Saturday, 12 May 2012 - , 0 comments

SENTUHAN MALAM (extra part) – Sebuah Akhir, Sebuah Awal




Di sebuah desa kecil di Seberida, pukul 11.00 siang. Seluruh anggota keluarga dan kaum kerabat berkabung atas pemakaman seorang pelajar SMA pada pukul 09.00 tadi. Pelajar ini ditemukan meninggal dunia oleh ibunya ketika ia tertidur pulas dan tak jua bangun hingga jam 06.00 pagi. Pelajar ini adalah Jim. Ia meninggal dunia secara mendadak tanpa ada penyebab yang jelas sebelumnya. Sebelum dimakamkan, ibunya telah membawa Jim ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan pihak rumah sakit, menyebutkan bahwa Jim mengidap penyakit yang jarang terjadi, yaitu Granulomatosis Wegener. Penyakit ini memang jarang terjadi, dan biasanya dimulai dengan peradangan pada lapisan hidung, sinus, tenggorokan dan paru-paru, dan bisa berkembang menjadi peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh. Menurut penjelasan dokter kepada ibu Jim, penyakit ini masih belum diketahui penyebab pastinya, penyakit ini mirip dengan infeksi, tetapi tidak ditemukan organisme yang menginfeksi. Tetapi penyakit ini dapat diketahui gejalanya, yaitu berupa gangguan saluran pernafasan bagian atas, hingga dapat berkembang menjadi peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh. Sebagai akibatnya, luka akan timbul di kulit dan menyebar secara luas, menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang hebat di kulit. Dan gejala-gejala ini ditemukan pada Jim. Hasil otopsi menunjukkan adanya peradangan pada paru-paru Jim, dan mengarahkan pada kesimpulan dokter bahwa Jim positif terkena penyakit langka ini.



Setelah mendapatkan berbagai penjelasan dari dokter, ibu Jim merasa menyesal karena tidak memeriksakan anaknya ketika Jim mengalami kejadian atau gejala aneh akhir-akhir itu. Ibu Jim merasa bahwa memar, luka, dan tubuh Jim yang tampak sehat sebelum kematiannya diakibatkan penyakit yang ia derita, yang tak pernah diceritakan pada ibunya. Kini, keluarga Jim hanya dapat berduka atas kematiannya.

