Wednesday, 2 January 2013 - , 1 comments

CERMIN DUA MUARA part II – Generasi Baru, Musuh Lama

         cerita sebelumnya

Sebelumnya, jauh sebelum Knight mencoba menerobos masuk gerbang dimensi, di dunia liteirin, tepatnya di En-Ga, sedang terjadi keributan besar mengenai kematian pimpinan mereka, Kay Arin atau dengan nama Gunryou-nya adalah ShadowZ.
Para Tetua dan beberapa orang penting lain di Gunryou mengadakan rapat besar di En-Ga Court. Awalnya, pada rapat itu, banyak yang sepakat untuk mengangkat Enju sebagai pimpinan selanjutnya. Namun, Enju dengan hormat menolaknya. Menurutnya, yang pantas menjadi pimpinan selanjutnya bukanlah sahabat Kay, tetapi adalah adik Kay, yang merupakan keturunan langsung keluarga Arin.

Mereka, para anggota Gunryou, sadar bahwa keturunan Arin memang diwarisi kemampuan hebat serta bakat yang luar biasa. Bahkan, pendiri sekaligus pimpinan pertama Gunryou berasal dari keturunan Arin. Ia adalah Stavio Elva Arin atau yang lebih dikenal dengan nama ’Emperor’. Dia adalah orang yang paling berjasa dan paling dihormati di Gunryou, dia banyak berjasa dalam menyelamatkan dunia liteirin. Namanya selalu dikenang, bahkan patungnya pun menjadi maskot utama di En-Ga Court. Dan karena dia pula, menjadi gagasan akan adanya nama identitas sebagai anggota Gunryou. Maka dari itulah seluruh anggota Gunryou memiliki dua nama, yaitu nama asli dan namanya sebagai anggota Gunryou.
Tetapi, mereka semua juga sadar bahwa Mirage Knight atau yang bernama asli Stevalinn Viensta Arin, adik Kay Arin, masih terlalu muda dan belum cukup berpengalaman untuk menjadi seorang pemimpin. Oleh karenanya, untuk mengatasi hal itu, berkat usulan dari Enju untuk membentuk team khusus yang berisi anggota-anggota Gunryou berkemampuan khusus dan luar biasa, yang dimana Knight sebagai salah satu anggota yang memimpin team khusus tersebut, disertai dengan Enju yang mendampingi sekaligus membimbing Knight, sehingga diharapkan mampu melatih Knight untuk bersikap bijaksana dan berjiwa pemimpin. Atas usulan itu dan kesepakatan para Tetua, akhirnya dibentuklah  team ’Seven-Warrior’ yang beranggotakan para prajurit tangguh Gunryou.
Setelah perdebatan cukup lama, akhirnya diputuskan persetujuan final mengenai pengangkatan pimpinan Gunryou ke-4. Orang yang dipercayakan untuk memegang tahta kepemimpinan Gunryou itu adalah General Balistic, yang bernama asli Ohando Gabri Azette.
Akhirnya, setelah perundingan cukup lama, kini dibawah kepemimpinan General Balistic, Gunryou mulai bangkit membentuk kekuatan baru.
*****

Lima tahun berlalu semenjak pertarungan hebat yang mengakibatkan kerusakan berat di jalan penghubung sekaligus ikut menewaskan pimpinan Gunryou ke-3. Kini, perlahan jalan penghubung secara alami berangsur-angsur kembali terbentuk. Dan setelah mengetahui kembalinya jalan penghubung, para anggota Gunryou bergegas menjaga ketat gerbang dimensi yang berada di reruntuhan yang disebut sebagai Cyber-Gate di Eltern. Mereka tak ingin mengambil resiko akan adanya penjahat yang lolos memasuki daerah perbatasan antara dunia liteirin dengan dunia manusia, tak ingin akan adanya kerusakan kembali yang akan menciptakan ketidakseimbangan dunia.
Namun, sebelum semuanya tersadar akan kembalinya jalan penghubung, Lietro lebih dahulu tersadar akan keberadaan jalan penghubung yang telah kembali. Dan diam-diam Lietro telah menyusup memasuki jalan penghubung. Sedangkan Enju diutus memeriksa keadaan gerbang saat semua telah terlambat.
Enju, disertai beberapa anggota Gunryou yang lain, tiba di Cyber-Gate, tempat di mana gerbang dimensi dunia liteirin berada. Ia menaiki tangga kecil dengan terhampar bebatuan reruntuhan serta pilar-pilar di sekelilingnya, ia dapat menatap dua buah pilar besar yang berjejer berdiri kokoh dengan tinggi lebih dari lima meter di hadapannya. Enju melangkah perlahan, ia dapat merasakan hembusan angin disertai ada aura yang baru saja meninggalkan tempat ia berada. Enju telah tepat berada di depan dua buah pilar berjejer yang merupakan gerbang dimensi, ia merentangkan tangan ke depan dan menutup matanya perlahan, telapak tangan kirinya menyentuh gerbang. “Ada yang baru saja melewati gerbang.”
“Apa?” Tanya salah satu anggota Gunryou yang berada di belakangnya.
Enju berbalik. “Jaga tempat ini!” perintah Enju. “Jangan sampai ada satupun yang melewatinya lagi.”
”Laksanakan!” jawab para anggota Gunryou serempak.
”Aku akan berbalik untuk melapor.” ucap Enju kembali sambil melangkah cepat menjauhi Cyber-Gate.
*****

