“I..
itu dia,” ucap Stealth yang terkejut, “Elgrad yang terlepas. Bagaimana bisa?”
Stealth menatap tajam ke arah Ferdi yang
terjungkal. Namun, Ferdi tak bisa berkata apa, ia hanya memandang sesuatu yang
muncul di depannya. Sebuah pedang berukuran raksasa tertancap ke dalam tanah
tepat di depan Ferdi yang terduduk.
“Apa
maksudmu? Apa yang terjadi? Apa arti semua ini?” Ferdi bertanya, tak tahu harus
berkata apa lagi, ia hampir-hampir tak percaya dengan apa yang terjadi.
Stealth
segera menghampiri apa yang ia sebut sebagai Elgrad yang
terlepas. Ia mencoba memegang gagang dari Elgrad, tetapi tiba-tiba, telapak
tangannya dan gagang Elgrad itu memercikkan sesuatu seperti
terdapat penolakan. Percikan itu semakin membesar dan memuncrat, menyebabkan Stealth
terlempar ke belakang. Di saat bersamaan, Elgrad kembali ke bentuk orbnya dan
juga terlempar.
“Kau…”
ucap Stealth memburu sembari menatap tajam ke arah Ferdi. Sedangkan Ferdi hanya
dapat terdiam dan menatap balik. Kemudian Stealth melanjutkan, “kau manusia
yang bernama Ferdi, cepat ambil Elgrad, dan cobalah untuk menghancurkan dinding
ini.”
Ferdi
segera tersadar dari kebingungannya dan segera berkata, “Bagaimana?”
“Apa?”
ucap Stealth heran. “Kau hanya perlu mengambil benda itu,” lanjut Stealth
sembari menunjuk ke arah orb Elgrad berada, “membuatnya menjadi pedang seperti
tadi, dan menebaskannya ke arah dinding ini. Jika itu Elgrad, kemungkinan
bisa.”
Ferdi
merasa bingung dan heran, ia hanya menatapi Stealth yang berbicara tegas,
cepat, dan serius. Stealth seperti tak ingin membuang-buang waktu, ia segera
berucap kembali, “Lakukan saja! Kita akan bahas ini nanti. Kita akan cari
tempat aman lebih dulu. Akan banyak orang yang datang dan menyaksikan ke sini.”
Ferdi
segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Stealth di tengah kebingungannya.
Ia merenggut orb yang tergeletak di atas tanah, dan seketika orb itu menjadi
sebuah pedang raksasa. Ia menggenggam gagangnya dan mengerahkan tenaganya untuk
menebaskan pedang itu. Pedang yang tertancap di tanah itu segera mengayun ke
udara dan menabrak dinding kegelapan yang transparan.
Sebuah
dinding kegelapan yang mengitari di hadapan mereka bergeretak, kencang, dan
semakin kencang, seperti sebuah guncangan hebat telah melanda. Retak, demi retak
mulai terlihat dari dinding itu. Dan kemudian, dinding kegelapan itu pecah
berceceran jatuh ke atas tanah. Tetapi pecahan-pecahan yang jatuh ke atas tanah
melebur dalam angin dan hilang entah ke mana.
“Bagus.
Sesuai perkiraan. Ayo!” Ucap Stealth mengajak.
“Memangnya
kita mau ke mana?” Tanya Ferdi heran.
“Ikuti
saja.” Jawab Knight.
“Tapi,
bagaimana dengan pedang ini? Bagaimana aku bisa berlari dengannya?”
“Ubah
saja kembali menjadi orb.” Jawab Stealth cepat.
“Bagaimana?
Bagaimana caranya?”
“Pikirkan
saja.” Jawab Stealth tanpa basa-basi.
“Hah…”
Ferdi merasa heran dan bingung mendengar jawaban itu. Tetapi, tanpa memedulikan
kebingungan Ferdi, Knight segera bertanya, “Baiklah, secepat apa kau berlari?”
“Aku
yang tercepat di sekolahku. Berkali-kali aku memenangkan adu lari dengan
teman-temanku yang lain.” Jawab Ferdi percaya diri.
“Baguslah.” Ucap Stealth yang segera berlari
dan diikuti oleh Knight. Kemudian, dalam sekejap saja, mereka telah menghilang
dari pandangan Ferdi.
Ferdi
yang terkejut melihat hal itu hanya melongo, hingga ia tersadar dan berkata, “Sial.
Apa-apaan mereka itu? Makhluk apa mereka itu sebenarnya.” Kemudian, sesuai
dengan yang dikatakan Stealth, ia memikirkan dan berharap pedang yang ia bawa
kembali menjadi orb, dan benar saja, berhasil. Tanpa pikir panjang lagi, Ferdi
segera berlari menyusul mereka.
