Sunday, 24 March 2013 - , 0 comments

CERMIN DUA MUARA part VIII – Terjebak

Stealth yang tak percaya akan apa yang dilihatnya, tak dapat berkutik terhadap sesuatu yang berada dihadapannya. Ia hanya bisa berkata dengan wajah pucat, “Ini adalah sebuah sihir terlarang, Sihir Dunia Kegelapan. Memang aku belum pernah benar-benar melihatnya sebelum ini, tetapi aku yakin, energi ini, energi yang mengerikan ini. Tak salah lagi, energi yang mengerikan dari kekuatan terlarang. Jangan coba-coba untuk menyentuhnya, apalagi melewatinya, atau kau takkan selamat." 
Ferdi dan Knight yang mendengar hal itu kaget tak percaya. “Apa maksudmu? Ada apa ini sebenarnya?” Ferdi bertanya semakin heran dan bingung. Tetapi tak ada yang menjawab pertanyaannya. Kemudian Knight pun ikut bertanya, “Jadi, bagaimana ini? Apa yang kita lakukan? Mereka sudah terlanjur kabur.”
“A.. aku juga tak tahu. Aku masih belum percaya dengan hal ini.” Ucap Stealth.
“Sial. Bagaimana ini?” Tanya Knight kembali.
“Tidak ada yang bisa kita lakukan. Mungkin kita harus mundur sekarang. Kita kembali ke En-Ga dan mengatakan situasi yang sekarang ini sedang terjadi.”
“Tetapi bagaimana caranya? Di mana Gerbangnya? Gerbang dimensi di sini sama sekali tak sama dengan yang di Cyber-Gate.”
“Kita muncul dari sini. Pasti Gerbang itu ada di sini.”
“Hey… kalian ini apa-apaan? Kalian sama sekali tak menghiraukanku.” Ferdi mulai angkat bicara dan merasa jengkel karena ia dianggap tak ada.
“Sudahlah… kau diam saja.” Knight menjawab dengan kasar.
“Sepertinya sudah tak perlu dirahasiakan lagi. Dia sudah terlanjur terlibat. Dan dia pun sudah melihatnya.” Ucap Stealth yang berusaha menenangkan dirinya sendiri.
“Baiklah, sekarang bisa kau ceritakan?” Tanya Ferdi dengan halus.
“Kami berdua bukan berasal dari dunia ini. Kami bukan manusia sepertimu.”
“Kau bercanda.”
“Mungkin memang tak banyak yang mengetahuinya, bahkan ras liteirin sekalipun. Di dunia ini, ada dua dunia yang terpisahkan oleh dimensi yang berbeda, yaitu dunia manusia dan dunia liteirin. Masing-masing dunia ini tak mampu dilalui, kecuali oleh orang-orang tertentu berkemampuan khusus yang mampu menerobos gerbang dimensi.”
“Maksudnya… seperti kalian berdua?”
“Ya. Tetapi, selain itu ada orang lain yang memiliki kemampuan lebih dari itu.”
“Ah, sepertinya aku sedang bermimpi.” Ujar Ferdi yang merasa bingung.
“Robert, orang yang kami kejar ini, ia tidak hanya dapat menerobos gerbang dimensi, tetapi juga mampu membukanya. Dulu, ia berhasil membukanya dan membuat gerbang dimensi memungkinkan untuk dimasuki setiap orang. Tetapi kejadian lima tahun silam, membuat jalan yang menghubungkan kedua gerbang dimensi, gerbang di dimensi liteirin dan dimensi manusia, meledak dan merusakkannya. Hingga jalan itu tak dapat dilalui lagi selama lima tahun ini. Dan kemungkinan saat itu gerbang dimensi telah kembali tertutup.” Stealth mencoba menjelaskan.
“Lima tahun yang lalu?” ujar Ferdi tak sengaja, karena teringat sesuatu.
“Ya, lima tahun yang lalu. Pimpinan kami mengejar Robert hingga jalan penghubung. Namun sayangnya, ia tewas dalam misinya. Beruntungnya, salah seorang dari anak manusia menggantikan dan menyelesaikan tugas pimpinan. Dan juga ikut membuat jalan penghubung rusak untuk sementara.”
“Ah, sepertinya aku benar-benar tak mengerti.” Ucap Ferdi semakin bingung. “Tak adakah yang mau membangunkanku dari mimpi aneh ini.”
