyangkut dunia yang berbeda. Yang kami tahu hanya informasi mengenai Robert.
Dia adalah seorang manusia yang sebenarnya sudah tewas lima tahun yang lalu.”
“Hah…
sudah tewas?” Tanya Epsa heran.
“Oh,
ya,” Ferdi memotong pembicaraan, “kalian belum menceritakan tentang informasi
tentang Robert yang kalian ketahui. Kalian pernah mengatakan Robert sudah
terbunuh, kemudian hidup kembali, bukan? Bagaimana bisa?”
“Lebih
tepatnya, bangkit.” Jawab Stealth. “Sebenarnya, ada sebuah benda yang memiliki
kemampuan untuk menyimpan atau lebih tepatnya menanamkan kekuatan seseorang
dalam benda itu. Nama benda itu adalah Life-Stone. Setelah orang yang
menanamkan kekuatannya pada batu itu tewas, maka orang tersebut dapat bangkit
kembali dengan kekuatan sama persis seperti ketika ia menanamkan kekuatannya,
bukan saat sebelum ia meninggal.”
“Ehm…
itu terdengar seperti mem-back-up data di komputer.” Potong Epsa dengan ragu.
Stealth
kemudian melanjutkan, “Dan Robert pernah menanamkan kekuatannya dalam
Life-Stone tersebut. Dan baru-baru ini, ada seseorang yang mengaktifkan
kemampuan Life-Stone itu, sehingga Robert dapat bangkit. Tetapi, walau ia
bangkit dengan kekuatan yang sama dengan ketika ia menanamkan kekuatannya,
tetapi fisiknya begitu rapuh. Itu adalah efek samping dari Life-Stone. Untuk
benar-benar seperti hidup sebagai manusia biasa, Robert yang telah mendapat
kekuatan Life-Stone, memiliki kemampuan untuk menghisap tenaga makhluk lain
untuk memberikannya fisik yang seperti sedia kala.”
“Seperti
zombie? Eh, atau vampire yang harus menghisap darah begitu ya?” Tanya Ferdi.
“Ehm…
aku tak tahu apa itu. Tetapi terserah kau menafsirkannya bagaimana.”
“Dan
apa rencanamu mengenai melatih Ferdi?” Tanya Epsa memotong pembicaraan.
“Tak
salah lagi kau adalah seorang terpilih, kau pasti akan banyak membantu kami
nanti.” Jawab Stealth menatap Ferdi.
Ferdi
menatap seksama sebuah orb yang ia pegang dan berkata, “Mungkin aku mau
membantu kalian, tetapi itu seminggu lagi, karena besok senin akan ada ujian
semester.”
“Aku
akan menggantikannya membantu kalian dalam seminggu itu.” Sahut Epsa.
“Ujian?
Ujian apa?” Tanya Stealth. “Apa ujian kenaikan tingkat, atau ujian penerimaan
masuk sebuah tim, atau apa? Kau juga tergabung dalam prajurit di dunia manusia
ini ya?”
“Bukan,
bukan seperti itu.” Jawab Ferdi heran. “Hanya ujian semester, ujian di sekolah,
ya ujian untuk anak-anak sekolahan seumuran dia.” Sembari menunjuk Knight.
“Hah…?”
Knight terkejut dan berkata, “Seumuranku? Sekolahan? A.. apa?”
“Ya,
usia lima-belasan tahun untuk anak-anak sekolahan seperti kita ini.”
“Lima
belas tahun katamu? Itu terlalu belia bagiku. Aku ini sudah 32 tahun tahu.”
Ucap Knight merasa tidak terima.
“A..
apa? Sudah cukup tua juga. Tidak seperti kelihatannya.”
“Tua
katamu. Cih… kalau tua itu seperti Dewan Tetua.”
“Tunggu…”
Ucap Stealth berusaha melerai. “Mungkin saja ada perbedaan umur atau pula daya
kehidupan antara dunia kita. Di dunia liteirin, rata-rata seorang liteirin mampu
hidup mencapai sekitar 130 tahun. Dan Dewan Tetua yang dikatakan Knight adalah
orang-orang yang berumur lebih dari 100 tahun, serta memiliki banyak pengalaman
bahkan yang bersifat khusus, dan berpengetahuan tinggi, terutama mengerti
tentang seluk-beluk Gunryou ataupun liteirin itu sendiri. Bahkan, semua Dewan
Tetua yang sekarang ini berumur lebih dari 130 tahun dengan lima diantaranya
berumur lebih dari 150 tahun.”