Ferdi
melalui kerumunan orang yang mulai berdatangan, ia berusaha bergerak biasa, tak
ingin ada yang curiga. “Sial. Ke mana mereka pergi? Cepat sekali.” Ucap Ferdi
kembali ketika ia telah menjauhi kerumunan.
Tiba-tiba
dua sosok muncul dan berlari di kedua sisi Ferdi. Knight yang berlari di
sebelah kirinya berkata, “Cih… katanya kau yang tercepat. Lamban sekali.”
“Apa-apan
kalian ini? Makhluk apa kalian sebenarnya?” ucap Ferdi cetus.
“Sudah
ku bilang, kami adalah liteirin.” Jawab Stealth.
“Liteirin?
Apa itu sebutan untuk para ninja seperti kalian?” Tanya Ferdi heran.
“Dasar
kau! Tak mendengarkan apa yang diucapkannya tadi.” Jawab Knight jengkel.
“Sama
saja sepertimu, bukan?” sindir Stealth. Knight yang mendengarnya hanya terdiam.
Stealth segera melanjutkan, “Kami ini berasal dari dunia liteirin, dunia di
luar dunia manusia, di luar duniamu.”
“Maksudmu…
ada dimensi lain? Dan kalian
ini bukan manusia?” Tanya Ferdi.
“Ya,
seperti yang ku katakan.” Jawab Stealth.
“Ah,
sepertinya aku bermimpi. Baiklah, sekarang…” ucap Ferdi bingung. “ah, ya, kalian dari tadi belum menyebutkan nama
kalian.”
“Aku
Stealth. Dan dia Knight.”
“Stealth?
Knight? Nama yang aneh.”
“Setidaknya,
itulah nama yang kami ambil.” Ucap Stealth.
“Sebenarnya,
namaku Stevalinn dan dia yang sok tahu itu adalah Enju.” Ucap Knight dengan
entengnya tanpa memedulikan Stealth.
“Knight?!?”
bentak Stealth, memeringati.
“Ah!!
Kalian membuatku semakin bingung. Sekarang, yang penting, kita berlari ke mana
dulu?”
“Ehm…”
Stealth menimbang-nimbang, “bagaimana dengan rumahmu? Kau punya rumah, bukan?”
“Tentu
saja. Yang kalian hancurkan itu adalah rumahku.” Jawab Ferdi.
“Hah…
Apa?” ucap Stealth terkejut.
“Setidaknya
itu dulu. Sekarang aku tinggal di tempat di mana kita pertama kali bertemu,
saat aku menuduh kalian pencuri.” Jawab Ferdi kemudian.
“Kau
memang menjengkelkan.” Ucap Knight setengah berbisik.
“Baiklah,
di mana itu? Aku sudah lupa.” ucap Stealth serius.
“Ok,
ikuti aku.”
*****
“Baiklah,
kita akan membahasnya di sini, tetapi ingat, kalian jangan mengeluarkan suara
yang keras dan gaduh.” Ucap Ferdi yang duduk di lantai kamarnya yang berada di
lantai dua rumah pamannya itu. Sesampai di rumah tadi, Ferdi bergegas menaiki
tangga rumah untuk menuju ke kamarnya. Kemudian, ia membukakan jendela kamar
yang menuju keluar di lantai dua, untuk membiarkan masuk Knight dan Stealth
yang menunggu di semak pekarangan rumah. Dan kini, mereka bertiga duduk
menyilangkan kaki, berhadapan satu sama lain. “Sekarang bisakah kalian
ceritakan semua kejadian aneh ini.” Lanjut Ferdi.
“Baiklah,”
Stealth memulai pembicaraan, “seperti yang ku katakan, kami ini liteirin, dan
kami ini adalah prajurit yang bertugas menjaga keamanan di dunia kami, prajurit
seperti kami disebut Gunryou. Dan sekarang, ada buronan kami yang kabur ke
dunia manusia. Dia adalah Robert, sebenarnya dia dulu adalah manusia, tetapi
dia mengetahui banyak hal tentang liteirin, dan dia juga mengancam keberadaan
ras kami. Maka dari itu, dia termasuk buronan kami juga. Sebenarnya, lima tahun
yang lalu, salah seorang prajurit Gunryou, atau lebih tepatnya pimpinan,
berusaha menghentikannya yang sedang mencoba membangkitkan kekuatan abadi yang
terlarang. Pimpinan kami gugur dalam menyelesaikan misi penting itu, tetapi ia
telah mempercayakan misinya kepada seorang manusia. Manusia yang mampu membuka
segel Elgrad itu sebelummu.”
Ferdi
menatapi orb yang ia bawa dan berkata, “Elgrad? Segel?”
