![]() |
hanya ilustrasi |
Dua
buah mobil yang melaju mulai melambat dan berhenti tepat di depan sebuah
pekarangan rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Lima sosok keluar dari kedua
mobil itu. Kemudian sesosok yang telah menghilang sejak tadi, kembali muncul
entah dari mana. Sontak hal itu mengejutkan orang-orang yang keluar dari kedua mobil
itu, selain Robert.
“Dari
mana? Dari mana dia datang? Apa dia ini sebenarnya?” Tanya Steve terkejut.
“Sudah
ku bilang bukan, bahwa lawan kita kali ini bukan manusia. Begitu pula dengan
dia. Sebaiknya kalian tak perlu pedulikan dia.” Jawab Robert santai.
“Owh…
jadi begitu. Kau ingin memusnahkan kemungkinan akan adanya halangan terbesarmu
terlebih dahulu.” Ujar Lietro pada Robert.
“Ya.
Seperti yang kau katakan. Besar kemungkinan bahwa mereka akan menyadari dan
akan mengejarku sampai ke sini.” Ucap Robert.
“Dan
sepertinya itu sudah terjadi.”
“Baiklah.”
Ucap Robert sembari mengeluarkan sebuah gulungan dari saku jasnya.
“Tetapi,
bagaimana kau akan melakukannya?” Tanya Lietro pada Robert. “Gerbang dimensi
ini takkan bisa kau hancurkan, walaupun dengan ledakan bom biasa.”
“Ledakan?
Ide bagus.” Ucap Robert pada Lietro, yang kemudian segera berkata pada keempat
orang lainnya, “Terserah kalian ingin melakukan apa. Ledakkan saja tempat ini,
jika kalian ingin.” Kemudian Robert mengalihkan pandangannya kembali pada
Lietro, “Aku tahu itu. Memusnahkan kemungkinan akan adanya penghalang bukan
berarti aku harus menghancurkan gerbang dimensi. Aku masih butuh itu. Aku hanya
akan membuat para penghalang itu takkan dapat berkutik terlalu jauh. Kau belum
mengetahuinya ya?” ucap Robert sembari menunjukkan gulungan yang ia pegang.
“Apa
itu?” Tanya Lietro, yang kemudian tak di jawab oleh Robert. Robert hanya
memandangnya, kemudian segera melangkah dan mengamati rumah tua itu.
“Baiklah,
ledakan. Aku suka kata-kata itu.” Ujar Jack sembari mengambil sebuah RPG dari
dalam Ford Putih.
“Hey,
hey. Bukankah ini berlebihan? Tidakkah ini akan mengundang perhatian warga
sekitar?” Tanya Steve yang terkejut dan merasa aneh.
“Biarkan
saja. Setelah ini kalian tidak akan datang lagi ke sini.” Jawab Robert tanpa
menoleh ke arah mereka, ia mengitari rumah tua itu dan mencari posisi yang
tepat. Kemudian Robert mendudukkan tubuhnya di atas lututnya dan membentangkan
gulungan yang ia bawa.
“I..
itu…” ucap Lietro terkejut. “Bagaimana kau bisa mendapatkannya?”
Robert
tak menjawabnya. Dan Jack pun telah siap membidikkan RPG yang ia pegang ke arah
rumah tua itu sembari berkata, “Haha…. Aku suka ini.”
“Sebaiknya
aku pergi. Aku tak ingin terlibat untuk yang satu ini.” Ucap Lietro.
Sementara
itu, di dalam rumah tua itu, di tengah cek-cok antara Ferdi dengan Knight, Stealth
mampu merasakan akan adanya hawa ancaman bagi mereka. Stealth segera
mengedarkan pandangannya dengan cepat.
“Ada
apa?” Tiba-tiba Knight bertanya heran melihat Stealth yang merasa terganggu.

Sebuah
ledakan yang dihasilkan oleh granat dari RPG meluluh-lantakan rumah tua itu.
