Stealth
yang tak percaya akan apa yang dilihatnya, tak dapat berkutik terhadap sesuatu
yang berada dihadapannya. Ia hanya bisa berkata dengan wajah pucat, “Ini adalah
sebuah sihir terlarang, Sihir Dunia Kegelapan. Memang aku belum pernah benar-benar
melihatnya sebelum ini, tetapi aku yakin, energi ini, energi yang mengerikan
ini. Tak salah lagi, energi yang mengerikan dari kekuatan terlarang. Jangan
coba-coba untuk menyentuhnya, apalagi melewatinya, atau kau takkan selamat."
Ferdi
dan Knight yang mendengar hal itu kaget tak percaya. “Apa maksudmu? Ada apa ini
sebenarnya?” Ferdi bertanya semakin heran dan bingung. Tetapi tak ada yang
menjawab pertanyaannya. Kemudian Knight pun ikut bertanya, “Jadi, bagaimana
ini? Apa yang kita lakukan? Mereka sudah terlanjur kabur.”
“A..
aku juga tak tahu. Aku masih belum percaya dengan hal ini.” Ucap Stealth.
“Sial.
Bagaimana ini?” Tanya Knight kembali.
“Tidak
ada yang bisa kita lakukan. Mungkin kita harus mundur sekarang. Kita kembali ke
En-Ga dan mengatakan situasi yang sekarang ini sedang terjadi.”
“Tetapi
bagaimana caranya? Di mana Gerbangnya? Gerbang dimensi di sini sama sekali tak
sama dengan yang di Cyber-Gate.”
“Kita
muncul dari sini. Pasti Gerbang itu ada di sini.”
“Hey…
kalian ini apa-apaan? Kalian sama sekali tak menghiraukanku.” Ferdi mulai
angkat bicara dan merasa jengkel karena ia dianggap tak ada.
“Sudahlah…
kau diam saja.” Knight menjawab dengan kasar.
“Sepertinya
sudah tak perlu dirahasiakan lagi. Dia sudah terlanjur terlibat. Dan dia pun
sudah melihatnya.” Ucap Stealth yang berusaha menenangkan dirinya sendiri.
“Baiklah,
sekarang bisa kau ceritakan?” Tanya Ferdi dengan halus.
“Kami
berdua bukan berasal dari dunia ini. Kami bukan manusia sepertimu.”
“Kau
bercanda.”
“Mungkin
memang tak banyak yang mengetahuinya, bahkan ras liteirin sekalipun. Di dunia
ini, ada dua dunia yang terpisahkan oleh dimensi yang berbeda, yaitu dunia
manusia dan dunia liteirin. Masing-masing dunia ini tak mampu dilalui, kecuali
oleh orang-orang tertentu berkemampuan khusus yang mampu menerobos gerbang
dimensi.”
“Maksudnya…
seperti kalian berdua?”
“Ya.
Tetapi, selain itu ada orang lain yang memiliki kemampuan lebih dari itu.”
“Ah,
sepertinya aku sedang bermimpi.” Ujar Ferdi yang merasa bingung.
“Robert,
orang yang kami kejar ini, ia tidak hanya dapat menerobos gerbang dimensi,
tetapi juga mampu membukanya. Dulu, ia berhasil membukanya dan membuat gerbang
dimensi memungkinkan untuk dimasuki setiap orang. Tetapi kejadian lima tahun
silam, membuat jalan yang menghubungkan kedua gerbang dimensi, gerbang di
dimensi liteirin dan dimensi manusia, meledak dan merusakkannya. Hingga jalan
itu tak dapat dilalui lagi selama lima tahun ini. Dan kemungkinan saat itu
gerbang dimensi telah kembali tertutup.” Stealth mencoba menjelaskan.
“Lima
tahun yang lalu?” ujar Ferdi tak sengaja, karena teringat sesuatu.
“Ya,
lima tahun yang lalu. Pimpinan kami mengejar Robert hingga jalan
penghubung. Namun sayangnya, ia tewas dalam misinya. Beruntungnya, salah
seorang dari anak manusia menggantikan dan menyelesaikan tugas pimpinan. Dan
juga ikut membuat jalan penghubung rusak untuk sementara.”
“Ah,
sepertinya aku benar-benar tak mengerti.” Ucap Ferdi semakin bingung. “Tak
adakah yang mau membangunkanku dari mimpi aneh ini.”
“Mimpi…”
ucap Stealth ragu.
