Terdengar alunan merdu burung-burung kecil yang diiringi sayupan pepohonan rindang menyelimuti suasana pagi yang cerah ini. Dan aku hanya berbaring di dalam rumah menyaksikan acara di televisi. Ya, ini hari minggu, hari libur. Ku bersantai dari hari sekolah yang panjang selama seminggu. Jari-jemariku berdansa di atas remote hitam yang ku pegang. Entah apa yang hendak ku tonton, sepertinya acara di televisi membosankan semuanya. “Huam....” sesekali ku menguap. Walau telah tidur semalaman, tapi ku masih mengantuk. Ditambah lagi dengan rasa sakit di dadaku. Rasa sakitnya sangat terasa. Entah apa penyebabnya. Mana mungkin gara-gara mimpi malam tadi. Tidak, tidak mungkin. Hal seperti itu hanya khayalan anak kecil.
Ku putuskan untuk beranjak dari depan televisi itu dan pergi keluar mencari angin segar. Mungkin ku bisa temukan teman untuk mengisi waktu luangku.
*****
Tak banyak yang ku lakukan di hari libur ini. Tiba-tiba saja langit sudah gelap, menandakan malam telah kembali menyelimuti. Sungguh, waktu tak terasa.
Fuh... setelah melakukan hal yang biasa-biasa saja, akhirnya ku kembali memasuki kamar, melihat buku pelajaran dan juga jadwal untuk besok. Ternyata, aku lupa. Ada PR untuk besok. Lekas saja ku ambil buku tugas dan tentu juga bolpoinku. Ku mengerjakan PR sambil berbaring terlungkup di atas tempat tidurku. Hemh.... bukan soal yang sulit. Dengan lihainya ku mengayunkan bolpoinku di atas buku tugasku. Beberapa soal telah selesai. Rasanya lelah juga, tapi terus ku kerjakan saja. Belum sampai selesai seluruhnya, ternyata ku telah terlelap...
------------------------------
Uhuk.... ku berdahak kecil. Ku terbangun dari tidur pulasku dalam posisi yang terlungkup. Ya, tentu saja. Aku tadi malam tertidur ketika mengerjakan PR dengan posisi terlungkup. Tapi, tunggu dulu, bukankah seharusnya aku menindihi buku tugas tersebut di atas tempat tidurku yang lembut? Tapi kenapa sekarang bagian bawah ini rasanya kasar sekali, seperti di.. tanah...... Ku mendongakkan kepalaku, melihat apa yang sebenarnya terjadi. Aku terkejut ketika melihat bahwa aku telah berada di tempat yang dimana aku kemarin malam berada, dalam mimpiku. Dan juga pria aneh tersebut. Sial. Sepertinya ku mimpi buruk lagi. Ku berusaha membangunkan diriku, namun tak juga bangun.
”Jih... begitu saja roboh. Tak ku sangka manusia itu begitu lemah. Apa yang ditakutkan Robert itu. Cih... memang dasar manusia.” orang itu berkata di tengah kebingungan pikiranku.
Ku berusaha membalikkan tubuhku untuk mendudukkan diri di atas tanah. Dan ku mencoba memberanikan diri untuk berbicara, ”Apa yang sebenarnya hendak kalian rencanakan?”
”Apa pedulimu?” jawabnya sambil mengangkat tangan kanannya dengan posisi siap menyabet seperti sebelumnya.
Kakiku bergemetar. Lagi-lagi aku harus merasakan ’pukulan tak terlihat’nya. Ku berusaha terlihat berani dan siap untuk merasakan sakitnya. Namun, tetap saja ku merasa bergemetar. Ku putuskan untuk bergerak mundur saja, mungkin saja serangannya akan meleset atau setidaknya rasa sakitnya berkurang jika cukup jauh. Jarakku dengannya sudah sekitar empat meter lebih. Mungkin ’pukulan tak terlihat’nya tak akan sampai padaku, pikirku.
Sempat ku berpikir, kenapa ia menggunakan tangan kanannya untuk melakukan ’pukulan tak terlihat’ itu? Bukannya tangan kirinya yang berukuran jauh lebih besar itu. Ah, ku buang pikiran itu jauh-jauh, tangan kanannya yang lebih kecil saja sakit sekali, apalagi tangan kirinya.
Kemudian, ia benar-benar menyabetkan tangan kanannya. Akan tetapi, belum selesai ia menyabetkan tangannya, tiba-tiba tangannya terpental seperti ada yang menghalaunya.
