Wednesday, 27 February 2013 - , 1 comments

CERMIN DUA MUARA part VII – Sihir Terlarang

hanya ilustrasi
Dua buah mobil yang melaju mulai melambat dan berhenti tepat di depan sebuah pekarangan rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Lima sosok keluar dari kedua mobil itu. Kemudian sesosok yang telah menghilang sejak tadi, kembali muncul entah dari mana. Sontak hal itu mengejutkan orang-orang yang keluar dari kedua mobil itu, selain Robert.
“Dari mana? Dari mana dia datang? Apa dia ini sebenarnya?” Tanya Steve terkejut.
“Sudah ku bilang bukan, bahwa lawan kita kali ini bukan manusia. Begitu pula dengan dia. Sebaiknya kalian tak perlu pedulikan dia.” Jawab Robert santai.
“Owh… jadi begitu. Kau ingin memusnahkan kemungkinan akan adanya halangan terbesarmu terlebih dahulu.” Ujar Lietro pada Robert.
“Ya. Seperti yang kau katakan. Besar kemungkinan bahwa mereka akan menyadari dan akan mengejarku sampai ke sini.” Ucap Robert.
“Dan sepertinya itu sudah terjadi.”
“Baiklah.” Ucap Robert sembari mengeluarkan sebuah gulungan dari saku jasnya.
“Tetapi, bagaimana kau akan melakukannya?” Tanya Lietro pada Robert. “Gerbang dimensi ini takkan bisa kau hancurkan, walaupun dengan ledakan bom biasa.”
“Ledakan? Ide bagus.” Ucap Robert pada Lietro, yang kemudian segera berkata pada keempat orang lainnya, “Terserah kalian ingin melakukan apa. Ledakkan saja tempat ini, jika kalian ingin.” Kemudian Robert mengalihkan pandangannya kembali pada Lietro, “Aku tahu itu. Memusnahkan kemungkinan akan adanya penghalang bukan berarti aku harus menghancurkan gerbang dimensi. Aku masih butuh itu. Aku hanya akan membuat para penghalang itu takkan dapat berkutik terlalu jauh. Kau belum mengetahuinya ya?” ucap Robert sembari menunjukkan gulungan yang ia pegang.
“Apa itu?” Tanya Lietro, yang kemudian tak di jawab oleh Robert. Robert hanya memandangnya, kemudian segera melangkah dan mengamati rumah tua itu.
“Baiklah, ledakan. Aku suka kata-kata itu.” Ujar Jack sembari mengambil sebuah RPG dari dalam Ford Putih.
“Hey, hey. Bukankah ini berlebihan? Tidakkah ini akan mengundang perhatian warga sekitar?” Tanya Steve yang terkejut dan merasa aneh.
“Biarkan saja. Setelah ini kalian tidak akan datang lagi ke sini.” Jawab Robert tanpa menoleh ke arah mereka, ia mengitari rumah tua itu dan mencari posisi yang tepat. Kemudian Robert mendudukkan tubuhnya di atas lututnya dan membentangkan gulungan yang ia bawa.
“I.. itu…” ucap Lietro terkejut. “Bagaimana kau bisa mendapatkannya?”
Robert tak menjawabnya. Dan Jack pun telah siap membidikkan RPG yang ia pegang ke arah rumah tua itu sembari berkata, “Haha…. Aku suka ini.”
“Sebaiknya aku pergi. Aku tak ingin terlibat untuk yang satu ini.” Ucap Lietro.
Sementara itu, di dalam rumah tua itu, di tengah cek-cok antara Ferdi dengan Knight, Stealth mampu merasakan akan adanya hawa ancaman bagi mereka. Stealth segera mengedarkan pandangannya dengan cepat.
“Ada apa?” Tiba-tiba Knight bertanya heran melihat Stealth yang merasa terganggu.
DOOOMMM…!!!
Sebuah ledakan yang dihasilkan oleh granat dari RPG meluluh-lantakan rumah tua itu. Asap mengepul tinggi dari ledakan itu.