“Wow…
kalian berumur panjang. Manusia hanya berumur sekitar 60 tahunan.”
“Memang
dasar, makhluk seperti kalian itu terlalu lemah.” Knight meledek. “Umur seperti
itu sama halnya seperti Stealth.”
“Hey…
aku tidak setua itu. Aku masih 51 tahun.”
Ucap Stealth tersindir
Ferdi
yang mendengarnya segera berkata pada Stealth, “Padahal kau seperti seumuran
dengan kak Epsa.
”Baiklah,
tuan-tuan, bisakah kita kembali serius ke masalah sebenarnya?” Epsa kembali
berkata, beusaha mengembalikan topik pembicaraan.
“Benar
juga. Baiklah.” Stealth kembali tersadar. “Sebaiknya kita sekarang mencari
informasi lebih dalam lagi mengenai Robert. Epsa, kau bisa gunakan alatmu yang
bernama internet itu untuk mencari informasi lebih detilnya.”
“Sebenarnya
internet itu sebuah jaringan. Kalau alatnya sih pakai komputer…” Epsa memotong
pembicaraan.
Tanpa
menunggu Epsa berkata lebih jauh lagi, Stealth segera melanjutkan, “Baiklah,
apapun itu. Kita harus memperoleh informasi lebih, sekaligus kita juga akan
tetap berlatih, melihat Robert dan kawan-kawannya mampu…”
“Kita
bisa berlatih sendiri. Tak perlu anak itu ikut-ikutan berlatih, hanya akan
menyusahkan.” Kini giliran Knight yang memotong pembicaraan.
“Bersikap
dewasalah, Knight. Kau lihat, bukan? Robert dan kawan-kawannya mampu
menggunakan jurus yang mampu menghancurkan sebuah rumah dengan ledakan hebat.”
“Jurus?
Mereka menggunakan senjata. Aku melihat ada seorang… yang bernama Jack itu
mungkin, membawa sebuah RPG.” Ferdi juga memotong, berusaha memberitahu.
“Senjata
atau apapun itu, yang pasti mereka memiliki kemampuan untuk mengeluarkan
sesuatu untuk meledakkan.” Ujar Stealth.
“Aku
tak tahu bagaimana mereka bisa mendapatkan senjata, terlebih RPG seperti itu.
Di Indonesia, hal seperti itu
adalah illegal.” Ucap Ferdi.
Stealth
kembali melanjutkan perkataannya, “Ledakan hebat seperti itu mampu diimbangi
oleh Elgrad, bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu, Ferdi akan sangat banyak
membantu kita dengan Elgrad di tangannya.”
Knight
hanya cemberut mendengarnya, tetapi kemudian ia segera teringat sesuatu dan
berkata, “Apa kau yakin jika itu adalah Elgrad?”
“Tak
salah lagi, bukan?” jawab Stealth.
“Tetapi
bagaimana itu bisa sampai ke sini?”
Stealth
terdiam mendengarnya, ia tidak dapat menjawabnya dengan pasti. Ia teringat akan
kemunculan pertama Elgrad dari tempat yang tak disangka. ‘Benar juga,
bagaimana bisa?’ batin Steatlh. Ia kemudian mencoba mengingat sesuatu. Dan
berselang beberapa saat, sesuatu terlintas di benaknya, Stealth segera
menjawab, “Telepati, teleportasi, atau... entahlah apa namanya, aku tak tahu
secara pasti. Yang pasti, merupakan salah satu teknik kuno, yang mampu menyimpan
suatu hal atau benda di..” Stealth terdiam sejenak, kemudian dengan ragu
melanjutkannya, “bisa dibilang dimensi lain, tetapi dimensi yang tak pernah
diketahui. Benda yang dikirimkan dengan teknik ini hanya bisa kembali dalam
kondisi tertentu. Teknik kuno ini biasanya merupakan teknik yang digunakan oleh
seorang prajurit untuk mengirimkan pesan terakhir sebelum kematiannya tanpa
ingin diketahui musuh yang dihadapi.”
“Teknik
kuno?” Tanya Knight.
“Ya,
mungkin kau belum mengetahui hal ini. Ada beberapa teknik yang dulu pernah
digunakan, tetapi kini tak diajari dalam Gunryou.”
“Kenapa
tidak?”
“Karena
teknik-teknik ini sulit, sangat sulit. Bahkan, sekarang ini, hanya ada beberapa
anggota Gunryou yang menguasai teknik kuno tertentu. Dan ku kira.. mungkin
hanya para tetua.”
“Teknik…
Kuno?” Knight berkata pelan.
Bersambung...
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^