Di sisi lain, jauh dari dunia manusia. Di En-Ga, salah satu dari kelima kawasan besar di dunia liteirin. Empat pemuda berpakaian serba hitam berlari dengan cepat dan sesekali melompat-lompati pepohonan. Mereka semua mengarah pada satu tempat. Cukup jauh di seberang mereka, mereka dapat melihat sebuah tempat tinggal kecil dengan atap seperti bangunan kuil. Mereka berempat tiba-tiba berhenti tepat ketika berada di depan pintu tempat itu, mereka terduduk dengan salah satu lutut menyentuh tanah. Kemudian, salah satu dari mereka berdiri perlahan. Ia memandang ketiga temannya dan langsung direspon dengan anggukan. Ia berjalan menuju pintu tempat itu, kemudian membuka pintu perlahan. Terlihat sesosok wajah yang berumur dihadapan pemuda itu ketika ia membuka pintu. Sosok tua itu duduk menyilangkan kakinya di depan sebuah meja rendah.
”Kau rupanya, Enju.” ucap sosok tua itu membuka pembicaraan.
”Maaf, Tetua.” pemuda itu membalas dan segera berhenti, mengambil nafas sejenak. Ia maju hingga ke depan meja dan duduk dengan ditopang salah satu lututnya. ”Anda pasti sudah mendengar kabarnya.” lanjutnya. ”Fuh...” pemuda itu mengambil nafas lagi. ”Kabar buruk ini. Kabar terburuk bagi Gunryou.”
”Sampaikan apa yang perlu kau sampaikan, Enju.” balas tetua.
”Baiklah.” jawab Enju dengan nada ragu. ”Laporan dari penjaga di gerbang dimensi. Telah terjadi kerusakan parah di jalan penghubung. Untuk sementara waktu gerbang dimensi tak dapat digunakan, artinya takkan lagi ada interaksi antara liteirin dan manusia untuk sementara ini. Dan...” tiba-tiba suaranya terbata-bata bagai tak sanggup untuk menyampaikan. ”Captain ShadowZ yang bertugas di sana....” tampak Enju tak sanggup lagi meneruskan ucapannya.
”Ya, aku sudah tahu. Kay sudah meninggal dunia dalam misi menyelamatkan dunia ini.”
”Yy.. ya, ini adalah berita buruk bagi Gunryou.” jawab Enju dengan nada rendah.
”Lebih dari buruk. Sekarang, laporkan dahulu apa saja yang kau dapat.”
”Baik! Captain ShadowZ meninggal sebelum berhasil menghentikan rencana Grengor dan Robert. Tapi tampaknya, setelah kematian ShadowZ, terdapat seseorang dari ras manusia yang dibebankan tugas untuk menyelesaikan misi ShadowZ.”
”Hemh.... manusia yah... tak ku sangka.”
”Ya. Kami belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai manusia ini. Entah mengapa ShadowZ memberikan kepercayaan kepadanya.”
”Sepertinya dia orang hebat.”
”Tetapi kami juga mendapat informasi bahwa kemungkinan manusia ini juga meninggal ketika menyelesaikan misi. Tetapi dia telah berhasil menghentikan rencana Robert sekaligus menghancurkan seluruh isi jalan penghubung.”
”Bagaimana dengan kerusakannya?”
”Kerusakan yang terjadi mencapai 90 persen. Untuk sementara ini, kemungkinan gerbang dimensi tak dapat digunakan.”
”Kapan jalan penghubung dapat kembali normal?”
”Entah, tetapi mungkin jalan penghubung dapat kembali pulih dalam 4 atau 5 tahun ke depan. Tetapi bagaimanapun, kita tak bisa mengatur dan mengendalikannya.”
”Baiklah, tak buruk.” jawab sosok tua itu dengan suara sengau tapi tetap tegas.
”Dan maaf, Tetua. Kami tidak berhasil memperoleh jasad Captain ShadowZ.” ucap Enju, kemudian menghela nafas sejenak. ”Maaf, ini semua salahku.”
”Kau tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Setidaknya dia telah gugur dalam misi sangat penting ini. Itu adalah sebuah kehormatan baginya.”
”Tapi ini adalah malapetaka besar bagi Gunryou. Andai saja ketika itu aku ikut membantu bersamanya.” ucap Enju memburu.
”Tenangkan dirimu dulu, Enju. Kau sama sekali tak bersalah. Ketika itu kau juga memiliki misi penting di daerah perbatasan di Eltern.” Kemudian suasana hening untuk sementara. ”Para tetua juga sudah mempertimbangkan calon pemimpin baru sebelumnya.” lanjut sosok tua itu.
”HAH... siapa?”
”Tenanglah... Dengarkan baik-baik. Sebelumnya, kami sudah mencoba mempertimbangkan berbagai hal mengenai sosok pemimpin Gunryou. Dan kami menemukan sosok yang pantas menggantikan Kay jika ada kondisi seperti ini.”
”SIAPA?” ucap Enju memburu.
”Itu tidak lain adalah dirimu.”
”Apa? I, i, itu tidak mungkin. Aku tak pantas menjadi pemimpin. Lagipula...”
”Kami sudah mempertimbangkannya, Enju.” potong sosok tua itu. ”Satu-satunya orang yang memiliki kemampuan sebanding dengan Kay adalah kau. Kau juga memiliki jiwa pemimpin yang tegas. Selain itu, kau juga sahabat sejak kecilnya. Kau pasti sudah dapat memahami sosoknya.”
”Tapi....”
”Baiklah.” ucap sosok tua itu seperti tak memberikan Enju kesempatan berbicara. ”Sekarang kumpulkan keenam Tetua yang lain, juga dewan-dewan penting di En-Ga. Kita akan berkumpul En-Ga Court.”
”Baik. Laksanakan!” tanpa banyak bicara lagi, Enju segera berbalik dan hendak keluar dari tempat itu. Tetapi tiba-tiba terdengar sosok tua itu kembali berkata.
”Juga sampaikan pada Stevalinn.”
”Ni.. Knight?” jawab Enju ragu. ”Ba.. Baik!”

