Sebelumnya, jauh
sebelum Knight mencoba menerobos masuk gerbang dimensi, di dunia liteirin,
tepatnya di En-Ga, sedang terjadi keributan besar mengenai kematian pimpinan
mereka, Kay Arin atau dengan nama Gunryou-nya adalah ShadowZ.
Para Tetua dan beberapa
orang penting lain di Gunryou mengadakan rapat besar di En-Ga Court. Awalnya,
pada rapat itu, banyak yang sepakat untuk mengangkat Enju sebagai pimpinan
selanjutnya. Namun, Enju dengan hormat menolaknya. Menurutnya, yang pantas
menjadi pimpinan selanjutnya bukanlah sahabat Kay, tetapi adalah adik Kay, yang
merupakan keturunan langsung keluarga Arin.
Mereka, para anggota
Gunryou, sadar bahwa keturunan Arin memang diwarisi kemampuan hebat serta bakat
yang luar biasa. Bahkan, pendiri sekaligus pimpinan pertama Gunryou berasal
dari keturunan Arin. Ia adalah Stavio Elva Arin atau yang lebih dikenal dengan
nama ’Emperor’. Dia adalah orang yang paling berjasa dan paling dihormati di
Gunryou, dia banyak berjasa dalam menyelamatkan dunia liteirin. Namanya selalu
dikenang, bahkan patungnya pun menjadi maskot utama di En-Ga Court. Dan karena
dia pula, menjadi gagasan akan adanya nama identitas sebagai anggota Gunryou.
Maka dari itulah seluruh anggota Gunryou memiliki dua nama, yaitu nama asli dan
namanya sebagai anggota Gunryou.
Tetapi, mereka semua
juga sadar bahwa Mirage Knight atau yang bernama asli Stevalinn Viensta Arin,
adik Kay Arin, masih terlalu muda dan belum cukup berpengalaman untuk menjadi
seorang pemimpin. Oleh karenanya, untuk mengatasi hal itu, berkat usulan dari Enju
untuk membentuk team khusus yang berisi anggota-anggota Gunryou berkemampuan
khusus dan luar biasa, yang dimana Knight sebagai salah satu anggota yang
memimpin team khusus tersebut, disertai dengan Enju yang mendampingi sekaligus
membimbing Knight, sehingga diharapkan mampu melatih Knight untuk bersikap
bijaksana dan berjiwa pemimpin. Atas usulan itu dan kesepakatan para Tetua,
akhirnya dibentuklah team
’Seven-Warrior’ yang beranggotakan para prajurit tangguh Gunryou.
Setelah perdebatan
cukup lama, akhirnya diputuskan persetujuan final mengenai pengangkatan
pimpinan Gunryou ke-4. Orang yang dipercayakan untuk memegang tahta
kepemimpinan Gunryou itu adalah General Balistic, yang bernama asli Ohando Gabri Azette.
Akhirnya, setelah
perundingan cukup lama, kini dibawah kepemimpinan General Balistic, Gunryou
mulai bangkit membentuk kekuatan baru.
*****
Lima tahun berlalu
semenjak pertarungan hebat yang mengakibatkan kerusakan berat di jalan penghubung
sekaligus ikut menewaskan pimpinan Gunryou ke-3. Kini, perlahan jalan
penghubung secara alami berangsur-angsur kembali terbentuk. Dan setelah
mengetahui kembalinya jalan penghubung, para anggota Gunryou bergegas menjaga
ketat gerbang dimensi yang berada di reruntuhan yang disebut sebagai Cyber-Gate
di Eltern. Mereka tak ingin mengambil resiko akan adanya penjahat yang lolos
memasuki daerah perbatasan antara dunia liteirin dengan dunia manusia, tak
ingin akan adanya kerusakan kembali yang akan menciptakan ketidakseimbangan
dunia.
Namun, sebelum
semuanya tersadar akan kembalinya jalan penghubung, Lietro lebih dahulu
tersadar akan keberadaan jalan penghubung yang telah kembali. Dan diam-diam
Lietro telah menyusup memasuki jalan penghubung. Sedangkan Enju diutus
memeriksa keadaan gerbang saat semua telah terlambat.
Enju, disertai
beberapa anggota Gunryou yang lain, tiba di Cyber-Gate, tempat di mana gerbang
dimensi dunia liteirin berada. Ia menaiki tangga kecil dengan terhampar
bebatuan reruntuhan serta pilar-pilar di sekelilingnya, ia dapat menatap dua buah
pilar besar yang berjejer berdiri kokoh dengan tinggi lebih dari lima meter di
hadapannya. Enju melangkah perlahan, ia dapat merasakan hembusan angin disertai
ada aura yang baru saja meninggalkan tempat ia berada. Enju telah tepat berada di
depan dua buah pilar berjejer yang merupakan gerbang dimensi, ia merentangkan
tangan ke depan dan menutup matanya perlahan, telapak tangan kirinya menyentuh
gerbang. “Ada yang baru saja melewati gerbang.”
“Apa?” Tanya salah
satu anggota Gunryou yang berada di belakangnya.
Enju berbalik.
“Jaga tempat ini!” perintah Enju. “Jangan sampai ada satupun yang melewatinya
lagi.”
”Laksanakan!” jawab
para anggota Gunryou serempak.
”Aku akan berbalik untuk
melapor.” ucap Enju kembali sambil melangkah cepat menjauhi Cyber-Gate.
