Sunday, 22 April 2012 - , 0 comments

SENTUHAN MALAM part XII – Pertaruhan Terakhir




Setelah menghadapi berbagai rintangan seorang diri, akhirnya ku berjumpa dengan Grengor. Kami pun langsung bertarung habis-habisan. Tapi, Grengor jauh lebih unggul dariku. Aku berkali-kali terkena serangan telak darinya. Dan pada akhirnya aku pun telah tak bertenaga lagi. Ku hanya bisa bersandar pada sebatang pohon. Grengor melangkah mendekatiku. Aku pun mendongakkan wajahku, menatap lurus ke wajahnya yang mengerikan, dan sepertinya tak berperasaan. Aku hanya bisa lemas dan pasrah.
”Selesai semua, bocah.” Ucap Grengor.
”Berakhir...?”
+++++++++++++++++++++++++++


Kalah… Benar-benar kalah telak ku dari Grengor. Kemampuan kami memang berbeda jauh. Walau dengan pedang ini pun ku tak mampu mengimbanginya. Kini, ku hanya bisa bersandar di sebatang pohon sambil menatapnya. Ia sudah berada tepat di depanku. Seperti siap melancarkan serangannya yang terakhir.
”Berakhir...?” hanya itu yang mampu terucap olehku. Apakah semua ini benar-benar berakhir? Di sini? Itu saja yang terpikirkan olehku. Kemudian ku menatap ke angkasa. Menantikan saat-saat terakhirku.
”Sudah selesai.” tangan kiri Grengor terlihat melesat ke arahku.
”YA!! SUDAH SELESAI!” tiba-tiba terdengar suara Robert yang mendengung keras di telingaku. Suaranya terdengar seperti senang. Serangan Grengor yang siap menghunus tubuhku tiba-tiba berhenti. Ia berbalik dan menatap ke atas, ke arah Robert berada. Ku dapat melihat sesuatu yang gelap berputar melingkar, yang sebelumnya disebut dark-sanctum, kini telah terbuka dengan lebar. Ku dapat melihat sesuatu keluar dari dark-sanctum.
”Khahaha....” tawa Robert membahana. ”Akhirnya... akhirnya ku mendapatkannya. Selesai semuanya.” tangan kanan Robert perlahan bergerak ke atas, mencoba menggapai sesuatu yang keluar dari dark-sanctum.
”Itukah... chikara?” Grengor berkata dengan pelan seakan membisik. Dan tiba-tiba ia menghilang dari pandanganku.
”Khahaha.... sebentar lagi aku akan mendapat kebangkitannya.” Robert terus terlihat girang.
”Tidak secepat itu.” Robert terkejut, tiba-tiba Grengor sudah berada di sebelahnya.
”Apa yang kau lakukan, Grengor?” tanya Robert. Namun Grengor tak menjawab, ia segera menebaskan tangan kirinya ke arah Robert, sehingga Robert terpelanting jatuh ke kaki bangungan.
”Jih... kau kira aku akan menyerahkan barang berharga seperti chikara ini kepada manusia bodoh sepertimu?” ujar Grengor sembari mencoba menggapai sesuatu yang keluar dari dark-sanctum dengan tangan kanannya.
”Khuhuhu...” tiba-tiba Robert tertawa begitu saja.
”Apanya yang lucu.” jawab  Grengor sinis.
Kemudian Robert mengambil sebuah pedang pendek dari dalam jasnya sembari berkata, ”Sudah kuduga.” Ia memegang gagang pedang dengan tangan kanannya, lalu ia seperti mengusap bilah pedang dengan telapak tangan kirinya sambil mengatakan sesuatu, atau .... lebih tepatnya membaca sebuah mantra.
Tiba-tiba raut muka Grengor seperti terkejut. ”Jangan-jangan ....”
Robert selesai membaca mantranya dan berkata, ”Kau kira siapa yang memberikan kekuatan itu padamu..”
”Sial.... ARRRGGGHHH....!!!!” tiba-tiba Grengor berteriak sangat keras dengan mulut membuka ke atas dan kedua tangannya memegang kepalanya.
”Inilah Silffer. Sebuah pedang yang mampu menggandakan kekuatan.” Robert terdiam sejenak, dan di atas bangunan tampak pemandangan Grengor yang seperti sedang kesakitan, tubuhnya terlihat semakin mengkerut, seperti ada sesuatu yang terserap darinya. Kemudian Grengor seperti tak dapat menahannya lagi, ia jatuh dan berguling-guling di atas permukaan bangunan hingga terjerembab ke atas tanah.
”Aku menggunakan kemampuan pedang ini padamu untuk menggandakan kekuatanmu, sehingga kekuatanmu akan cukup sebagai pelindung bagiku.” Lanjut Robert. ”Dan kau kira ku sebodoh itu? Membiarkanmu begitu saja? Aku sudah menyangka hal ini akan terjadi.” Robert menghela nafas. ”Dan ketika aku sudah tak membutuhkanmu, aku dapat mencabut kembali kekuatan yang telah kuberikan padamu.”
