Wednesday, 22 May 2013 - , 2 comments

CERMIN DUA MUARA part XIV – Antara Teknik dan Sihir

Minggu sore menjelang, suasana matahari terbenam terpancar indahnya di halaman belakang rumah Epsa. Baik Ferdi, Knight, Epsa, maupun Stealth tampak bercucuran keringat di dalam kehangatan mentari sore saat itu.
Di tengah nafasnya yang memburu, tiba-tiba Ferdi bertanya, “Apakah mungkin kita menguasai elemen seperti ini…” Ferdi mengambil nafas sejenak, “lebih dari satu elemen?”

“Sejujurnya…” Stealth menjawab tenang, “secara teori bisa. Tetapi hal itu sulit, bahkan sangat sulit. Karena setiap aura memiliki kecocokan tersendiri terhadap suatu elemen.”
“Bagaimana kau tahu? Apakah ada yang pernah mencoba?”
“Aku tak tahu secara pasti. Tetapi katanya ada. Sayangnya, orang yang mencoba melakukan hal itu akan sulit berkembang, karena tak bisa memfokuskan pada satu titik. Seperti yang ku katakan, aura seseorang memiliki kecocokan tersendiri terhadap suatu elemen. Seseorang yang mencoba menggunakan elemen lainnya, tidak akan bisa menggunakan elemen lain itu secara optimal, karena auranya tidak cocok dengan suatu elemen itu.” Stealth menghela nafas sejenak, kemudian melanjutkan, “Bahkan pengendaliannya terhadap suatu elemennya yang sesungguhnya akan menjadi terganggu.”
“Itu artinya seperti akan ada penolakan dari dalam diri.”
“Kurang lebih seperti itu.”
Epsa yang sembari tadi terduduk di atas rerumputan, segera berdiri dan mengajak mereka, “Baiklah kalian semua, hari sudah sore. Sebaiknya kita istirahat sekarang ini.”
“Ah, baiklah.” Ferdi menyetujui. “Besok aku akan ada ulangan, aku harus segera pulang hari ini.”
“Ya, tetapi sebaiknya kau bersihkan dirimu lebih dulu sekarang. Dan kita akan beristirahat sejenak.”
Semua menyetujui ajakan Epsa. Mereka pun kembali memasuki rumah dan beristirahat.
*****

