“Apa untungnya
bagiku?” seorang pria bertubuh besar dan sedikit gemuk duduk bersandar di
lantai rumahnya dengan mengenakan hem putih kotor dan kondisi bermalas-malasan
meminum bir dan memakan camilan sambil menatap tamu yang telah lama tak pernah
ditemuinya berada tepat di depan pintu rumahnya. Sebuah rumah yang tak layak
disebut rumah, lebih mirip seperti tempat bersarang tikus, terletak di bawah
jembatan besar di daerah Selakar. “Kau juga berkali-kali telah menipuku. Gara-gara
kau, semuanya gara-gara kau. Aku dibuang dari angkatan laut secara terhina,”
lanjut pria itu dengan nada membentak dan sesekali terceguk, “dan sekarang kau
datang meminta bantuan? Cih… kau kira aku ini apaan? Tak sudi!!”
”Aku punya tawaran
yang bagus untukmu.” ucap Robert yang sedari tadi berdiri di depan pintu rumah
pria bertubuh besar itu.
”Kau kira aku mau?
Kau pasti menipu lagi!”
”Tapi kali ini ku
yakin kau pasti mau, Harled.”
*****
Dua kelabatan
bersosok hitam tampak berada diantara kerimbunan pepohonan pekarangan suatu
rumah di pinggiran kota Seberida. ”Urgh.... akan sulit mencari manusia satu ini
di dunia manusia sebesar ini satu persatu.” keluh Knight.
”Untuk itu kita
mencari informasi terlebih dahulu.” jawab Stealth.
”Dan kini, apa kau punya
informasi berguna?”
”Maaf.”
”Baiklah, baiklah.
Mungkin ketua hebat sepertiku memang harus...” tiba-tiba sebuah botol kosong melayang
dan tepat mengenai pinggiran kepala Knight, ”AUW!!! Sial, siapa itu?
Berani-beraninya...”
”Seharusnya akulah
yang bertanya siapa kalian ini?” Ferdi berteriak dari dalam jendela ke arah dua
orang berpakaian hitam yang menyelinap masuk di pekarangan rumahnya, ”seenaknya
masuk ke pekarangan orang. Kalian pasti pencuri!”
”Hey... apa-apaan
kamu ini. Mau mati yah.” jawab Knight geram, sembari mencoba menghunuskan
pedangnya perlahan. Namun, tangan Stealth segera mencegahnya.
”Ya! Pasti kalian
pencuri. Memakai pakaian hitam aneh dan membawa senjata tajam.”
”Sialan kau!” Knight
bertambah geram. Tanpa pikir panjang ia segera menghunuskan pedangnya dengan
cepat. Stealth yang melihat hal itu hanya bisa menggelengkan kepala.
”Dan sekarang kau mau
menyergapku...” jawab Ferdi terkejut, ”tolong!!! Tolong!!! Pencuri!!!” teriak Ferdi
dengan keras.
Stealth segera
bertindak. Ia mencengkeram tangan Knight dengan erat dan membawanya kabur
menjauhi tempat itu.
”Kau tak perlu
memegangiku. Aku bisa berlari sendiri.” bentak Knight pada Stealth ketika ia
menarik tangannya dari cengkeraman Stealth. ”Untuk apa kita kabur. Hanya
manusia bodoh seperti itu, aku bisa menghabisinya.”
”Kau jangan menyalahi
aturan, Knight!” nasehat Stealth, ”Kita di sini untuk menyelesaikan tugas
kita.”
”Tapi manusia itu
menjengkelkan.” bantah Knight dengan nada tak suka.
”Kita ini pelindung.
Jangan melakukan tindakan yang tak perlu. Apalagi bersikap keras seperti itu.
Kau masih banyak harus belajar, Knight! Jangan diulangi lagi.”
”Cih... di sini aku
ketuanya. Jangan sok memberiku nasehat.”
*****
”Hahaha.... kau
gila?” ucap seseorang bertubuh tegap dengan pakaian rapi yang berdiri bersandar
pada pinggiran tangga di rumahnya yang terbilang mewah, menatap kedua tamunya
yang duduk di sofa di ruang tamu rumahnya.
”Tetapi akan ada
sesuatu yang menarik minatmu, Steve!” ucap Robert serius.
”Aku sudah
berkecukupan kali ini. Aku tak akan butuh apa-apa darimu.” jawab Steve dengan
sesekali menghisap rokok yang ia pegang.
”Ku tak menawarkan
harta, karena ku tahu kau lebih pandai dalam hal itu. Tetapi sudah ku bilang,
akan ada yang menarik minatmu. Ku pastikan itu!” ajak Robert yakin.
Beberapa menit
kemudian, sebuah mobil mercedez mewah keluar dari pepohonan rimbun yang berada
beberapa puluh meter dari Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Mobil itu melaju
kencang diantara para kerumunan manusia dan kendaraan yang lalu lalang setelah
memasuki kawasan jalan kolektor yang berada beberapa kilometer di timur Taman
Nasional itu.
Mobil terus melaju kencang.
Hingga mencapai kota Enok, mobil mulai melambat dan membelok ke arah jalanan
sempit di antara gedung-gedung tua.
”Cih... mau ke mana
lagi kita? Ke tempat jelek seperti ini?” ujar Steve dengan mimik buruk, duduk
di sebelah Robert yang mengemudi mercedez mewah itu, ”jangan katakan...”
”Ya, kita akan
menemui Firlett.” jawab Robert santai.