“Apa
yang kau katakan?” Knight bertanya heran.
“Seingatku,
berdasarkan kabar, anak manusia ini memiliki kemampuan yang juga lebih hebat.
Ia mampu berpindah dimensi tanpa melewati gerbang dimensi.”
“Maksudmu…”
ucap Knight kembali
“Ya.
Tanpa melewati gerbang dimensi. Ia melakukannya lewat mimpi.” Lanjut Stealth.
“Hah,
mungkin aku memang sedang bermimpi.” Ucap Ferdi yang terbaring di atas
puing-puing, semakin tak mengerti. Kemudian segera bangkit terduduk dan
berkata, “AH, ya, bagaimana ini? Bagaimana aku dapat kembali?”
“Uh,
maaf. Untuk yang ini aku tak bisa membantu.” Jawab Stealth. Ferdi hanya bisa
diam membisu mengamati kondisi di sekelilingnya.
“Sihir
Dunia Kegelapan.” Lanjut Stealth, “Aku tak tahu tentang ini. Aku tak tahu cara melewati
dan menangani hal ini. Jika kami, mungkin saja bisa kembali ke dunia kami untuk
mengabarkan informasi. Tetapi untuk kau… Maaf, aku tak bisa menolong. Tapi
sepertinya, aku tak mungkin meninggalkanmu yang terjebak bersama kami. Energi
ini terasa sangat mencekam dan menakutkan. Kemungkinan besar, ini adalah energi
pembunuh.”
“Maksudmu…”
ucap Ferdi terkejut, “artinya seseorang bisa terbunuh jika berada dalam
perangkap ini?”
“Ya.”
Jawab Stealth singkat.
“Ah,
mati aku.” Ucap Ferdi terkejut.
Knight
segera berkata pada Stealth, “Biarkan saja dia. Kita tinggalkan saja dia. Kita
punya urusan yang lebih penting dan mendesak. Dia bukan urusan kita.”
“Tetapi
kita ini pelindung.” Ucap Stealth memberi nasihat, “Kita tidak bisa
meninggalkannya begitu saja.”
“Terserah
kau. Aku akan kembali dan melapor.” Ujar Knight bersikeras.
“Yah…
itupun jika kau tahu di mana gerbang dimensi itu dan cara menggunakannya. Di
dunia liteirin dan di sini itu berbeda.”
“Sial.
Kau meledekku.” Ucap Knight tak senang. “Aku akan mencari caranya sendiri. Aku
tak ingin mati konyol dan sia-sia di sini.” Knight segera bangkit dan
mengubrak-abrik puing-puing rumah.
“Aku
pun tak akan hanya berpangku tangan di sini.” Stealth juga bangkit dan
mengitari ke sekeliling, mengamati dinding kegelapan itu. “Pasti ada cara.”
Ucapnya perlahan. Ia mengeluarkan kedua belatinya yang tersembunyi. Gagang
belati di tangan kirinya terikat oleh rantai yang menjulur dan mengarah masuk
ke lengan pakaiannya, tersembunyi. Kilatan listrik tampak menyengat di sekitar
telapak tangan dan senjatanya. Ia melemparkan belati di tangan kirinya yang
terikat oleh rantai ke arah dinding kegelapan. Belati yang dipenuhi oleh
sengatan listrik yang terpancar dahsyat itu menabrak dinding di depannya dan
mementalkan, diiringi dengan ledakan besar yang membuat Stealth terpental ke
belakang.
Ferdi
hanya bisa menghela nafas dan berkata, “Inikah mimpi terburukku.”
“Sial,
tak berguna.” Ucap Stealth sembari memegangi bahu kirinya. Kini, terasa
kesakitan yang sangat di sekujur tangan kirinya.
Knight
masih mengubrak-abrik puing-puing itu. Tiba-tiba, ia memicingkan matanya,
menemukan sesuatu yang berkilau terang, mengejutkan dirinya, Stealth dan juga Ferdi.
Mereka dapat melihat sinar itu memancar ke langit. Stealth segera berlari
mendekat dan berkata, “Apa?”
Ferdi
yang penasaran ikut bangkit dan mendekat. Knight merasa heran dan terlihat
bingung. Ferdi yang mendekat dan melihat sesuatu itu berkata, “Hah… hanya
cermin?”
“Memantulkan
cahaya dalam kegelapan seperti ini?” ucap Stealth.
0 comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^