“Mimpi…” ucap Stealth ragu.
“Apa yang kau katakan?” Knight bertanya heran.
“Seingatku, berdasarkan kabar, anak manusia ini memiliki kemampuan yang juga lebih hebat. Ia mampu berpindah dimensi tanpa melewati gerbang dimensi.”
“Maksudmu…” ucap Knight kembali
“Ya. Tanpa melewati gerbang dimensi. Ia melakukannya lewat mimpi.” Lanjut Stealth.
“Hah, mungkin aku memang sedang bermimpi.” Ucap Ferdi yang terbaring di atas puing-puing, semakin tak mengerti. Kemudian segera bangkit terduduk dan berkata, “AH, ya, bagaimana ini? Bagaimana aku dapat kembali?”
“Uh, maaf. Untuk yang ini aku tak bisa membantu.” Jawab Stealth. Ferdi hanya bisa diam membisu mengamati kondisi di sekelilingnya.
“Sihir Dunia Kegelapan.” Lanjut Stealth, “Aku tak tahu tentang ini. Aku tak tahu cara melewati dan menangani hal ini. Jika kami, mungkin saja bisa kembali ke dunia kami untuk mengabarkan informasi. Tetapi untuk kau… Maaf, aku tak bisa menolong. Tapi sepertinya, aku tak mungkin meninggalkanmu yang terjebak bersama kami. Energi ini terasa sangat mencekam dan menakutkan. Kemungkinan besar, ini adalah energi pembunuh.”
“Maksudmu…” ucap Ferdi terkejut, “artinya seseorang bisa terbunuh jika berada dalam perangkap ini?”
“Ya.” Jawab Stealth singkat.
“Ah, mati aku.” Ucap Ferdi terkejut.
Knight segera berkata pada Stealth, “Biarkan saja dia. Kita tinggalkan saja dia. Kita punya urusan yang lebih penting dan mendesak. Dia bukan urusan kita.”
“Tetapi kita ini pelindung.” Ucap Stealth memberi nasihat, “Kita tidak bisa meninggalkannya begitu saja.”
“Terserah kau. Aku akan kembali dan melapor.” Ujar Knight bersikeras.
“Yah… itupun jika kau tahu di mana gerbang dimensi itu dan cara menggunakannya. Di dunia liteirin dan di sini itu berbeda.”
“Sial. Kau meledekku.” Ucap Knight tak senang. “Aku akan mencari caranya sendiri. Aku tak ingin mati konyol dan sia-sia di sini.” Knight segera bangkit dan mengubrak-abrik puing-puing rumah.
“Aku pun tak akan hanya berpangku tangan di sini.” Stealth juga bangkit dan mengitari ke sekeliling, mengamati dinding kegelapan itu. “Pasti ada cara.” Ucapnya perlahan. Ia mengeluarkan kedua belatinya yang tersembunyi. Gagang belati di tangan kirinya terikat oleh rantai yang menjulur dan mengarah masuk ke lengan pakaiannya, tersembunyi. Kilatan listrik tampak menyengat di sekitar telapak tangan dan senjatanya. Ia melemparkan belati di tangan kirinya yang terikat oleh rantai ke arah dinding kegelapan. Belati yang dipenuhi oleh sengatan listrik yang terpancar dahsyat itu menabrak dinding di depannya dan mementalkan, diiringi dengan ledakan besar yang membuat Stealth terpental ke belakang.
Ferdi hanya bisa menghela nafas dan berkata, “Inikah mimpi terburukku.”
“Sial, tak berguna.” Ucap Stealth sembari memegangi bahu kirinya. Kini, terasa kesakitan yang sangat di sekujur tangan kirinya.
Knight masih mengubrak-abrik puing-puing itu. Tiba-tiba, ia memicingkan matanya, menemukan sesuatu yang berkilau terang, mengejutkan dirinya, Stealth dan juga Ferdi. Mereka dapat melihat sinar itu memancar ke langit. Stealth segera berlari mendekat dan berkata, “Apa?”
Ferdi yang penasaran ikut bangkit dan mendekat. Knight merasa heran dan terlihat bingung. Ferdi yang mendekat dan melihat sesuatu itu berkata, “Hah… hanya cermin?”
“Memantulkan cahaya dalam kegelapan seperti ini?” ucap Stealth.


0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^