*****
Di jalan penghubung, seorang
bertubuh jangkung yang berpakaian putih serba panjang bergerak cepat ke suatu
arah, ia terlihat memperhatikan ke sekeliling sambil terus bergerak, seperti
sedang mencari sesuatu. Hingga ia berhenti di dataran hampa yang dikelilingi
semak belukar dan pepohonan rimbun. Ia mengamati sekeliling tempat itu sembari
memainkan tangannya. Ia seperti memainkan nada pada tangannya, tetapi itu jelas
bahwa ia bukan sedang bermain-main. Ia sedang merasakan sebuah aura dan hawa
keberadaan.
”Cih... tak ku duga,
ini lebih sulit.” umpatnya. Sesekali Lietro merunduk ditumpu salah satu kakinya
untuk mengusap-usap tanah dengan telapaknya. Dan beberapa kali ia melangkah
seperti sedang mencari sesuatu. Hingga ia tersenyum sinis, seperti sedang
menemukan sesuatu yang ia cari. ”Ini menyusahkan.” ucapnya. Kemudian, ia
meletakkan telapak tangannya ke atas sebidang tanah dan menghentakkannya. Tanah
yang berada di depannya meletup, menciptakan sebuah lubang. Ia dapat melihat
sesuatu di dalam lubang itu, dan dengan segera ia membaca mantra kuno.
Tiba-tiba kilauan terang muncul dari sesuatu di dalam tanah itu. Lambat laun, kilauan
itu menjulang bagai pilar yang menembus langit.
”Urgh.... tak ku duga
kau membangkitkanku, Lietro.” tiba-tiba sebuah suara terdengar dari dalam
kilauan itu.
”Untuk itu, kau
berhutang padaku, Robert.” ucap Lietro.
”Apa maumu?” tanya
Robert.
”Huh... entahlah!”
”Cih... kau memang
aneh! Kau sebenarnya juga dari dulu tak pernah berniat menjadi anak buah
siapa-siapa, terlebih Grengor, bukan? Kau hanya memperalat dia.”
”Hey, hey, kau tak
perlu menyinggung perihal itu lagi. Itu semua sudah lama berlalu.”
”Oh.. iyakah...
ngomong-ngomong, sudah berapa lama aku tertidur?”
”Kurang lebih, mungkin
lima tahun.”
”Cih... sudah selama
itu? Tak ku duga.”
”Dan sekarang apa
rencanamu? Apa kau ingin mencoba membangkitkan Chikara kembali?” tanya Lietro.
”Cih... aku sudah tak
tertarik. Apalagi Senkou hanya memudar 50 tahun sekali. Aku tak ingin menunggu
selama itu. Lagipula, ada sesuatu yang lebih ku butuhkan sekarang ini di dunia
manusia.” Balas Robert diiringi senyum sinisnya.
”Terserah kau.” ucap
Lietro dengan tersenyum penuh kemenangan, seperti sesuatu yang ia harapkan
berjalan dengan lancar. Kemudian Robert keluar dari balik kilauan itu. Namun,
ia tak seperti dahulu yang bertubuh tegap dan gagah, ia kini hanya seperti
kerangka berbalut kulit. Ia keluar dengan terhuyung. Kemudian ia terjatuh di
atas kedua lututnya. Kedua telapaknya ikut menyangga tubuhnya di atas tanah.
”Mungkin memang benar
kau telah bangkit, Robert.” Ucap Lietro kemudian. ”Tetapi, ingatlah! kau
tidaklah bangkit sebagai manusia lagi. Sekarang ini, kau tidaklah lebih seperti
seekor zombie.”
”Argh, aku butuh energi.”
ucap Robert lirih.
”Apa kau mau aku
membawamu ke dunia liteirin.” tawar Lietro.
”Aku tak suka para
liteirin itu. Aku butuh energi dari tubuh manusia. Terlebih tujuanku
selanjutnya ada di dunia manusia.” balas Robert.
”Baiklah! Kau
berhutang banyak padaku.”
*****
Enju tiba kembali di
Cyer-Gate. Kini ia beserta Knight dan kelima seven-warrior lainnya. Dia diserahi tugas untuk membimbing Knight
menjalankan tugas pertamanya ke dunia manusia. Kini Knight mencoba kemampuannya
untuk menembus gerbang dimensi. Berkat arahan dari Enju, akhirnya mereka berdua
sampai ke jalan penghubung.
”Inikah jalan
penghubung? Lebih buruk dari yang ku kira.” ucap Knight.
”Kita harus bergerak
cepat.” perintah Enju.
”Baiklah, baiklah.
Tapi bukankan di sini aku ketuanya?” balas Knight dengan nada malas.
Kemudian, mereka
segera berlari cepat menuju suatu arah. Hingga Enju berhenti tiba-tiba dan
berkata, ”Tunggu sebentar!”
”Ada apa?” tanya Knight.
Tetapi Enju tidak menjawab, ia memperhatikan sekeliling, ia dapat merasakan
hawa keberadaan seseorang yang baru saja menghilang. Kemudian Enju dapat
melihat sebuah retakan membentuk lubang di atas tanah.
”Sial! Kita harus
cepat.” ucap Enju yang kemudian segera berlari.
*****
Di dunia manusia, Ferdi
dan Epsa telah berbalik melangkah meninggalkan bekas rumah Ferdi yang kini
menjadi gudang usang. Namun, Ferdi seakan merasakan ada sesuatu di balik rumah
tua itu. Tetapi ia mencoba untuk bersikap biasa dan menganggap itu hanya
firasatnya saja. Kini, mereka melangkah pergi menjauhi tempat itu.
Blogwalking bro...
ReplyDelete