Asap mengepul tinggi dari ledakan itu.
Di
sisi lain, Robert sedang melakukan sesuatu yang tak mereka juga ketahui.
“Terbukalah! Sihir Dunia Kegelapan!” teriak Robert.
Sementara
asap masih mengepul, sesosok bayangan yang mengenggam lengan dari kedua orang
lainnya, melompat tinggi ke udara. Kelima orang yang ada di sekitar rumah itu
terkejut akan kehadiran sosok-sosok yang keluar dari ledakan.
“Sial.
Dia tidak mengatakan jika mereka sudah sampai di sini.” Ucap Robert jengkel.
Ketika
masih di udara, Ferdi, Knight, dan Stealth mengamati keempat orang yang ada
dihadapan mereka. Knight menarik tangannya dari genggaman Stealth dan segera
bertanya, “Siapa mereka?”
“Entahlah.
Aku belum pernah melihat mereka.” Jawab Stealth yang mengamati keempat orang
yang ada di depannya.
“Apa-apaan
ini sebenarnya?” Tanya Ferdi yang terkejut dan heran melihat empat orang berseragam
seperti hendak terjun ke medan perang. Dan kembali berkata dengan sedikit
bentakan, “Jadi, kalian benar-benar penjahat ya? Sampai dikejar oleh para
tentara seperti itu. Kalian penjahat kelas berat.”
“Sudahlah.
Diam saja kau jika ingin selamat. Merekalah penjahatnya. Mereka yang akan
membunuhmu.” Bentak Knight.
Mereka
bertiga segera mendarat di atas tanah, di depan puing-puing rumah tua itu.
Stealth segera melepaskan genggamannya, diiringi dengan pertanyaan dari Knight,
“Jadi? di antara mereka tidak ada yang bernama Robert?”
“Entahlah.
Aku belum pernah bertemu dengannya.” Jawab Stealth.
“Hey,
Robert! Apa-apaan ini? Kau tak bilang jika ada orang di dalam.” Teriak Jack
pada Robert yang berada di sisi seberang yang jauh dari mereka berempat.
Knight
dan Stealth secara refleks segera menoleh ke arah seseorang yang dipanggil
Robert, saat mereka telah terlambat untuk menyadarinya. Tiba-tiba di sekitar
rumah tua itu terpancar energi kegelapan yang mengelilingi, seperti membentuk
sebuah benteng hitam transparan yang menyegel mereka. Robert tersenyum keji dan
segera berdiri, melangkah menuju keempat orang yang lain.
“Sial!
Itukah yang bernama Robert.” Ucap Knight kesal, yang segera berlari ke arah
Robert melangkah.
“Berhenti!”
cegah Stealth segera.
“Ada
apa?” Tanya Knight terdiam heran.
“Tidakkah
kau melihat dinding gelap ini?”
“Ya!
memangnya apa ini?”
“I..
ini…” jawab Stealth ragu.
”Baiklah,
kita pergi, sebelum ada warga yang akan berkumpul. Kita sudah tidak ada urusan
lagi di sini.” Ajak Robert pada keempat kawannya.
“Tunggu!!!”
teriak Knight yang kembali berlari.
Stealth
segera menghadang ke depan Knight dan berkata, “Sudah ku bilang berhenti. Atau
kau takkan melihat dunia ini lagi.”
“Ada
apa? Dinding apa ini sebenarnya?”
“I..
ini…” Stealth berusaha menjawab dengan ragu, “Ini… sebuah kemampuan sihir.
Sihir kuno. Sihir Dunia Kegelapan.” Wajah Stealth tampak pucat dan khawatir.
“Apa
itu? Sihir?” Tanya Knight heran.
“Sebuah
sihir terlarang. Aku belum pernah melihatnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Di sini? Siapa yang bisa melakukannya? Apa?” Stealth bertanya bingung sendiri,
ia tampak begitu terkejut dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Kunjungan siang mas met awal bulan aja.
ReplyDelete