Tepat di depan tempat tinggal itu, tiga pemuda sudah menunggu. Tampak pintu tempat tinggal itu terbuka perlahan. Sosok Enju tampak keluar menyambut mereka.
”Bagaimana, Stealth?” segera salah satu dari tiga pemuda itu bertanya kepada Enju.
”Semuanya!” jawab Enju yang dipanggil pemuda tadi dengan sebutan Stealth. ”Kumpulkan para Tetua dan dewan-dewan penting. Kita akan berkumpul di En-Ga Court.”
”Baik!” jawab ketiga pemuda itu dengan tegas. Dan tiba-tiba salah seorang dari mereka melompat dan menghilang dari pandangan. Kemudian, pemuda yang berikutnya juga melakukan hal yang sama. Dan pemuda yang lain juga hendak melakukan hal yang sama. Tetapi tiba-tiba Enju menghentikan gerakannya.
”Tunggu, Iron!”
”Ada apa, Stealth?” jawab pemuda yang dipanggil Iron tersebut.
”Ada kepentingan lain yang harus diselesaikan terlebih dahulu.”

Di tempat lain di dunia liteirin, Eltern. Tampak sosok pria bertubuh jangkung melangkah di dalam kegelapan gedung kuno yang telah usang. Ia terus melangkah masuk hingga memasuki ruangan yang diterangi oleh cahaya redup. Pria itu dapat melihat sesosok pria tua bertubuh pendek dan rambut yang sudah putih.
”Ada urusan apa lagi kau datang ke sini, Lietro!” ucap pria tua itu ketika melihat pria bertubuh jangkung itu sudah memasuki ruangan.
”Sicht.... tak ada apa-apa, Dr. Gouse.” jawab pria jangkung yang dipanggil Lietro sambil menghampiri meja usang dan duduk di atasnya.
”Sepertinya ini tampak buruk.”
”Jih... kau tahu kabar terkini, bukan?”
”Maksudmu mengenai hancurnya jalan penghubung.” Dr. Gouse terdiam sejenak, tetapi tak ada balasan. ”Tentu saja.” lanjutnya. ”Walau begini, aku selalu tahu kabar-kabar seperti itu. Tapi, itu berita bagus untukmu bukan? Pimpinan Gunryou...”
”Yah...” potong Lietro dengan wajah dingin tak menyenangkan.
”Tapi kabar itu belum menyebar yah...”
”Tentu saja. Itu bisa jadi masalah besar bagi Gunryou. Para Tetua bodoh itu sekarang pasti sedang merencanakan sesuatu.”
”Ya. Dan bagaimana dengan Grengor dan manusia Robert itu?”
”Jich.... kau tak usah bertanya mereka lagi. Makhluk-makhluk bodoh itu tak berguna. Mereka tewas begitu saja di jalan penghubung.”
”Licik. Dan kau kabur.”
”Tidak, aku tidak kabur. Aku hanya mencari saat yang tepat saja.” ucap Lietro dan kemudian bangkit berdiri.
”Fyuh.... seperti biasa kau licik. Memanfaatkan mereka begitu saja.” Dr. Gouse menghela nafas sejenak. ”Tapi ingatlah, aku sama sekali tak berpihak padamu. Aku tak sebodoh mereka.”
”Ya, aku tahu.” kata Lietro sembari melangkah pergi.
”Mau ke mana kau?”
”Mungkin ke Kepta. Mencari permainan baru, atau sekadar menghela nafas.”
”Oh, iya, kau ingat, kan?”
”Apa?”
”Robert memiliki life-stone. Dan sepertinya dia telah menggunakannya. Mungkin kau bisa memainkannya lagi.”
”Yah...” balas Lietro sambil tetap melangkah perlahan. ”Tapi bukankah benda itu masih di jalan penghubung.” Kini Lietro mulai menghilang dari pandangan.
”Owh...” ucap Dr. Gouse ketika Lietro sudah tak tampak dari pandangannya.