Di waktu istirahat sore, Ferdi berbincang-bincang sedikit bersama Epsa, dan terkadang ia juga meminta Epsa untuk mengajarinya beberapa hal sebagai bekal UNAS yang akan ditempuhnya semester depan.
Di tengah perbincangan mereka, Ferdi teringat akan latihan-latihan yang baru ia tempuh minggu pagi ini. Ferdi berpikir sungguh menakjubkannya dapat melakukan sesuatu hal yang luar biasa. Dapat mengendalikan angin, dapat menyerang suatu objek tanpa menyentuhnya, dan banyak hal lainnya. Semua yang ia lakukan seperti sihir. Sihir? Benar juga, pikir Ferdi. Ia teringat akan pertemuan awal mereka saat Stealth mengatakan sesuatu tentang Sihir Dunia Kegelapan.
“Uhm… bolehkan aku bertanya sesuatu pada kalian?” tiba-tiba Ferdi berusaha bertanya dengan ragu kepada Knight dan Stealth.
“Tentu saja. Tentang apa itu?” jawab Stealth meyakinkan.
“Sihir Dunia Kegelapan yang kau sebutkan waktu itu. Kenapa sihir seperti itu bisa dikatakan sihir terlarang.”
“Owh… tentang itu. Ya, karena sihir semacam itu merupakan sihir yang mematikan. Sihir terlarang merupakan suatu sihir pembunuh, bukan hanya membunuh lawan atau mangsanya, tetapi juga dapat membunuh penggunanya.”
“Apa maksudmu?”
“Sihir semacam itu merupakan sesuatu yang terkutuk. Sihir adalah sesuatu yang dapat memberikan efek samping. Dan sihir terlarang merupakan sihir yang paling menakutkan, karena dapat menyebabkan kematian.”
“Tunggu,” Ferdi menyela, “memberikan efek samping?”
“Ya, kenapa?”
“Ja.. jadi yang ku lakukan ini akan memberikan efek sampingnya padaku?”
“Apa maksudmu?”
“Ya, latihan yang baru kita lakukan ini? Bukankah kita ini berlatih sihir atau semacamnya? Jadi, apakah efek samping padaku nanti.”
Knight tertawa mendengar hal itu, tetapi Stealth berusaha menahan tawanya, kemudian berkata, “Ya, mungkin efek sampingnya kau akan kelelahan seperti sekarang.”
“Oh, jadi hanya itu, apakah sihir-sihir elemen menguras banyak tenagaku.” Tanya Ferdi kembali, merasa bingung dengan tawaan Knight.
Knight tertawa kembali dan berkata, “Kau kira kau bisa melakukan sihir?”
Kemudian Stealth menjelaskan, “Yang kita lakukan ini bukanlah sebuah sihir, bahkan di Gunryou, aku belum pernah menemukan seseorang yang bisa melakukan sihir.”
“Maksudmu?” Tanya Ferdi bingung.
“Sihir itu merupakan suatu kekuatan yang digunakan untuk sesuatu hal dengan menggunakan mantra tertentu dan biasanya juga diiringi dengan suatu objek pendukungnya, biasanya berupa gulungan mantra aneh. Sihir biasanya dapat melakukan hal-hal aneh yang berada di luar kemampuan seseorang dan biasanya juga merugikan.”
“Yang kita lakukan ini aneh, bukan? Dan di luar kemampuan.” Tanya Ferdi kembali.
“Bukan.” Jawab Stealth tegas. “Kita sama sekali tidak menggunakan sihir. Di Gunryou belum ada yang pernah melakukan sihir. Yang kita lakukan hanyalah sebuah teknik. Ya, itu tidak lebih dari sebuah teknik bertarung dengan menggunakan aura yang ada di dalam diri kita secara optimal. Yang kau pelajari tadi hanya sebuah teknik untuk mengeluarkan aura yang ada dalam dirimu dan memfokuskannya pada satu titik untuk melakukan satu hal. Seperti halnya auramu, kau menggunakan aura yang kau miliki untuk mengendalikan kekuatan angin yang berada di sekitarmu. Kau memfokuskan dirimu agar aura dalam dirimu menyebar keluar ke seluruh permukaan tubuhmu untuk melindungi tubuhmu dari serangan, atau kau dapat mengontrol aura di tubuhmu untuk menghembuskan angin ke sekeliling dan menggunakannya sebagai sebuah serangan. Dan juga kau bisa mengalirkan aura yang dimiliki ke dalam senjata.”Ferdi berpikir sejenak dan berusaha mencerna ucapan Stealth baik-baik, kemudian berkata, “Oh, jadi begitu. Yah… mungkin terdengar sedikit aneh atau tak masuk akal.”
“Tidak,” bantah Stealth, “semua itu masih masuk akal. Untuk menguasai suatu teknik tertentu, dibutuhkan latihan keras dan bersusah-payah, bahkan banyak teknik yang tidak bisa dilakukan, karena hal itu berada di luar kemampuan seseorang. Tetapi, berbeda dengan sihir, sihir adalah sesuatu yang tak masuk akal. Seseorang yang tak memiliki kemampuan dan tak pernah berlatih, dapat melakukan sesuatu hal aneh yang di luar kemampuannya, dan terkadang sesuatu hal yang mengerikan.”