”Fuh... fh.. fuh...” Grengor mencoba bangkit dan mengatur nafasnya. Tapi.... kini tubuhnya berbeda, tak seperti sebelumnya yang memiliki tubuh besar dan terlihat kuat, kini Grengor hanya tampak seperti makhluk kurus kering dengan cakar-cakar cukup tajam pada jari-jari tangannya. Bahkan tangan kirinya yang besar itu kini menyusut menjadi seperti tulang tangan yang hanya dibungkus dengan kulit tebal, dan ukuran kedua tangannya pun kini sama besar. Pada wajahnya juga terlihat tonjolan-tonjolan seperti tulangnya, bahkan wajahnya yang sekarang terlihat jauh lebih buruk dari sebelumnya.
”Dengan kekuatan asliku sudah cukup untuk membunuhmu.” Grengor lekas berkata setelah mengatur nafasnya. ”Dan setelah ini aku akan segera mendapatkan kekuatan yang sesungguhnya. Grengor merangsek maju ke arah Robert dan mengarahkan cakar ditangan kanannya ke tangan kanan Robert, berusaha melemparkan pedang yang Robert genggam, namun genggaman Robert terlalu erat.
Robert membalas serangan, ia menendang perut Grengor. Grengor melompat mundur dan segera menjuruskan serangan kembali. Robert menelak pukulan Grengor dan mencoba membalas serangan dengan mengibaskan pedangnya ke arah Grengor. Namun Grengor berhasil menghindarinya dan kembali membalas serangan.
Terjadi pertarungan sengit diantara mereka. Mereka saling menyerang dan membalas antara satu dengan yang lain. Mereka berdua terlihat tak mau mengalah. Tetapi, dengan kondisi tubuh Grengor yang sekarang, tampak bahwa Robert lebih unggul dari Grengor. Tubuhnya yang tegap dan gagah terlihat lebih kuat dari Grengor yang sekarang.
Grengor menyadari akan hal itu. Ia melompat mundur beberapa kali. ”Tak ada gunanya.” ucapnya lirih. Kemudian ia menatap ke puncak bangunan, dimana dark-sanctum berada. Robert mengetahui maksud dari Grengor. Lalu, Grengor yang berlari menuju puncak bangunan segera dibarengi oleh Robert.
Grengor berlari dengan cepat, kemudian menjulurkan tangannya ke atas, berusaha menggapai sesuatu yang keluar dari dark-sanctum. Jaraknya hanya dua-tiga meter lagi. Namun, Robert lekas melompat ke arah Grengor dan menyarangkan hantaman tangan kirinya ke pipi kiri Grengor. Mereka berdua terjatuh dan terguling-guling ke bawah. Pada tingkat kesebelas dari tumpukan bangunan itu, terhitung dari bawah, Robert berhasil berguling bangkit dan menyeimbangkan tubuhnya. Sedangkan Grengor berhasil berdiri pada tingkat kesembilan. Robert berlari ke puncak mendahului Grengor.
Fuh... dari tadi aku hanya melihat pertarungan mereka dari bawah sini. Ya, memang apa yang harus ku lakukan? Mereka berdua sama-sama musuh, dan saling bertarung atas keinginan mereka sendiri. Jadi, apa yang harus ku lakukan? Ku termenung sejenak. Haruskah ku ikut bagian dalam pertarungan mereka? Tapi kemampuanku..... Bahkan aku telah dihajar habis-habisan oleh Grengor. Tapi.... bukankah kekuatan Grengor yang sekarang sudah melemah? Dan lagi Robert hanya manusia.
Tiba-tiba mataku teralihkan kembali ke puncak bangunan. Ku melihat Robert hampir menggapai dark-sanctum. Jaraknya hanya lima meter lagi.
”Ya.” ucapku sembari berlari ke arah bangunan. Kemudian ku menggenggam gagang pedangku dengan kedua tangan dan lekas menebaskan pedangku dari bawah hingga memercikkan kilatan yang mengarah pada bangunan.
DHUAAARRR!!!
Terdengar ledakan dahsyat ketika kilatan itu menghancurkan sebagian pinggiran bangunan. Dan kedua makhluk yang berada di atas bangunan itu segera terlempar ke atas tanah. Ku berhenti berlari dan menghalangi pandanganku dengan telapak tangan kananku dari bongkahan-bongkahan kecil yang terlempar akibat ledakan.
Baiklah. Ini kesempatanku. Aku berlari kembali, ku menaiki bangunan itu. Aku hanya perlu menghancurkan dark-sanctum itu bukan? Dan tugasku selesai? Ku membatin dalam hati.
