Sebut saja dia
Reno. Bocah kelas 2 di SMA yang terletak di sebuah pinggiran kota, yang dianggap aneh oleh teman-teman satu sekolahnya.
Bocah yang selalu dianggap aneh, ceroboh, berkelainan jiwa, bodoh, tetapi sok
pintar. Bagaimana tidak? Bocah yang mengambil jurusan IPA, tetapi selalu
mendapat nilai jelek dalam pelajaran-pelajaran bidang IPA, bukan hanya itu,
tetapi juga dalam berbagai bidang mata pelajaran yang lainnya. Tetapi dalam
setiap tugas, ulangan, ujian, atau apapun itu, di saat teman-temannya yang lain
sibuk mondar-mandir ke sana kemari untuk memperoleh jawaban, alias menyontoh,
si Reno ini hanya terdiam sepi di bangkunya untuk berusaha menjawab apa yang
ada seorang diri, tanpa menghiraukan yang lain. Tetapi apa hasilnya? Nilainya
buruk, ya buruk, jelek, dan parah deh pokoknya. Itulah mengapa teman-temannya
menganggapnya aneh dan bodoh, tetapi sok pintar.
Reno, seorang
anak yang sulit bergaul dan tidak ada yang mau bergaul dengannya. Seorang diri
yang pendiam, bahkan di sekolahnya sekalipun ia jarang sekali terlihat
berkumpul dengan teman-teman satu sekolahnya. Ke mana-mana seorang diri, hingga
ia pulang sekolah dan masuk ke rumah yang tak terlalu jauh dari sekolahnya.
Teman-temannya pun tak ada pernah melihatnya keluar dari rumah setelah ia
pulang sekolah, rumahnya tetutup dan entah apa yang dilakukannya di dalam
rumahnya itu.
Jika biasanya
seorang anak yang jarang keluar rumah diidentifikasikan untuk seorang anak
pintar yang menghabiskan waktu sehari-harinya untuk belajar, tidak begitu
dengan si Reno ini. Dia bukanlah anak pintar, bahkan jauh dari itu.
Teman-temanya sendiri tak mengerti, sebenarnya apa yang dilakukan Reno di dalam
rumahnya. Apakah ia seharian hanya tiduran saja seperti kuda nil, ataukah
otaknya benar-benar tumpul, sehingga belajar sekeras apapun, hasilnya sama
saja.
Bukan sampai di
situ saja keanehan si Reno ini. Ia juga sehari-hari di sekolahnya suka membawa
kamera untuk jepret sana jepret sini. Tetapi jelas, si Reno bukanlah seorang
fotografer ataupun seorang cameraman. Bagaimana tidak? Kamera yang ia bawa
hanyalah kamera usang yang jadul banget, bahkan juga, hasil jepretannya
terlihat sekali seperti hasil foto amatiran, tak tampak jelas dan fokus
gambarnya pun buruk sekali. Itulah mengapa teman-temannya sering menertawakan
foto hasil jepretannya. Entahlah, untuk apa foto-foto jeleknya itu.
Tetapi
sebenarnya, Reno bukanlah anak yang nakal, malahan sebaliknya, ia suka membantu
teman-temannya, meskipun banyak kecerobohan yang ia lakukan. Seringkali suatu
hal yang ia ingin lakukan demi kebaikan orang lain, malah disalah-sangka oleh
teman-temannya dan hanya menjadi suatu perihal yang tampak buruk dihadapan
teman-temannya.
Entah, tidak
ada temannya yang mengerti dengan makhluk aneh satu ini. Makhluk dari mana dan
bagaimanakah si Reno ini? Tak ada yang mengerti.
Bagian pembukaan dan perkenalan tokoh yang cukup detail. Lanjut nulisnya, lanjut bacanya ...
ReplyDeletehehe.... ok, kang....
DeleteLANJUT!!!
asem meh podo karo karakterku.
ReplyDeleteoh.. mosok seh...
Delete