“Maksudmu dengan sihir?” Tanya Ferdi.
“Ya, dengan sihir, seseorang dapat melakukan hal aneh seperti itu tanpa perlu memiliki kekuatan. Sihir tak perlu dilatih, hanya perlu memahami mantranya.”
 “Dan kenapa kalian tak ada yang menggunakan sihir? Apa itu terlarang di Gunryou.”
“Mungkin ya, tetapi sebenarnya karena kita tidak menguasai atau lebih tepatnya tidak mengetahui mantra dan lembar gulungannya.”
“Jadi, sebuah sihir membutuhkan suatu gulungan sihir dan menguasai mantranya?”
“Benar. Gulungan, tetapi katanya ada juga yang berbentuk bukan gulungan. Aku tak tahu pasti, karena memang di Gunryou sedikit yang mengetahui tentang sihir. Yang pasti, sihir membutuhkan suatu objek pembuat sihir dan mantra untuk mengeluarkannya.”
“Biar ku tebak.” Potong Epsa yang ikut berbicara, setelah dari tadi terdiam mendengarkan, “Diantara banyak sihir tertentu, objek pembuat sihir terlarang adalah yang paling sulit ditemukan dan sedikit sekali yang mengetahui mantranya.”
“Tepat.” Jawab Stealth. “Dan itulah yang membuatku bingung, kenapa orang-orang itu dapat membuat sebuah Sihir Dunia Kegelapan. Dari mana mereka mendapatkannya?”
“Tunggu dulu.” Potong Ferdi kembali. “Katamu Sihir Dunia Kegelapan merupakan sihir terlarang, dan sihir terlarang memiliki efek samping yang menakutkan, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penggunanya? Ya, kan? Aku tak salah dengar, bukan? Jadi, kenapa mereka mau menggunakan sihir itu. Apakah mereka tidak mengetahui efeknya.”
“Mungkin mereka tidak tahu, tetapi dia pasti tahu.”
“Dia? Siapa itu?” Tanya Epsa penasaran.
“Buronan kami. Robert. Dia adalah manusia biasa, tetapi entah mengapa dia mengetahui banyak hal di luar pengetahuan manusia, bahkan di luar pengetahuan kami juga. Dia mengetahui banyak hal yang mungkin tak diketahui oleh kami.”
“Jika dia mengetahuinya, kenapa dia melakukannya. Atau mungkin…” ucap Ferdi kembali dengan sebuah pertanyaan yang ia ragu.
“Kau pikir dia menyuruh yang lainnya melakukannya, karena mereka tidak tahu tentang efeknya.” Potong Stealth seperti telah membaca pikiran Ferdi.
“Ya, ku kira.”
“Ku pikir tidak.”
“Kenapa?”
“Karena Robert bisa melakukannya sendiri.”
“Maksudmu?”
“Aku sudah mengatakannya padamu sebelumnya, bukan? Sekarang Robert bukan lagi seorang manusia, karena dia …”
“Benar juga.” potong Ferdi. “Robert sudah mati, dan dia dihidupkan kembali, karena itu dia tidak akan terkena efek dari sihir terlarang, bukan?”
“Tepat.”
“Tetapi, jika sihir itu memang merupakan sihir hebat yang menakutkan, kenapa aku bisa meluluhkannya. Elgrad? Apakah legendary orb itu merupakan sesuatu yang hebat juga.”
“Tentu saja. Sesuatu yang melegenda memiliki kemampuan yang luar biasa. Terlebih lagi, sihir juga mengandung suatu elemen.”
“Kalau Elgrad mengandung elemen angin…” Ferdi terdiam sejenak, seperti sedang berpikir. “berarti Sihir Dunia Kegelapan mengandung elemen tanah.”
“Benar.”
Tiba-tiba Epsa memotong pembicaraan mereka, dan berusaha menyudahi percakapan sore itu. “Hari sudah menenggelamkan Sang Mentari,” ucapnya, “apa sebaiknya kau tidak pulang, Ferdi? Besok kau akan menghadapi ujian semester.”
“Ah, benar juga. Baiklah.”
“Biarkan mereka tinggal di rumahku. Untuk sementara, kau fokuskan dulu pada ujianmu. Serahkan saja pada kami dulu. Kami akan mencari informasi lebih lanjut dan pasti akan menemukan sang buronan itu.”
“Baiklah, terimakasih untuk semuanya, kak Epsa.” Ucap Ferdi untuk terakhir kalinya. Suasana pun kembali dalam keheningannya. Knight yang duduk menyudut, menyendiri dari yang lainnya, seperti tak ingin diganggu, sibuk mengasah dan mengurus kedua bilah pedangnya. Stealth, yang juga sudah membawa peralatannya ke rumah itu, tampak menyibukkan dirinya. Sementara Epsa, juga tampak sibuk mengurus dan menuntun Ferdi untuk meninggalkan rumah warisan orangtuanya itu.
Dan sebelum Fajar sempat kembali ke peraduannya, Ferdi sesegera mungkin kembali pulang ke rumahnya, sementara Knight dan Stealth yang mendapatkan izin untuk masih berada di sana, akan mendapatkan kesibukan tersendiri untuk mengurusi berbagai perihal dalam penyelesaian misi mereka.


2 Blogger-Comments
Tweets
FB-Comments

2 comments:

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^