”Sial!” ujar Robert. Ia berlari mengejarku. Tetapi tiba-tiba Grengor datang mencengkeram Robert. ”Bodoh apa yang kau lakukan?” Grengor tak menghiraukan ucapan Robert. Ia membanting Robert hingga terperosok di atas tanah.
”Bodoh!!!” maki Robert. ”Bocah itu...” Grengor benar-benar tak menghiraukannya dan lekas berlari menuju arahku. Larinya lebih cepat dariku, tiba-tiba saja ia sudah berlari di sampingku, kemudian melompat ke arahku dan menghajar tubuhku. Ku terjatuh di tempat. Grengor kini sudah berada di depan tempatku terjatuh.
”Sampai sini saja, bocah!” Grengor menghujamkan cakarannya ke arahku. Tetapi tiba-tiba serangannya terhenti. Ia memuncratkan darah dari mulutnya. Ku melihat tubuhnya telah tertembus oleh sebilah pedang. Aku dapat melihat Robert berada di belakang Grengor. Ia mencabut pedangnya dan menendang tubuh Grengor hingga terjungkal jauh ke bawah bangunan.
”Kau telah berhutang nyawa padaku.” Ucap Robert. ”Seharusnya kau berterimakasih padaku. Tapi itu tak perlu, cukup duduk tenang saja di situ dan saksikanlah sebuah sejarah baru akan dimulai.”
”Fuh... lagipula aku tak suka dengan para liteirin itu.” Lanjutnya sambil berjalan menuju dark-sanctum. ”Sebuah sejarah baru akan dimulai disini. Aku akan menjadi raja yang menguasai kedua dunia. Dan aku akan menjadikan kau sebagai tangan kanan setiaku. Itu adalah sebuah kehormatan dan kemuliaan bagimu. Dan kau akan ku beri wewenang untuk melakukan apa saja pada para liteirin bodoh itu. Kau patut untuk berterimakasih yang sebesar-besarnya untuk itu. Khahaha...” tawanya menggelegar saat ia sudah tepat berada di depan dark-sanctum.
”Tak sudi.” ku berusaha bangkit sekali lagi. ”Lebih baik ku mati saja disini daripada menjadi prajurit hina bersamamu.” ku berkata sembari memutar-mutar pedangku di atas kepalaku. Kemudian ku menebaskan ke depan dengan keras hingga menghasilkan kilatan menakjubkan yang jauh lebih dahsyat dari sebelumnya.
Kilatan Elgrad mengarah ke Robert. Tetapi dengan entengnya ia melompat ke samping dan menghindarinya.
”Terserah.” tiba-tiba Robert sudah berada dibelakangku sembari memegangku dan siap menghunuskan pedangnya ke leherku. ”Jika itu maumu, bocah!”
”Terserah, dari awal aku tak berniat mengarahkan seranganku padamu.”
”APA???”
”Tugasku hanya menghentikan ritual ini, jika ku tak salah ingat. Jadi....”
”Bodoh!!!” Robert memotong pembicaraan dan melepaskan pegangannya. Ia terkejut melihat kilatan itu mengarah pada dark-sanctum. ”Sial, apa yang kau lakukan?” dia menatapku dengan pandangan kejam, kemudian lekas berlari ke arah dark-sanctum.
”Yah... ini pertaruhan... dengan sisa tenagaku.” jawabku dengan nafas memburu. Tak dapat dipungkiri lagi, mengayunkan pedang besar itu sungguh melelahkan, terlebih dengan kondisi yang sekarang. Ku kerahkan sisa tenaga yang masih ada. Entah, bagaimana setelah ini... Tubuhku pun roboh di atas kedua lututku. Ah..
”SIALLL!!!” ia menjulurkan tangan kanannya ke depan.
Kilatan berhasil menghantam dark-sanctum dan menghasilkan ledakan dahsyat yang menghempaskan apapun di sekitarnya. Termasuk aku.
”BODOH!” ucap Robert sembari berbalik ke arahku dan tiba-tiba tubuhnya terhempas oleh ledakan yang berasal dari dark-sanctum. Ia segera terduduk di atas tanah dan menatap ke puncak bangunan sembari berkata, ”Kau hendak membunuh dan menghancurkan segalanya yang ada di dark-sanctum?!?!?”
”Aku hanya melakukan apa yang ku kira perlu dilakukan.” Jawabku heran.
”BODOH!!! Kau kira kau melakukan hal benar? Kau melakukan kesalahan besar.” Tiba-tiba Robert berusaha bangkit dan berlari menjauhi bangunan menuju kedalam rimbunan pepohonan.
”Apa?” Entah, aku tak mengerti. Apa? Sebenarnya apa yang akan terjadi? Ditengah keherananku, tiba-tiba ku menatap ke arah puncak bangunan, tampak sesuatu yang aneh sedang terjadi. Apa...?


0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^