Di sisi lain, Robert sedang melakukan sesuatu yang tak mereka juga ketahui. “Terbukalah! Sihir Dunia Kegelapan!” teriak Robert.
Sementara asap masih mengepul, sesosok bayangan yang mengenggam lengan dari kedua orang lainnya, melompat tinggi ke udara. Kelima orang yang ada di sekitar rumah itu terkejut akan kehadiran sosok-sosok yang keluar dari ledakan.
“Sial. Dia tidak mengatakan jika mereka sudah sampai di sini.” Ucap Robert jengkel.
Ketika masih di udara, Ferdi, Knight, dan Stealth mengamati keempat orang yang ada dihadapan mereka. Knight menarik tangannya dari genggaman Stealth dan segera bertanya, “Siapa mereka?”
“Entahlah. Aku belum pernah melihat mereka.” Jawab Stealth yang mengamati keempat orang yang ada di depannya.
“Apa-apaan ini sebenarnya?” Tanya Ferdi yang terkejut dan heran melihat empat orang berseragam seperti hendak terjun ke medan perang. Dan kembali berkata dengan sedikit bentakan, “Jadi, kalian benar-benar penjahat ya? Sampai dikejar oleh para tentara seperti itu. Kalian penjahat kelas berat.”
“Sudahlah. Diam saja kau jika ingin selamat. Merekalah penjahatnya. Mereka yang akan membunuhmu.” Bentak Knight.
Mereka bertiga segera mendarat di atas tanah, di depan puing-puing rumah tua itu. Stealth segera melepaskan genggamannya, diiringi dengan pertanyaan dari Knight, “Jadi? di antara mereka tidak ada yang bernama Robert?”
“Entahlah. Aku belum pernah bertemu dengannya.” Jawab Stealth.
“Hey, Robert! Apa-apaan ini? Kau tak bilang jika ada orang di dalam.” Teriak Jack pada Robert yang berada di sisi seberang yang jauh dari mereka berempat.
Knight dan Stealth secara refleks segera menoleh ke arah seseorang yang dipanggil Robert, saat mereka telah terlambat untuk menyadarinya. Tiba-tiba di sekitar rumah tua itu terpancar energi kegelapan yang mengelilingi, seperti membentuk sebuah benteng hitam transparan yang menyegel mereka. Robert tersenyum keji dan segera berdiri, melangkah menuju keempat orang yang lain.
“Sial! Itukah yang bernama Robert.” Ucap Knight kesal, yang segera berlari ke arah Robert melangkah.
“Berhenti!” cegah Stealth segera.
“Ada apa?” Tanya Knight terdiam heran.
“Tidakkah kau melihat dinding gelap ini?”
“Ya! memangnya apa ini?”
“I.. ini…” jawab Stealth ragu.
”Baiklah, kita pergi, sebelum ada warga yang akan berkumpul. Kita sudah tidak ada urusan lagi di sini.” Ajak Robert pada keempat kawannya.
“Tunggu!!!” teriak Knight yang kembali berlari.
Stealth segera menghadang ke depan Knight dan berkata, “Sudah ku bilang berhenti. Atau kau takkan melihat dunia ini lagi.”
“Ada apa? Dinding apa ini sebenarnya?”
“I.. ini…” Stealth berusaha menjawab dengan ragu, “Ini… sebuah kemampuan sihir. Sihir kuno. Sihir Dunia Kegelapan.” Wajah Stealth tampak pucat dan khawatir.
“Apa itu? Sihir?” Tanya Knight heran.
“Sebuah sihir terlarang. Aku belum pernah melihatnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Di sini? Siapa yang bisa melakukannya? Apa?” Stealth bertanya bingung sendiri, ia tampak begitu terkejut dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.


1 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

1 comment:

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^