“Elgrad
adalah salah satu dari empat legendary orb. Konon, menurut legenda, hanya seseorang
dengan bakat dan kemampuan diri yang tinggilah yang akan mampu membuka segelnya
dan merubahnya menjadi sebuah Great Sword. Orang itu dipercaya sebagai seseorang
yang terpilih oleh Elgrad itu sendiri, dan dipercaya akan menjadi pelindung
atau bahkan seorang pahlawan. Oleh karena itu, kami sangat percaya bahwa benda
itu akan mampu untuk digunakan oleh tuan Kay.”
“Hey…
kau sendiri memanggil nama asli.” Potong Knight.
Tanpa
memedulikan Knight, Stealth melanjutkan, “Tetapi ternyata, tuan Kay tak mampu
membuka segelnya. Dan sampai saat ini, kami tak tahu bagaimana tuan Kay mampu
mengetahui siapa orang terpilih yang mampu menggunakan Elgrad, sehingga ia
menyerahkan Elgrad begitu saja pada seorang anak manusia itu.”
“Ja..
jadi….” Ferdi menatapi orb itu seakan tak percaya.
“Ya,
kaulah orang terpilih selanjutnya.” Ucap Stealth
“Cih…”
Knight merasa tak senang dan segera membalikkan tubuhnya.
“Dan
siapa seorang manusia lima tahun lalu itu?” Tanya Ferdi penasaran.
“Kami
masih belum mengetahui siapa dia
sebenarnya. Ia juga tewas setelah
berhasil menyelesaikan misinya, setelah menggagalkan rencana Robert, sekaligus
menghancurkan seluruh tempat itu bersamaan dengan terenggutnya nyawa dirinya
sendiri beserta Robert.”
“Terbunuh?”
“Ya,
Robert telah terbunuh, tetapi singkat cerita, ia hidup kembali, tetapi bukan
dalam wujud manusia lagi. Oleh karena itu, ia tetap menjadi buronan kami, walau
sampai di dunia manusia ini.”
“Bukan,
maksudku manusia itu. Terbunuh? Meninggal? Lima tahun silam?” Ucap Ferdi
teringat sesuatu.
“Ya,
dia sudah meninggal jadi kami tak tahu siapa dia sebenarnya.”
“Apa
kau mengetahui namanya?”
“Ehm…
seorang informan kami…” jawab Stealth ragu, “ada yang mencoba melacak, dan
merasakan sesuatu di tempat kejadian perkara itu.”
“Maksudmu?”
“Ada
jenis seorang liteirin yang memiliki kemampuan untuk menerawang kejadian di
masa lampau hanya dengan melihat kondisi tempat kejadian. Walau tak mampu
membaca semua kejadian, tetapi kami berhasil mendapatkan sebuah nama.”
“Siapa
namanya?” Tanya Ferdi penasaran.
“Ehm…
aku lupa secara pasti, J.. Ji..” jawab Stealth ragu, “Jim… mungkin..”
“Jim
Ervin.” Potong Ferdi.
“Itu
dia,” Stealth terkejut. “kau mengenalnya?”
“Dia
kakakku.”
Stealth
terkejut bukan main. Knight pun segera membalikkan tubuhnya kembali ke arah mereka
dan berkata, “Ti.. tidak mungkin.”
“Pantas
saja,” ucap Stealth, “seseorang yang berdarah sama, seorang berdarah pahlawan,
memiliki kemampuan yang sama, mampu melepaskan Elgrad.”
“Cih…
sial.” Ucap Knight tak senang, yang segera berdiri dan berbalik.
“Dan
dia adalah adik tuan Kay.” Ucap Stealth memperkenalkan Knight. “Adik dari
seorang pahlawan hebat bagi Gunryou, seorang berdarah istimewa, sang keturunan Arin.”
Tanpa peduli dengan ucapan Stealth, Knight segera melompat dan menghilang
keluar jendela.
“Apa-apaan
dia?” Tanya Ferdi.
“Maaf.”
Ucap Stealth. “Maaf jika dia menyebalkan. Mungkin dia hanya iri.” Stealth
menghela nafas sejenak dan melanjutkan, “Di Gunryou, terdapat sebuah keturunan
yang dianggap istimewa dan hebat, keturunan yang dianggap paling berjasa dan
dipercaya memiliki kemampuan dan bakat paling hebat, keturunan sang pahlawan,
keturunan Arin. Dan Elgrad, seperti yang ku katakan sebelumnya, hanya dapat
dilepaskan oleh orang yang terpilih. Tetapi ternyata, keturunan murni Arin pun
tak mampu.”
“Untuk
itukah dia iri?”
“Mungkin…”
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^