Seberida, pukul 03.00 sore. Rumah Jim sudah tampak sepi dari kerumunan orang. Tetapi suasana sedih masih terpancar di sana. Di dalam rumah itu, tampak masih ada seorang sahabat baik Jim, Epsa. Walau ia sudah dijelaskan tentang penyebab kematian Jim berdasarkan hasil otopsi dokter oleh ibu Jim, ia masih merasakan hal ganjil, aneh, dan sesuatu yang membuatnya penasaran.
Epsa masih ragu dengan apa yang terjadi. Tiba-tiba ia memberanikan diri untuk bertanya pada adik Jim yang duduk bersamanya, ”Ehm... dek, sebelum kakak meninggal, apakah ada hal aneh yang terjadi?”
”Aneh gimana ya, kak? Ya kayaknya gak ada seh...” jawab Ferdi polos.
”Ehm... mungkin pernah cerita-cerita gitu?”
”Eh, kayaknya pernah cerita tentang bertarung-bertarung gitu, kayak di game-game mungkin gitu ya..”
Epsa hanya termenung diam. Ia seperti memikirkan sesuatu. Tetapi beberapa saat kemudian ia kembali berbicara dengan suara rendah, ”Jim pernah mengatakan hal aneh padaku, apa ada sesuatu hal yang terjadi ya?”
”Apa ya, kak?”
”Ia juga berbicara hal aneh pada kita?” tiba-tiba ibu Jim yang keluar dari belakang ikut mengangkat suara.
”Hal aneh seperti apa ya, tante?” tanya Epsa penasaran.
”Entahlah, dia berbicara seperti ada sesuatu yang membahayakannya akan terjadi pada dirinya, awalnya tante ya menganggapnya sepele. Tetapi tak disangka ini terjadi.” Ibu Jim terdiam sejenak, kemudian kembali berbicara. ”Eh, tapi ketika itu ia mengatakan bahwa sesuatu yang membahayakan itu seperti pertarungan gitu. Makanya tante menganggap itu mungkin hanya imajinasinya.”
Epsa hanya diam memikirkan itu. Ia terlihat mencerna perkataan ibu Jim perlahan. Epsa terlihat hendak berbicara, tetapi kemudian kembali terdiam.
”Oh, terimakasih kalo begitu.” Epsa segera bangkit. ”Sudah sore. Saya pulang dulu.”
”Terimakasih kalau bergitu ya nak Epsa.”
”Sama-sama tante.” Epsa lekas beranjak pergi setelah menutup perbincangan sore itu.

Di dunia manusia. Epsa, sahabat Jim, masih penasaran dengan apa sebenarnya yang terjadi pada Jim hingga ia meninggal dunia. Dia berusaha mencari tahu fakta sesungguhnya. Sedangkan Ferdi, adik Jim yang masih berumur 10 tahun, belum mengerti apapun dengan apa yang terjadi. Lain halnya dengan Billy, pelajar dari sekolah yang berbeda dengan Jim maupun Epsa, pelajar yang pernah bertarung melawan Jim dan kalah. Semenjak kekalahannya, ia bertekad untuk menjadi lebih kuat untuk dapat menebus kekalahannya.
Di dunia liteirin. Para petinggi Gunryou sibuk dan gelisah setelah kematian ShadowZ, seseorang dengan nama asli Kay Arin yang merupakan pemimpin Gunryou ketiga. Mereka sedang mengadakan rapat penting membahas keberlangsungan Gunryou. Stealh, salah satu anggota senior Gunryou, ditugasi untuk membawa Knight ikut bersamanya. Kini, Gunryou sedang mengalami masalah besar dan kepanikan pun melanda.
Di lain pihak, Lietro, anak buah terakhir Grengor yang masih hidup, merencanakan sesuatu yang lain. Secara rahasia ia memiliki ambisi dan tekad tertentu. Bahkan Grengor, sebelumnya tidak mengetahui siapa sebenarnya Lietro. Seluruh identitas dan keberadaannya belum diketahui. Ia datang dan melenyap begitu saja. Bahkan, sebenarnya dia bukanlah anak buah Grengor.
The End…

Download Full Story of "Sentuhan Malam"

Kotak Curhat


Jadi, apakah semua cerita ini telah berakhir? Dan apa yang sebenarnya terjadi di balik semuanya?
Tidak...
Ya..
Akhir dari sebuah kisah akan mengawali kisah yang baru.

Next Project...
"CERMIN DUA MUARA"



Nb : nama penyakit dan berbagai penjelasan tentangnya benar apa adanya... kalo gak percaya, tanya aja sama mbah google...



0 comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik akan selalu meninggalkan jejak... ^_^