”Ternyata benar, kau telah masuk ke sini, ShadowZ.” tiba-tiba pria itu berbicara, tapi jelas bukan berbicara padaku. ShadowZ? Siapa pula? Ku menoleh ke sekeliling, mencari dengan siapa dia berbicara. Tapi ku tak melihat siapapun.
”Lama tak jumpa Grengor. Sepertinya tubuhmu berubah total. Apakah manusia itu yang mengubahmu?” ku mendengarnya suara seorang pria, dan kemudian ku melihatnya berdiri tegap di atas dahan pohon di sebelah kiri di depanku. Orang ini menggunakan pakaian serba hitam. Tubuhnya sama sekali tak terlihat, terbungkus balutan hitam. Bahkan, mulutnya pun tertutup masker hitam. Dan terlihat juga dua bilah pedang yang menyilang di balik pinggangnya. Memangnya dia ninja, pikirku.
”Kau tak perlu tau. Yang pasti aku mendapatkan kekuatan menakjubkan dan sebentar lagi aku akan mendapatkan kekuatan yang tak terbayangkan.” kata pria yang dipanggil Grengor tersebut.
Kemudian orang yang dipanggil ShadowZ ini melompat turun dari dahan pohon dengan lompatan ringan, seperti ada angin yang membantunya, sehingga ia turun dengan lembut hingga menyentuh tanah. Kemudian ia berkata, ”Mau-maunya kau diperbudak manusia seperti itu...”
”Diam kau...” bentak Grengor. ”Kau kira aku sudi diperintah olehnya. Akulah yang akan memanfaatkannya. Jika sudah saatnya kau akan mengetahuinya.”
”Bagiku sama saja. Hanya karena dia dapat melakukan itu, kau rela jadi peliharaannya.”
”Tak usah banyak bicara. Kau sendiri melakukan hal yang sama sekali tak ada untungnya bagimu.” dengan segera Grengor menyabetkan tangan kanannya ke arah ShadowZ. Namun ShadowZ hanya memiringkan sedikit tubuhnya ke kanan.
Grengor merengsek maju. Tangan kirinya ia posisikan di belakang dan tangan kanannya seperti hendak menerkam ke depan. Ketika tepat di dekat ShadowZ, ia meluncurkan tangan kirinya ke perut ShadowZ. Namun, serangannya terhalang oleh sebilah pedang yang –bahkan ku tak sempat melihat– dikeluarkan oleh ShadowZ. Kemudian, dengan tangan kirinya yang masih kosong, ShadowZ mengambil sebilah pedang yang satunya dan menghunuskannya ke arah Grengor. Grengor melompat ke belakang, secara bersamaan ShadowZ menarikan kedua pedangnya dan mengeluarkan kilatan dari kedua pedangnya hingga Grengor tersentak ke belakang, menabrak pohon dibelakangnya. Dengan sigap ShadowZ melompat ke udara dan berputar ke atas dengan kedua pedangnya, kemudian menjatuhkan diri ke tanah, hingga mengeluarkan kilatan besar dari tanah ke arah Grengor. Grengor membentengi dirinya dengan tangan kirinya yang besar. Kemudian langsung menyabetkan tangan kirinya ke bawah, menghasilkan percikan api yang mengarah pada ShadowZ. Tapi ShadowZ berhasil menghindarinya, dan percikan itu mengenai pohon besar yang di belakang ShadowZ tadi. Pohon besar itu roboh ke depan, ShadowZ melompat ke samping lagi untuk menghindarinya. Tapi pohon itu terlalu besar, kini pohon itu mengarah menuju Grengor. Dengan segera Grengor menahan robohan pohon itu dengan tangan kirinya, hingga pohon itu menancap pada kuku-kuku besar di tangan kirinya. Kemudian Grengor mengangkat tangan kirinya dan melempar pohon itu ke arah ShadowZ. ShadowZ melompat-lompat ke atas di pohon sekitarnya untuk menghindari pohon besar yang telah dilemparkan. Pohon besar itu menabrak pepohonan yang lain dan merobohkan pepohonan di sekitar. Termasuk pohon-pohon yang dilompati ShadowZ
Uh, ku mencoba menghalau mataku dari debu dan hempasan lain yang ditimbulkan dari robohan-robohan pepohonan.