Di jalan penghubung, seorang bertubuh jangkung yang berpakaian putih serba panjang bergerak cepat ke suatu arah, ia terlihat memperhatikan ke sekeliling sambil terus bergerak, seperti sedang mencari sesuatu. Hingga ia berhenti di dataran hampa yang dikelilingi semak belukar dan pepohonan rimbun. Ia mengamati sekeliling tempat itu sembari memainkan tangannya. Ia seperti memainkan nada pada tangannya, tetapi itu jelas bahwa ia bukan sedang bermain-main. Ia sedang merasakan sebuah aura dan hawa keberadaan.
”Cih... tak ku duga, ini lebih sulit.” umpatnya. Sesekali Lietro merunduk ditumpu salah satu kakinya untuk mengusap-usap tanah dengan telapaknya. Dan beberapa kali ia melangkah seperti sedang mencari sesuatu. Hingga ia tersenyum sinis, seperti sedang menemukan sesuatu yang ia cari. ”Ini menyusahkan.” ucapnya. Kemudian, ia meletakkan telapak tangannya ke atas sebidang tanah dan menghentakkannya. Tanah yang berada di depannya meletup, menciptakan sebuah lubang. Ia dapat melihat sesuatu di dalam lubang itu, dan dengan segera ia membaca mantra kuno. Tiba-tiba kilauan terang muncul dari sesuatu di dalam tanah itu. Lambat laun, kilauan itu menjulang bagai pilar yang menembus langit.
”Urgh.... tak ku duga kau membangkitkanku, Lietro.” tiba-tiba sebuah suara terdengar dari dalam kilauan itu.
”Untuk itu, kau berhutang padaku, Robert.” ucap Lietro.
”Apa maumu?” tanya Robert.
”Huh... entahlah!”
”Cih... kau memang aneh! Kau sebenarnya juga dari dulu tak pernah berniat menjadi anak buah siapa-siapa, terlebih Grengor, bukan? Kau hanya memperalat dia.”
”Hey, hey, kau tak perlu menyinggung perihal itu lagi. Itu semua sudah lama berlalu.”
”Oh.. iyakah... ngomong-ngomong, sudah berapa lama aku tertidur?”
”Kurang lebih, mungkin lima tahun.”
”Cih... sudah selama itu? Tak ku duga.”
”Dan sekarang apa rencanamu? Apa kau ingin mencoba membangkitkan Chikara kembali?” tanya Lietro.
”Cih... aku sudah tak tertarik. Apalagi Senkou hanya memudar 50 tahun sekali. Aku tak ingin menunggu selama itu. Lagipula, ada sesuatu yang lebih ku butuhkan sekarang ini di dunia manusia.” Balas Robert diiringi senyum sinisnya.
”Terserah kau.” ucap Lietro dengan tersenyum penuh kemenangan, seperti sesuatu yang ia harapkan berjalan dengan lancar. Kemudian Robert keluar dari balik kilauan itu. Namun, ia tak seperti dahulu yang bertubuh tegap dan gagah, ia kini hanya seperti kerangka berbalut kulit. Ia keluar dengan terhuyung. Kemudian ia terjatuh di atas kedua lututnya. Kedua telapaknya ikut menyangga tubuhnya di atas tanah.
”Mungkin memang benar kau telah bangkit, Robert.” Ucap Lietro kemudian. ”Tetapi, ingatlah! kau tidaklah bangkit sebagai manusia lagi. Sekarang ini, kau tidaklah lebih seperti seekor zombie.”
”Argh, aku butuh energi.” ucap Robert lirih.
”Apa kau mau aku membawamu ke dunia liteirin.” tawar Lietro.
”Aku tak suka para liteirin itu. Aku butuh energi dari tubuh manusia. Terlebih tujuanku selanjutnya ada di dunia manusia.” balas Robert.
”Baiklah! Kau berhutang banyak padaku.”
*****

Enju tiba kembali di Cyer-Gate. Kini ia beserta Knight dan kelima seven-warrior lainnya.  Dia diserahi tugas untuk membimbing Knight menjalankan tugas pertamanya ke dunia manusia. Kini Knight mencoba kemampuannya untuk menembus gerbang dimensi. Berkat arahan dari Enju, akhirnya mereka berdua sampai ke jalan penghubung.
”Inikah jalan penghubung? Lebih buruk dari yang ku kira.” ucap Knight.
”Kita harus bergerak cepat.” perintah Enju.
”Baiklah, baiklah. Tapi bukankan di sini aku ketuanya?” balas Knight dengan nada malas.
Kemudian, mereka segera berlari cepat menuju suatu arah. Hingga Enju berhenti tiba-tiba dan berkata, ”Tunggu sebentar!”
”Ada apa?” tanya Knight. Tetapi Enju tidak menjawab, ia memperhatikan sekeliling, ia dapat merasakan hawa keberadaan seseorang yang baru saja menghilang. Kemudian Enju dapat melihat sebuah retakan membentuk lubang di atas tanah.
”Sial! Kita harus cepat.” ucap Enju yang kemudian segera berlari.
*****

Di dunia manusia, Ferdi dan Epsa telah berbalik melangkah meninggalkan bekas rumah Ferdi yang kini menjadi gudang usang. Namun, Ferdi seakan merasakan ada sesuatu di balik rumah tua itu. Tetapi ia mencoba untuk bersikap biasa dan menganggap itu hanya firasatnya saja. Kini, mereka melangkah pergi menjauhi tempat itu.

1 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

1 comment:

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^