”Cih... si singa
buruk rupa itu.”
”Tapi kita butuh dia.
Sang mekanis senjata. Kita akan butuh banyak senjata darinya.”
”Cukup dengan Carbine
favoritku. Sudah cukup untuk menghabisi lawan-lawan kita. Memangnya sehebat apa
musuhmu itu, hingga memaksa para kawan lamamu berkumpul.”
”Dia bukan manusia.”
”Haha.... kalau
begitu itu akan menarik. Sudah lama ku tak berhadapan dengan musuh berat.
Sebaiknya, kau pastikan musuh kali ini takkan mengecewakanku.”
”Tetapi, dia
benar-benar bukan manusia.”
”Baguslah. Bagaimana
denganmu, tuan gemuk kebanyakan mabuk?” tanya Steve segera menoleh ke Harled
yang berada di kursi penumpang belakang.
”Terserah. Apapun.
Aku dapat menggunakan sniper jenis apapun. Dan apapun. Asalkan uang sudah ada
di tanganku.” ucap Harled yang mulai berbicara.
”Cih... hanya uang
yang ada di kepalamu.” Steve menghina.
Laju mobil semakin
melambat. Mobil itu diarahkan ke bagian ujung sebuah tempat yang tertimbun
pepohonan di sana. Kini mobil tepat berhenti di sebelah pohon.
”Terserah. Kalian mau
ikut atau tidak.” ajak Robert.
”Aku tak suka wajah
menjijikkan Firlett. Aku tetap menunggu di sini.” jawab Steve.
”Aku ikut. Aku ingin
melihat koleksi senjata ilegal si singa gila itu. Dia punya banyak barang
bagus.” jawab Harled kemudian.
”Baiklah!”
Robert keluar dari
mobil itu dan berjalan di depan disusul dengan Harled yang mengikutinya. Mereka
melangkah keluar dari semak-semak yang menyembunyikan kendaraan mereka, menuju
sebuah rumah yang tampak besar di lingkungan sepi itu. Robert berhenti tepat di
depan sebuah pintu rumah yang tampak layak seperti gerbang. Robert membunyikan
bel yang berada di pinggir kanan pintu. Tiba-tiba muncul sebuah suara.
”Siapa itu?” sebuah
suara terdengar seperti dari alat komunikasi yang entah dari mana.
”Kawan lama, hai sang
singa mekanis!” jawab Robert.
”Cih... mau apa kau
ke sini, Robert?”
”Ayolah, Firlett!
Bukakan gerbang duniamu ini. Dan kita bicarakan urusan bisnis secara baik-baik
di dalam.”
”Tak ada kata baik-baik darimu.”
Tiba-tiba, secara otomatis pintu rumah itu terbuka ke kedua sisinya. Robert
segera masuk menuju ke dalam ruangan tengah yang besar dan bertingkat, yang
disebut pemiliknya sebagai ruang tamu. Walau terlalu besar untuk ruang tamu,
dan lagi ruangan itu kosong. Tak ada apapun, bahkan untuk sebuah kursi. Hanya
ada pilar-pilar untuk bersandar, dan terlihat mesin dan pajangan entah apa di
pojok ruangan yang menuju ke dalam.
”Baiklah, aku takkan basa-basi.” ucap Robert dengan keras, yang disambut
oleh Firlett. Ia muncul dari balik pintu yang berada di tingkat kedua di
seberang tempat Robert. Firlett segera menuruni tangga perlahan untuk memulai
percakapan dengan tamunya.
Harled menatapi ke sekeliling rumah, tak menghiraukan percakapan dua orang
yang ia anggap tak penting. Ia menyusuri rumah yang terbilang cukup besar itu,
mengamati rumah besar yang dipenuhi dengan berbagai barang antik yang belum
pernah ia lihat sebelumnya. Ia dapat melihat sebuah rak kayu yang terbuka. Ia
mengintip ke rak tersebut. Dan merasa terkejut dengan apa yang ia lihat.
Beberapa senjata kelas elit yang telah dimodifikasi sedemikian rupa menakjubkan
dirinya. Ia kembali menyusuri isi rumah dan dapat melihat berbagai mesin
modifikasi yang ia tak tahu apa gunanya. Ia terus berjalan menyusuri rumah itu,
hingga ia tersadar bahwa ia telah kembali ke ruang tamu.
”Baiklah. Tapi jika kau butuh senjata dan peralatan banyak yang akan
digunakan, sebaiknya kita temui Jack. Dia punya banyak senjata bagus yang dapat
digunakan. Dan beberapa punyaku yang hebat juga ada di sana.”
”Kita berangkat.” Ujar Robert segera.
”Tetapi aku juga tak suka memakai miliknya. Aku berkemas lebih dulu.”
Berselang tak lama dari itu, kini tampak dua buah mobil mewah yang kembali
melaju kencang, menyusuri jalanan setapak yang tak mulus di bawah mendungnya
sore hari. Hingga tampak bergerak di pinggiran sungai pada jalanan berbatu, tak
bisa melaju kencang atau akan terperosok ke dalam sungai. Mobil bergerak ke
arah percabangan delta di arah Pulaukijang.
@sz-fiction , sip...bagus...
ReplyDelete#wah ceritanya bersambung ya ??
yapz....
Deletelebih tepatnya berseri...
Hello friends, I liked this blog and I became a member #10. is a blog different from the others. Hugs from Brazil.
ReplyDeletehttp://novajerusalemdecristo.blogspot.com.br/
att.
DIOGO BRASIL.