Ketika kondisi telah memungkinkanku untuk melihat, ternyata aku sudah tak melihat lagi kedua sosok tersebut. Kemudian aku mendengar sesuatu menabrak pohon dengan bertubi-tubi. Ku mencari-cari asal suara tersebut. Dan aku melihat ShadowZ melesat jatuh ke arah pepohonan yang roboh. Tapi dengan segera ShadowZ melompat ke udara dan menyerang Grengor yang berada di salah satu cabang pohon yang masih berdiri tegak dan di saat itu pula Grengor pun melompat ke arah ShadowZ. Mereka saling beradu antara pedang dengan kuku-kuku yang besar. Dan keduanya saling melompat berlawanan arah dan menyentuh tanah. Dengan segera ShadowZ merentangkan kedua tangannya dan memutar kedua tangannya ke arah yang berbeda, tangan kanannya berputar ke atas dan tangan kirinya ke bawah. Dengan begitu dapat dilihat pedang di tangan kanannya menuju lurus ke atas dan pedang di tangan kirinya menuju lurus ke tanah. Kemudian saling mendorongkan kedua tangannya ke depan. Dan entahlah apa yang terjadi, tapi Grengor langsung membentengi tubuhnya dengan tangan kirinya. Dan tiba-tiba saja aku dapat melihat pohon-pohon di belakang Grengor tersayat kecil-kecil hingga tak berbentuk. Dan tangan kiri Grengor pun langsung penuh dengan goresan, tapi sepertinya tak melukainya.
Segera setelah hal –yang aku sendiri tak tau apa yang terjadi– itu berlalu, Grengor mengangkat tangan kirinya ke atas, memperlihatkan tangan kirinya yang penuh dengan goresan. Tapi tiba-tiba muncul cahaya dari tangan kirinya, dan juga mungkin dengan kobaran api, lalu ia memutar perlahan tangan kirinya dan menghentakkannya ke tanah. DHUARRR... Timbul ledakan besar di sana. Kilauannya. Ku tak dapat melihat apapun. Tapi ku dapat mendengar sebuah suara, ”Sampai jumpa, ShadowZ. Kali ini cukup sampai di sini saja, kita akan berjumpa lain kali.” Tiba-tiba ku merasa tubuhku terpelanting jauh ke belakang. Padahalnya jarakku dengan ledakan itu sudah cukup jauh, tapi ku merasa sakit di sekujur tubuh. Sakit sekali. Ku tak dapat melihat apa yang terjadi. Dan aku pun tak tau...
------------------------------
Fuh... sakit sekali tubuhku. Ku terbangun dan melihat diriku ternyata terjatuh dari tempat tidurku. Uh, ternyata aku tadi barusan terbangun dari mimpiku. Tapi, kenapa seluruh tubuhku memar dan terdapat banyak luka kecil. Sebenarnya apa yang terjadi. Sial.
Tanpa terlau memikirkannya lagi ku keluar dari kamar menuju kamar mandi. Apalagi jam telah menunjukkan pukul 05.30. Ku harus bergegas ke sekolah.
”Apa yang terjadi Jim?” tanya ibuku ketika ia melihatku berjalan menuju kamar mandi.
”Hanya bermimpi buruk, dan ku terjatuh dari tempat tidurku.”
”Kenapa bisa sampai ada bekas seperti memar seperti itu? Memangnya kau berakrobat di tempat tidur ketika tertidur.”
”Entahlah” jawabku singkat.
Ku langsung mandi dan bersiap berangkat ke sekolah tanpa memikirkannya lagi. Dan ketika ditanya teman-teman sekolah tentang memar yang ada di tubuhku, ku hanya bisa beralasan telah terjadi kecelakan kecil, yah... dengan berbagai detail alasan. Entahlah...
NB :
· Ini adalah cerita fiksi yang pertama kali ku buat (walau sudah dapat ide dari dulu, tapi baru kali ini sedikit lebih PD untuk menuangkannya). Jadi, tolong di maklumi jika ada banyak kesalahan dan tulisannya masih amburadul gak jelas.
· Nama-nama disebut dalam cerita ini hanya fiktif belaka dan cuma nama karangan si penulis. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan ataupun terasa menyinggung.
· Walau ku tahu tulisan ini masih buruk, tapi jika ada saja yang nekad dan putus harapan untuk meng-copas cerita ini >,< tolong disertai (cukup) inisial nama penulis, yaitu JeQ dan juga harap di link ke blog ini.
Sedikit penjelasan :
ReplyDeleteGrengor, dibaca Jren-jer